Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Peran Suami Menghadapi Istri yang Mengalami Baby Blues

13 Juni 2024   23:17 Diperbarui: 13 Juni 2024   23:18 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para Kompasianer yang budiman!

Apakah ada yang masih ingat pengalaman ketika sebagai seorang suami menyaksikan isteri melahirkan putera atau puteri pertama kali? Terasa sekali bahwa pengalaman melahirkan itu membawa trauma yang besar bagi sang isteri. 

Meski di depan matanya telah lahir seorang anak manusia mungil yang cantik atau ganteng. Kondisi isteri atau wanita pasca melahirkan inilah yang disebut dengan istilah 'Baby blues'.  

Maka, baby blues sebenarnya merupakan suatu kondisi psikologis yang umum terjadi pada seorang wanita atau isteri setelah melahirkan. 

Hal ini menyebabkan mereka (wanita atau istri) merasa lebih emosional dan sensitif seperti sedih, cemas, lelah, mudah marah, cepat menangis, nafsu makan rendah,  sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi. Meskipun pengalaman seperti itu tidak untuk semua, namun hampir sebagian besar ibu yang baru melahirkan itu mengalami apa yang dinamakan baby blues itu. 

Biasanya baby blues ini terjadi dalam beberapa hari setelah melahirkan dan umumnya berlangsung tidak lebih dari 2 minggu.

Dr. Ariani Selviana Nadeak, M.Pd dalam sebuah tulisannya yang dimuat dalam majalah ERTEKA, Februari 2024 mengisahkan tentang adanya baby blues yang patut diwaspadai.

Ia mengatakan bahwa baru-baru ini diberitakan dalam media sosial tentang ibu yang baru saja melahirkan bayinya yang lucu, memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara yang tragis. 

Ada beberapa yang berhasil diselamatkan, tetapi beberapa tidak dapat diselamatkan. Terpaksa ibu meninggal dunia, meninggalkan keluarga berduka dan terluka.

Keluarga sendiri tidak mengerti akan keputusan yang ceroboh di tengah momen bahagia memiliki seorang bayi lucu yang telah dinanti-nanti beberapa waktu lamanya. Bahkan dalam beberapa pemberitaan, sang ibu 'mengajak' bayinya untuk sama-sama bunuh diri.

Tentu ini merupakan berita yang sangat mengerikan ketika menghadapi situasi seperti ini.  Pemerhati dan praktisi pendidikan itu mengatakan, ketika pihak berwenang melakukan interogasi terhadap anggota keluarga, umumnya mereka sendiri tidak mengerti terhadap situasi yang menjerumuskan orang yang paling dikasihi itu ternyata mengambil keputusan yang sangat fatal.

Menurut para pakar dan dokter, penyebab pasti dari baby blues ini belumlah diketahui. Namun mereka mengatakan bahwa baby blues itu berkaitan dengan 2 (dua) hal berikut, yakni:

Pertama, adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan dan setelah bayi lahir. 

Dikatakan bahwa pada saat ini kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh istri atau wanita yang melahirkan itu turun drastis sehingga dapat memicu adanya perubahan suasana hati, perasaan lelah dan stres.

Kedua, faktor lain yang dapat menyebabkan baby blues adalah kesulitan beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab yang baru sebagai seorang ibu.

Memang benar, 'untung tak dapat ditolong, malang tak dapat diraih.'  

Baby blues  adalah sebuah kondisi yang tidak bisa ditolak, namun sebenarnya dapat diatasi dengan cara merawat fisik dan psikis diri sendiri dan yang paling penting adalah mendapatkan dukungan dari pasangan dalam hal ini suami, keluarga, dan teman-teman. Sebuah pertanyaan dapat dimunculkan di sini: bagaimana peran suami menghadapi isteri yang baby blues?

Peran Suami atau pasangan 

dr. Fadhli Rizal Makarim dalam situs halodoc.com memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh suami untuk membantu istri mengatasi baby blues, yakni:

1.   Suami bisa menjadi teman cerita atau curhat.

Suami hendaknya tidak melupakan peran dan dukungannya terhadap istri.  Dalam hal ini suami harus bisa menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan keluhan-keluhan istri. 

Maka paling bagus menghadapi situasi ini, matikan televisi, tutup handphone, atau laptop ketika istri bercerita. Usahakan untuk menatap matanya pertanda bahwa suami sungguh mendengarkannya.

Dan yang paling  penting adalah menghindari untuk berdebat dengan istri, bila hal itu tidak penting. Lebih baik fokus untuk mendengarkannya. Sebab perdebatan yang kecil sekalipun dapat memperburuk baby blues yang dialami istri.

2.   Suami harus memastikan bahwa istri bisa makan dengan baik

Baby blues bisa membuat istri atau seorang wanita jadi malas makan. Pada hal kita tahu, tidak makan dapat menyebabkan kehilangan banyak energi dan berbagai zat penting yang dibutuhkan terutama selama masa menyusui.

Ketika menghadapi situasi seperti ini, suami jangan membiarkan atau ikut kemauan istri untuk tidak makan. Pastikan selama masa pasca melahirkan itu, istri mendapatkan asupan makanan bergizi tiap hari. Dengan itu tubuhnya tetap sehat dan segar sehingga mudah untuk memerangi baby blues yang sedang dialami.

3.   Suami sebaiknya mengajak istri mencari udara segar

Situasi pasca melahirkan di mana istri atau ibu selalu berhadapan dengan popok bayi dan menyusui terus bisa membuatnya jenuh dan bosan. 

Maka tidaklah salah  bila suami mengajak istri jalan-jalan ke luar rumah untuk mencari udara segar, sehingga hal ini akan menjadi suatu bentuk quality time setelah memiliki anak.

Apabila istri diizinkan untuk keluar rumah atau beristirahat sebentar, maka tugas suami adalah menjaga si kecil selama istri berada di luar rumah. 

Ingat, perhatian sekecil atau sepele apapun bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi baby blues.

4.   Suami bisa membantu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah

Salah satu cara membantu istri mengatasi baby blues, bisa juga dengan mengambil alih tugas-tugas istri di rumah, seperti memasak, membersihkan rumah, mengepel lantai, sehingga istri fokus merawat bayi dan dirinya, termasuk untuk beristirahat.

Suami yang baik memahami tugasnya untuk membantu istri, bukan semuanya menjadi tugas baby sitter saja.

5.   Suami menemani istri ke Dokter atau Psikolog

Salah satu pilihan upaya untuk mengatasi baby blues adalah melakukan konsultasi atau kunjungan ke dokter atau psikolog. Memang tidaklah mudah untuk mengatasi baby blues. Namun dengan menjalankan peran-peran yang kecil dan sederhana ini kiranya bisa membantu meringankan kondisi istri.

Maka kepada para suami, jadilah suami yang baik dengan memberikan dukungan penuh kepada istri dalam menghadapi masalah ini. Bertanya atau berkonsultasi dengan dokter atau psikolog bisa membantu mengatasi masalah baby blues ini.

Kalau baby blues itu tak kunjung membaik, lantas, bagaimana sebaiknya?

Menurut data penelitian, katanya sekitar 80 % ibu yang baru memiliki anak akan mengalami baby blues sampai tingkat tertentu. Umumnya akan  baby blues bertahan sampai dua atau tiga minggu. Namun apa yang akan terjadi bila baby blues itu tidak  kunjung membaik setelah dua atau tiga minggu?

Nah, di sini rupanya sebagai suami istri, ayah dan ibu kita akan harap-harap cemas. Sebab keadaan ini bisa menandakan  adanya masalah yang serius yang dihadapi istri yaitu postpartum depression  atau depresi pasca melahirkan, yang  bisa menyebabkan ibu menjadi putus asa dan depresi. 

Seringkali ibu mengalami depresi atau orang mengatasi disebabkan karena "darah putih' naik! Itu berarti perlu penanganan yang lebih khusus lagi.

Salam sehat. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Atambua: 13.06.2024

Referensi:

Dr. Ariani Selviana Nadeak, M.Pd, Baby blues yang patut diwaspadai, dalam Majalah Erteka, Februari 2024, hlm.30-33 & 59

https://www.halodoc.com/artikel/pentingnya-peran-suami-saat-istri-mengalami-baby-blues

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun