Ketika Kompasiana mengangkat topik pilihan "Panti Jompo", saya langsung teringat kata-kata dari seorang Pastor (imam Katolik) lanjut usia yang kini sudah almarhum. Beliau waktu itu menolak mati-matian untuk masuk rumah jompo. Pada hal tarekat sudah menyiapkan semua fasilitas yang lengkap.
Pernyataan-pernyataan beliau yang masih saya ingat: "Saya tidak akan mau masuk rumah jompo", "Kalau kamu paksa saya untuk masuk rumah jompo berarti kamu mau supaya saya mati lebih cepat", "Biar kamu yang pi masuk sa, saya sonde mau".
Menurut saya, kata-kata sang misionaris ini  yang menolak untuk masuk rumah jompo mau mengatakan bahwa 'panti jompo' bukanlah budaya kita orang Timur. Karena itu menurut sang Pastor, memaksa dia untuk masuk rumah jompo sama dengan mempercepat kematiannya.
Nah, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apa yang harus dilakukan oleh pengelola panti jompo agar menarik bagi para lansia untuk masuk panti jompo tersebut?
Kemarin ketika bersama pimpinan kantorku yang adalah seorang pastor Katolik dalam perjalanan tugas ke suatu tempat, kami berdiskusi tentang panti jompo. Ya, karena beliau seorang imam SVD (Societas Verbi Divini) atau Serikat Sabda Allah, saya tanya apakah nanti ketika sudah pensiun (kira-kira 3-4 tahun lagi) mau masuk rumah jompo?
Beliau langsung menjawab, "O... dengan senang hati saya mau masuk rumah jompo!"
Lalu kami melanjutkan diskusi mengenai konsep panti jompo sebagaimana diangkat oleh Kompasiana.
Tulisan ini akan merefleksi konsep panti jompo macam apakah yang harus dikembangkan khususnya dikalangan para imam Katolik supaya ketika mereka lanjut usia mau untuk menjadi penghuni panti jompo yang telah disiapkan kongregasi.
Suasana Panti Jompo yang menyenangkan
Pengelola panti jompo mesti menyadari bahwa imam-imam lansia yang akan masuk jompo itu pada umumnya adalah orang-orang yang super aktif ketika mereka masuk kuat. Mereka masuk panti jompo semata-mata karena usia lansia karena itu suasana rumah jompo mesti diatur sedemikian sehingga mereka tidak merasa tertekan dalam panti jompo. Atau seperti yang dikatakan imam lansia yang menolak masuk rumah jompo karena 'takut lebih cepat mati'.Â
Nah, bagaimanakah suasana panti jompo yang diharapkan?