Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seiring Bertambahnya Usia, Akankah Seseorang Makin Bahagia?

2 September 2024   11:52 Diperbarui: 2 September 2024   12:08 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebahagiaan seiring bertambahnya usia/JawaPos.com

INI SEBUAH pertanyaan yang sulit untuk dijawab, namun hanya bisa untuk direnungkan! Benarkah demikian bahwa seiring bertambahnya usia hidup seseorang, ia makin bertambah bahagia?

Tidak bisa kita pungkiri bahwa kebahagiaan itu merupakan tujuan yang selalu dicari dan dikejar orang. Namun berbicara tentang kebahagiaan, itu sesuatu yang relatif. Penghayatan terhadap kebahagiaan itu berbeda-beda menurut masing-masing orang. Apa yang menurut saya bahagia, belum tentu diterima oleh orang lain. 

Lantas, apakah kebahagiaan itu fatamorgana?  

Setiap kali seseorang merayakan ulang tahun kelahiran, kita mengatakan 'bahagia' atau 'semoga semakin bahagia.' Itu sebuah harapan. Namun kapankah kebahagiaan itu akan terwujud?

Kebahagiaan itu antara cita-cita dan kenyataan! Kejarlah daku kau kutangkap?

Semakin tua seseorang, ia dihadapkan dengan berbagai tantangan fisik, emosional, dan mental yang bisa saja menggerogoti kebahagiaan kita.

Namun meskipun demikian, sebenarnya adakah cara-cara untuk mengatasi tantangan-tantangan fisik, emosional dan mental itu untuk mencapai apa yang dinamakan kebahagiaan itu?

Seperti dilansir dari Hack Spirit bahwa untuk mengatasi semua itu, seseorang mesti melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat. Dengan membebaskan diri dari kebiasaan tidak sehat itu, niscaya kita menggapai kebahagiaan, sebagaimana kita cita-citakan dan menjadi kenyataan.

Dari berbagai pengalaman dan berdasarkan bacaan-bacaan, ada sekurang-kurangnya 7 (tujuh) kebiasaan yang sebaiknya seseorang tinggalkan jika ingin bertambah bahagia seiring bertambahnya umur.

Satu : Mengasihani Diri Sendiri

Menurut Irfan Ferdiansyah dalam JawaPos.Com (1/9/2024),  mengasihani diri sendiri merupakan suatu jebakan yang seringkali tidak kita sadari. Ketika Anda fokus pada kesulitan dan penderitaan yang dialami, Anda akan cenderung untuk mengabaikan hal-hal baik yang masih ada dalam hidup ini.

Orang yang selalu merasa kasihan terhadap diri sendiri akan sulit untuk keluar dari persoalan, sebab dia akan mengeluh terus menerus dan bahkan selalu protes karena merasa diri sendiri tidak mampu melakukan sesuatu. Perasaan ini justru akan memperburuk kondisi mental dan emosional Anda, jika Anda terus bertahan dengan kebiasaan ini.

Maka dianjurkan agar lebih baik bila kita fokus pada hal-hal yang positif yang masih bisa dilakukan dan dinikmati. Nikmatilah apa yang ada, dan berjuanglah untuk menggapainya!

Dua: Menolak Perubahan

Orang yang selalu menolak perubahan adalah orang yang tidak mampu bersaing. Perubahan itu sendiri adalah hal yang pasti terjadi dalam hidup, termasuk seiring bertambahnya umur pada seseorang.

Menolak perubahan hanya akan membuat Anda makin bertambah sters dan kemungkin sulit untuk beradaptasi.

Maka sebaiknya Anda berusaha untuk menerima perubahan dengan rasa lapang dada sebab memang kenyataan, perubahan sekecil apapun akan terjadi setiap hari seiring terbitnya matahari.

Karena itu orang yang bahagia adalah orang yang hidup dengan fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi sebagai kunci untuk tetap bahagia dan sejahtera.

Tiga: Menyimpan Dendam

Orang yang suka menyimpan dendam adalah orang yang suka memikul beban, karena dendam adalah beban berat yang hanya akan menguras tenaga, energi dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang menjadi cita-cita tak akan menjadi kenyataan karena dihalangi oleh sikap dendam.

Orang bijak mengatakan, saat Anda memendam rasa dendam dan amarah, Anda membiarkan emosi dan pikiran perasaan negatif mengendalikan hidupmu. 

Maka belajarlah untuk pertama-tama memaafkan bukan hanya demi orang lain, tetapi juga demi dirimu sendiri. Hanya dengan memaafkan, Anda akan membebaskan diri dari beban emosional yang membelenggu dan membuka jalan untuk kedamaian batin Anda.

Empat: Terlalu Memikirkan dan Menyesali Masa Lalu

Setiap orang mempunyai masa lalu. Bahkan setiap orang pernah melakukan kesalahan pada masa lalu. Demikian juga memiliki penyesalan-penyesalan tertentu.

Namun apabila seserang terlalu atau terlampau fokus pada kesalahan masa lalu, dia hanya akan terbebani dan itu akan menghambat untuk  maju dan berusaha menikmati apa yang ada sekarang ini.

Orang yang selalu meratapi kesalahan masa lalu adalah orang yang menolak kemajuan. Maka fokuslah pada hal-hal yang bisa Anda lakukan sekarang ini, dan perbaikilah dirimu sekarang, tak perlu hidup terus dalam penyesalan berkepanjangan. Tetapi sebaliknya berusahalah untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Lima: Mengabaikan Kesehatan dan Mengejar Kenikmatan

Kita tidak bisa memungkiri bahwa seiring bertambahnya usia seseorang, kesehatan menjadi hal yang semakin penting untuk diperhatikan.

Sebab mengabaikan kesehatan fisik dan menatl demi bekerja dan mengejar cita-cita dan kenikmatan,  hanya akan bisa berdampak serius pada kualitas hidupmu.

Banyak orang berpikir keliru. Dia berpikir bahwa kesehatan itu tidak penting. Yang penting adalah kejar kenikmatan. Padahal sebaliknya. Maka mulailah untuk menerapkan gaya hidup sehat. Perlunya olahraga secara teratur, menjaga pola makan dan minum, perlunya asupan gizi seimbang, dan beristirahat yang cukup. Relaksasi, meditasi dan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan, akan menambah kebahagiaanmu.

Enam: Membandingkan di dengan orang lain.

Salah satu kelemahan manusia adalah suka membandingkan dirinya dengan orang lain, terutama secara negatif. Pada hal setiap orang punya rekam jejak yang berbeda. 

Setiap orang punya perjalanan hidup masing-masing. Punya persoalan, tantangan dan keberhasilan yang berbeda. Maka sebaiknya Anda fokus pada pencapaian-pencapaianmu sendiri sambil tetap menghargai kemajuan yang telah Anda buat.

Hanya dengan begitu, Anda akan lebih merasa puas dan bahagia dengan diri sendiri dan apa yang ada padamu.

Tujuh: Menghindari Pergaulan atau hubungan sosial

Banyak orang yang merasa semakintua ia semakin tidak membutuhkan pergaulan atau hubungan sosial dengan sesama. Ini suatu pikiran yang keliru.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial atau pergaulan dengan sesama yang kuat akan sangat penting untuk menggapai kebahagiaan dan kesehatan mental yang baik.

Ada orang yang semakin bertambah umur, bukannya semakin terbuka, tetapi malah ia mengisolasi diri. Seharusnya terus menjalin hubungan dan relasi dengan keluarga, teman, dan komunitas di mana Anda berada.

Hubungan sosial yang baik akan berpengaruh pada kehidupan emosional yang baik karena bergaul dengan banyak orang baik. Demikian pun dengan membangun hubungan yang baik, kita semakin memiliki banyak kawan. 

Maka marilah kita berjuang untuk semakin bergaul dengan banyak orang baik dan membangun hubungan sosial yang baik pula dengan mereka, maka secercah cahaya kebahagiaan pasti akan muncul.

Bagaimana Menggapai Kebahagiaan itu?

Para pakar mengatakan bahwa kebahagiaan seiring bertambahnya usia bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Secara umum bisa dibenarkan bahwa seharusnya dengan semakin bertambah usia orang makin bahagia.

Tapi kenyataannya? Kebahagiaan sebenarnya bukanlah tujuan akhir dari hidup ini, tetapi suatu perjalanan yang perlu dijaga dan diusahakan untuk dinikmati setiap hari.

Dengan melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat dan fokus pada hal-hal positif, percayalah Anda bisa menjalani hidup yang lebih bahagia dan bermakna.

Jadi jalanilah hidup ini, dan berusahalah untuk menikmati hidup ini setiap hari. Sebab kebahagiaan itu akan datang, bila Anda sungguh menghayatinya! 

Semoga bermanfaat.

Atambua: 02.09.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun