Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia 2024: Janganlah Membuang Aku pada Masa Tuaku

27 Juli 2024   06:26 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:28 3472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Paus Fransiskus dan Lansia /sumber: Pena Katolik

Kakek Hans dan Nenek Rita ditemukan tetangga telah meninggal dunia di dalam kamar rumah mereka pada Selasa, 16 Juli 2024. Menurut cerita Dian Deedee Ronawati melalui akun facebooknya, berdasarkan hasil visum, Opa Hans dan Oma Rita telah meninggal sekitar 4 sampai 5 hari lalu.

Menurut cerita Dian, Opa Hans dan Oma Rita memiliki 3 orang anak laki-laki. Sayang ketiga anak laki-laki itu jarang sekali berkunjung atau mengajak oma dan opa tinggal bersama mereka. Banyak cerita di seputaran mengapa ketiga anak oma dan opa tidak peduli. Tetangga hanya bisa mengelus dada bila menghubungi anak-anak untuk mengunjungi oma dan opa yang sakit. Mereka pernah tinggal lama di Hamburg-Jerman.

Pada saat mereka berdua telah pensiun dan menjadi lansia, mereka berdua tinggal tanpa ada yang menemani. Di duga sepasang suami istri lansia tersebut ditinggalkan anak-anak dan cucu hingga meninggal karena sakit sendirian di rumah.

Pesan Paus Fransiskus pada Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia

Dalam pesannya pada Hari Kakek Nenek dan Lansia sedunia ini Paus Fransiskus mengemukakan beberapa hal, diantaranya, pertama, Beliau mengangkat pengalaman pribadinya ketika mengunjungi panti-panti jompo semasa masih menjadi Uskup Buenos Aires. Dia mendapati betapa jarangnya mereka menerima kunjungan. Bahkan beberapa dari mereka sudah berbulan-bulan tidak bertemu dengan anggota keluarganya sehingga mereka mengalami kesepian dan sendirian karena anak-anak mereka dipaksa bermigrasi.

Kedua, Sebagai seorang pemimpin spiritual, Ia menekankan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan anak-anak-Nya, meskipun manusia meninggalkan mereka.

"Bahkan ketika usia kita bertambah dan kekuatan kita menurun, ketika rambut kita memutih dan peran kita dalam masyarakat berkurang.  Ketika hidup kita menjadi kurang produktif dan dapat beresiko terlihat tidak berguna, Allah tidak memandang penampilan (bdk. 1 Sam 16:7).

Ketiga,  Kakek Nenek dan Lansia bukanlah beban bagi kaum muda, termasuk negara.

"Sebagai contoh, saat ini ada keyakinan yang meluas bahwa bahwa para lansia membebani kaum muda dengan biaya kebutuhan layanan sosial yang tinggi, sehingga menyedot sumber daya yang seharusnya diberikan untuk pengembangan masyarakat dan diri kaum muda. Persepsi ini menyimpang dari kenyataan. Persepsi ini mengasumsikan bahwa kelangsungan hidup para lansia membahayakan kelangsungan hidup kaum muda...."

Keempat, Kakek Nenek dan Lansia membutuhkan orang lain: anak-anak, cucu, dan tetangga, di saat tidak ada lagi orang lain yang dapat diandalkan.

"Memang, kita membutuhkan segalanya, tetapi pada suatu titik dalam hidup ketika kita sendirian, tidak ada lagi orang lain yang dapat membantu, tanpa seorang pun yang dapat kita andalkan. Penemuan suram seperti ini baru disadari oleh banyak orang setelah semuanya sudah terlambat."

Belajar dari Kisah Pilu Opa Hans dan Oma Rita

1.         Betapa pun kayanya kita dan tinggal di perumahan elit, tidak menjamin bahwa kita akan terus hidup sendirian tanpa membutuhkan orang lain. Orang lain dalam hal ini anak-anak dan cucu, dan termasuk tetangga di sekitar kita merupakan kekayaan yang lebih berharga dari emas dan permata. Kekayaan tidak selalu menjadi jaminan bahwa kelak kita akan diurus dengan baik dan mati dengan bahagia.

2.       Orang tua mesti memberikan dan membagi perhatian kepada anak-anak secara merata. Tidak boleh pilih kasih. Termasuk dalam pembagian harta. Sebab justru hal itulah yang (bisa) juga berpengaruh pada saat hari tua. Anak-anak dan cucu akan saling menonton dan melempar tanggung jawab, siapa yang harus memberi perhatian penuh kepada orang tua. Bisa saja mereka saling menghitung. Yang lebih banyak mendapat perhatian dan pembagian harta akan dituntut untuk lebih bertanggung jawab.

3.         Anak-anak dan cucu hendaknya memberikan perhatian sebagai balas budi kepada orang tua yang telah menjadi kakek-nenek dan lansia tanpa menghitung-hitung apa yang telah diterima. Memberi perhatian kepada orang tua: kakek nenek dan lansia semata-mata sebagai kewajiban dan tanggung jawab seorang anak dan cucu.

4.       Kisah Opa Hans dan Oma Rita serta kisah-kisah lainnya yang serupa paling tepat untuk kita renungkan pada hari Kakek-Nenek dan Lansia ini supaya tidak terulang lagi pada keluarga kita.

Ajakan Untuk Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun