Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pasar Tradisional Halilulik yang Instagramable dan Persoalan Kemacetan Lalu Lintas Jalan Raya

2 September 2024   21:49 Diperbarui: 2 September 2024   21:51 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasar kain tenun Timor/Kompas.id

BERBICARA tentang Pasar Tradisional tidak akan habis-habisnya, karena justru kehadiran pasar tradisionallah yang memberi kehidupan kepada masyarakat, baik sebagai penjual atau pedagang maupun sebagai pelanggan atau pembeli.

Hal tersebut senada dengan definisi pasar yang dikemukakan Pitter Kotler, seorang Konsultan dan Profesor Pemasaran dari Amerika Serikat bahwa Pasar adalah tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa (2002).

Mengenal Halilulik

Kali ini penulis akan memperkenalkan sebuah pasar tradisional yang sering disebut juga 'pasar tumpah' yang ada di Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu yaitu Pasar Halilulik.

Disebut Pasar Halilulik karena berlokasi di Halilulik, ibukota Kerajaan Naitimu pada zaman kerajaan dulu. Kini Kota kecil Halilulik yang telah terkenal pada zaman kolonial Belanda karena menjadi pusat Gereja Katolik setempat, dan sekaligus tempat kedudukan pimpinan Gereja  kala itu, sedang mempercantik diri dengan berbagai pembangunan.

Selain itu, Halilulik sebagai salah satu wilayah teritorial Desa Naitimu merupakan satu-satunya tempat perolehan kebutuhan masyarakat, karena Halilulik sebagai 'kota lama'.

Waktu Pembukaan Pasar

Namanya juga pasar tradisional. Sebagai pasar tradisional yang beroperasi sekali seminggu pada hari Kamis, pasar Halilulik menyimpan banyak cerita.

Pasar sekali sepekan pada hari Kamis itu juga menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di beberapa wilayah seperti Tasifeto Barat, Nanaet Dubesi, Raimanuk dan Biboki Utara untuk menjadi tempat berbelanja atau membeli kebutuhan hidup.

Para pedagangnya datang dari berbagai tempat. Sejak hari Rabu Sore hingga malam, para pedagang sudah membuka dan menyiapkan barang-barang jualannya. Karena itu meskipun penerangannya remang-remang, sore hari hingga malam sudah terjadi transaksi bisnis di tempat pasar itu.

Waktu pembukaan pasar pun tidak pasti. Para pedagang sudah siap-siap sejak malam. Lalu pada pagi hari sejak subuh, para pembeli sudah memadati arena pasar. Karena lokasi pasar sangat dekat dengan jalan umum atau jalan negara, maka sering terjadi kemacetan di jalan raya akibat adanya pasar tumpah. 

Banyak penjual menjajakan barang jualannya hingga ke pinggir jalan sehingga sering menghambat lalulintas jalan raya.  Praktis pasar sudah mulai dibuka pada jam 6 pagi hingga pkl. 12.00 siang.

Apa Saja Yang Dijual di Pasar Halilulik

Ada aneka macam barang yang dijual di pasar tradisional Halilulik ini, mulai dari kebutuhan pangan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, kacang-kacangan, daging dan ikan. 

Selain sembako yang relatif murah, ada juga jual beli hewan-ternak seperti babi, kambing, ayam kampung, burung, dan ternak kecil lainnya yang dikenal lebih murah dibandingkan dengan yang didapatkan di pasar harian lainnya. 

Sementara itu ada juga hasil-hasil pertanian seperti ubi-ubian, pisang, dan buah-buahan seperti kelapa, jeruk, advokat, labu siam, mentimun, dan semangka. 

Ada juga aneka kuliner yang menarik perhatian seperti kuliner tradisional antara lain sagu atau 'akarbilan', Erwe, jagung bose, ubi dan pisang rebus.

Di pasar Halilulik juga Anda dapat membeli aneka kain tenun dari berbagai motif seperti motif Tetun, Marae atau Bunaq, Kemak, dan Insana atau Dawan. Semuanya indah berwarna-warni, cocok untuk dipakai sebagai  selimut maupun untuk menjahit baju, jas dan pakaian wanita lainnya. 

Patut ditambahkan juga bahwa tidak ketinggalan perdagangan jasa dalam aktivitas pasar dalam bentuk kuli angkut barang, ojek, dan beberapa jasa penyedia modal usaha.

Ilustrasi Pasar Macet/Pos-Kupang.com
Ilustrasi Pasar Macet/Pos-Kupang.com

Persoalan Pasar Tumpah dan Kemacetan Lalu Lintas

Salah satu persoalan yang dihadapi pasar Halilulik adalah kemacetan di jalan raya. Karena lokasi pasar agak sempit sehingga tidak mampu menampung seluruh pedagang dan pembeli, maka mau tidak mau terpaksa orang melakukan transaksi bisnis juga di depan jalan. Akibatnya lalu lintas jalan raya dari Atambua ke Betun, Ibukota kabupaten Malaka atau sebaliknya terganggu sehingga menyebabkan kemacetan karena banyaknya kendaraan yang parkir di bahu jalan.

Kemacetan itu terjadi mulai jam 7.00 sampai jam 10.00. Sering kemacetan terjadi berjam-jam hingga melelahkan orang yang membawa kendaraan bermotor, terutama roda empat.

Meskipun Pasar Halilulik terletak tidak jauh dari Polsek Tasifeto Barat, Resort Belu, namun rasanya sulit untuk mengatur ketertiban pasar karena ramainya masyarakat penjual dan pembeli.

Selain ramainya dan sempitnya lahan pasar yang berlokasi di Desa Naitimu, kemacetan juga ditimbulkan dari para pedagang yang berasal dari tiga kabupaten lainnya karena Halilulik letaknya sangat strategis.

Rekomendasi Wisata

Satu terobosan yang dilakukan oleh Kapolres Belu saat itu (2023-2024), AKBP Richo Nataldo Devallas Simanjuntak dan Kapolsek Tasbar Ipda Sam Ihim adalah dengan memindahkan penjual dari pinggir jalan ke pasar UMKM di depan Polsek Tasifeto Barat. Tujuannya adalah untuk membebaskan pasar Halilulik dari persoalan kemacetan lalu lintas karena orang berjualan di bahu jalan.

Dengan menyediakan lahan sebagai solusi pemecahan masalah kemacetan yang sudah terjadi sejak awal berdirinya pasar Halilulik itu kini bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian lahan kosong milik Polsek Tasifeto Barat menjadi solusi karena menjadi pasar UMKM.

Untuk menarik para wisatawan dan pengunjung pasar, selain membangun lapak-lapak bagi pasar UMKM sehingga menjadi lokasi pasar yang instagramable bagi para pengunjung, di pasar tradisional Halilulik juga sering pada hari Rabu malam  diadakan pertunjukkan musik dan tarian daerah sehingga menarik bagi masyarakat dan peminat budaya untuk berkunjung ke pasar yang bukan hanya sebagai tempat jual beli barang, tetapi sekaligus sebagai tempat rekreasi.

Pasar tradisional juga bisa dijadikan sebagai medan untuk memperkenalkan budaya daerah dan aneka hasil karya kerajinan tangan masyarakat kepada para pengunjung pasar baik domestik maupun mungkin berasal dari mancanegara.

Berbagai kemajuan yang dialami, termasuk membebaskan pasar Halilulik dari kemacetan lalulintas ikut juga memperkenalkan Pasar Tradisional Halilulik melalui berbagai kesempatan dan media seperti #Instagram #TikTok #Facebook #YouTube, agar Pasar Halilulik semakin dikenal sebagai Pasar Tradisional yang Instagramable.

Selamat Datang di Pasar Halilulik dan nikmatilah berbagai kuliner tradisional yang dijual di Pasar tersebut.

Atambua: 02.09.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun