Mari kita bahas lebih lanjut untuk menemukan benang merahnya sehingga bisa mensejajarkannya dengan kehidupan seorang katekis.
Seperti dirilis investopedia, entrepreneur adalah seseorang yang memiliki ide kreatif dan inovatif yang mampu mengembangkan suatu bisnis untuk mencapai kesuksesan. Soal kesuksesan, setiap entrepreneur itu memiliki definisinya yang berbeda-beda.
Yang menarik dari seorang entrepreneur menurut investopedia adalah bahwa pada saat mereka telah mencapai titik kesuksesan yang diidamkan, seorang entreprenur tidak akan diam di tempat dan merasa puas. Tetapi sebaliknya, mereka itu akan senantiasa terus berinovasi dan menciptakan perubahan yang positif untuk masyarakat banyak.
Sharing Karya Pemberdayaan Ekonomi
Ada satu hal menarik yang dihadirkan pada pertemuan Ikatan Katekis Keuskupan Atambua VI di Betun, Kabupaten Malaka, pada 5-7 Juli 2024 yaitu Sharing Karya Pemberdayaan Ekonomi. Saya berani mengatakannya sebagai 'hal menarik' karena biasanya yang disharingkan adalah suka duka menjadi katekis yang sering membuat orang sedih, menangis, dan membangkitkan pemberontakan bathin.
Namun pada sharing karya yang disampaikan lima (5) orang Katekis ini, barulah disadari dan membuka mata banyak orang bahwa ternyata dalam prakteknya ada banyak katekis yang telah menjadi seorang entrepreneur yang luar biasa.
Ibu Ester Anggelina Hoar Fahik, S.Ag (Guru Agama Katolik  SMKN Kletek, Kabupaten Malaka), seorang Peternak Babi yang sukses sejak tahun 2020. Ibu Ester adalah seorang perempuan dan Katekis yang hebat. Ia tidak gentar sedikit pun untuk memulai bisnis babi yang sangat menjanjikan ini.
Untuk itu ia melakukan semuanya sendiri: menanam pisang, ubi kayu, dan kangkung untuk menambah pasokan pakan. Ia juga melakukan vaksin terhadap babi-babinya secara teratur, mengebiri dan bahkan mengawinkannya untuk mendapatkan bibit yang sehat.
Menurut catatannya sampai dengan Juli 2024, peternakannya sudah menghasilkan puluhan ekor babi. Ia telah menjual anak babi sebanyak 97 ekor dengan rata-rata per-ekor Rp 1,500.000 (Rp 145.500.000); Â 10 ekor jantan dewasa dengan rata-rata harga di atas Rp 6 juta (Rp 60.000.000); Selain itu ada juga babi betina yang sudah tidak produktif lagi dijual sebanyak 5 ekor dengan harga di atas Rp 6 juta (Rp 30.000.000).
Total hasil penjualan babi selama lebih kurang 3 tahun adalah sebanyak Rp 235.500.000 (Dua Ratus Tigapuluh Lima Juta Limaratus Ribu Rupiah). Maka total penghasilan dari penjualan babi setahun rata-rata 75 juta rupiah. Hasil penjualan babi ini dipakai untuk membiayai dua orang anaknya yang sedang kuliah yakni yang sulung kuliah kedokteran pada UNIKA Soegiyapranoto Semarang, dan yang kedua mengambil kuliah Disigner di Jogjakarta.
Bapak Yosef Rusae, S. Fil (Pengawas Agama Katolik pada Kantor Kemenag Kabupaten TTU), seorang Penulis Buku; Pemilik 26 kamar kos-kosan di BTN Unimor Kefamenanu. Bapak Yosef juga memiliki usaha budidaya pisang untuk konsumsi. Ia telah menanam sebanyak 6000 pohon pisang. Setiap kali panen dengan ribuan tandan pisang yang dijual ke kota Propinsi.
Bapak Richardus Siki, S.Ag (Kepala SMPK Sabar Subur Betun), memiliki usaha pengembangan Perikanan Kolam Air Payau dengan luas areal 1,5 hektare, dengan total ikan yang dihasilkan setiap kali panen sebanyak 5000 ekor.