Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Batasi Konsumsi Gula dan Garam, Rahasia Menuju Hidup Sehat

31 Juli 2024   08:58 Diperbarui: 1 Agustus 2024   14:41 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Batasi Gula dan Garam dalam konsumsi. ((ThinkStock/gpointstudio via Kompas.com)

Sejak kecil kita sudah familiar dengan ungkapan yang berbunyi: "Hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa garam. Demikian pula hidup tanpa kasih sayang ibarat kopi tanpa gula". Memang di sini fungsi garam dan gula hanyalah penambah rasa enak dan pemberi rasa manis. 

Menarik bahwa Kompasiana mengangkat topik pilihan 'Rahasia lepas dari kecanduan konsumsi gula dan garam'. Hal ini tentu cukup beralasan bahwa pada porsinya yang pas, gula dan garam berfungsi sebagai pemanis dan pengenak rasa. Namun bila sudah kelewat banyak, malah dapat menjadi penyebab berbagai penyakit.

Untuk itu Kompasiana mengajak para Kompasianer untuk saling berbagi rahasia dan resep untuk meninggalkan kecanduan pada gula dan garam, tentunya demi kesehatan dan kehidupan yang lebih baik.

Pada kesempatan istimewa ini, izinkan saya untuk ikut berpartisipasi menyumbangkan sebuah gagasan sederhana menuju hidup sehat tanpa gula dan garam. Mungkinkah? Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Bagi orang yang berjuang, selalu ada jalan keluar.

Okey. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita ikuti rahasia untuk meninggalkan kecanduan pada gula dan garam, demi kesehatan.

Batasi pemakaian gula dan garam

Waktu masih berumur anak-anak, saya termasuk salah satu dari sekian banyak anak yang suka makan gula pasir. Saya sering sekali mengambil gula di dalam lemari atau di dalam toples (tempat gula), menaruh gula di tangan dan memakannya begitu saja.

Demikian pun garam. Kami sering sekali mengambil garam dari dapur atau meja makan, lalu membungkusnya pada daun pisang atau daun kopi, dan memakanya bersama asam atau buah mangga mentah. 

Dapat dibayangkan betapa banyaknya gula dan garam yang sudah mengendap di dalam perut dan menyebar ke seluruh tubuh sejak kami masih kecil.

Namun kami sendiri tidak tahu apakah gula dan garam yang kami makan itu berfungsi baik untuk kesehatan tubuh pada masa itu atau tidak, sekali lagi kami tidak tahu sampai saat ini.

Nah, sekarang, seiring perjalanan waktu dan bertambahnya usia, sudah ada peringatan bahwa mengkonsumsi gula dan garam kebanyakan akan memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi dan berakibat pada penyakit diabetes dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun