Yang namanya program pemerintah kalau sudah digulirkan, saya percaya pasti akan terlaksana. Meskipun yang menjadi soal itu, bagaimana menyiapkan betul agar program yang menarik yang menjadi 'program favorit'nya pasangan Capres/Cawapres Prabowo-Gibran pada saat kampanye dulu bisa menjadi kenyataan.
Ada dua hal yang menarik di sini untuk dicermati namun perlu dibedakan yaitu 'Program makan siang gratis', dan 'program makanan bergizi gratis'.
Kalau saya tidak keliru, ada lima janji besar Prabowo saat kampanye yang harus digolkan ketika Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dilantik yaitu pertama, meningkatkan Tax Ratio (Ratio Pajak); kedua, Mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan; ketiga, Pertumbuhan Ekonomi; keempat, Mengentaskan kemiskinan; dan kelima, program Makan siang dan minum susu gratis (CNBC Indonesia, 24/4/2024).
Terima kasih kepada Kompasiana yang mengangkat topik pilihan ini untuk didiskusikan untuk mengingatkan kembali rakyat Indonesia terhadap janji yang pernah diangkat dalam kampanye Presiden dan Wapres Prabowo-Gibran, sekaligus untuk mengawal pelaksanaan program favorit ini.
Yang diangkat dalam kampanye itu adalah program makan siang gratis khususnya kepada para siswa di sekolah. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa yang namanya gratis bisa saja tidak terlalu dipikirkan soal gizinya, yang penting bahwa anak-anak sekolah bisa makan siang secara gratis.
Tetapi bagi saya yang lebih menarik adalah topik yang diangkat Kompasiana adalah "Berharap Makan Bergizi Gratis". Â Artinya bagi saya, di sini ada suatu keprihatinan. Jangan sampai karena bersifat gratis maka tidak diperhitungkan soal gizinya. Maka Kompasiana mengajak kita untuk mengawal betul pelaksanaan program ini dengan menambahkan kata "Bergizi".
Persiapan pemerintah untuk menyiapkan  makanan bergizi gratis bagi seluruh siswa di Indonesia. Ini memang bukan soal yang biasa. Pemerintah perlu mendapat masukan dari berbagai pihak  agar program ini selain bisa berjalan, tetapi hal-hal yang berhubungan langsung dengan itu bisa tercover. Hal-hal itu seperti  biaya atau anggaran; siapa yang bertanggungjawab untuk itu di daerah sehingga program ini tepat sasar; bagaimana menunya dan kualitasnya, supaya nanti berdampak pada keempat program atau janji lainnya.
Tulisan ini berusaha membedah empat hal yang perlu diperhatikan dalam merealisasikan program makan siang bergizi gratis itu.
Biaya atau Anggaran untuk Makan Siang bergizi Gratis
"Pemerintahan Jokowi sudah memasukkan program makan siang gratis dalam RAPBN 2025 mendatang". Demikian tulis CNBC Indonesia, 24/4/2024.
Hitungan tim Prabowo memperkirakan anggaran makan siang gratis di sekolah akan menghabiskan dana sekitar US$30 Miliar atau 471 Triliun rupiah. Program ini akan menghabiskan dana 14,16% dari anggaran belanja negara.
Menurut Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, anggaran untuk makan siang gratis bagi seluruh anak Indonesia di berbagai wilayah adalah Rp 15.000 per anak, di luar program minum susu gratis.
Jadi soal anggaran dan biaya untuk pelaksanaan program makan siang dan minum susu gratis sudah jelas. Maka tidak perlu dipersoalkan lagi.
Menu dan Kualitas Makan Siang
Sekali lagi menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI,  menu untuk makan siang gratis bagi seluruh siswa di Indonesia itu diserahkan kepada masing-masing daerah, dengan tetap berpatokan pada besaran anggaran yaitu Rp 15.000 per anak. Bahkan bapak menteri  juga memberikan catatan bahwa 'kita tidak menyeragamkan".
Di sini harapan Kompasiana "Makanan Bergizi Gratis" akan terpenuhi.
"Dengan mengacu pada komposisi makanan 4 sehat 5 sempurna, maka program ini dalam skala penuhnya akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun; 1,2 juta ton daging ayam per-tahun; 500 ribu ton daging sapi pertahun; 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah-buahan, hingga kebutuhsn 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun." (Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran,CNBC Indonesia, 27/02/2024).
Siapa yang Bertanggung jawab
Tentu ini menjadi suatu soal tersendiri. Mengingat program makan siang bergizi gratis ini merupakan suatu program favorit, maka disarankan agar pengelolaannya diatur dengan baik supaya tidak menimbulkan gejolak di daerah, dan terutama menjadi 'lahan basah' untuk penyelewengan keuangan negara yang ujung-ujungnya terjadi korupsi.
Karena sasaran akhir dari program bernas ini adalah anak sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK, maka bidang yang bertanggungjawab adalah Kementerian Pendidikan hingga Dinas Pendidikan di daerah. Namun karena ada persoalan "makanan bergizi" nya itu, maka Kementerian Kesehatan juga akan terlibat hingga Dinas Kesehatan di kabupaten/Kota.
Untuk apakah nantinya untuk melaksanakan atau mengeksekusi program bagus ini, diperlukan sebuah instansi khusus yang ditambahkan pada Kementerian dan/atau Dinas Pendidikan dengan nomenklatur khusus misalnya Bidang Pengelolaan Program Makan Bergizi Gratis, atau lain sebagainya.Â
Namun yang terpenting adalah supaya pengelolaan program bisa berhasilguna untuk menggenjot  penambahan lapangan kerja, mengurangi pengangguran; mengurangi keluarga miskin; menurunkan atau menghapuskan angka stunting. Dengan demikian tingkat kesehatan masyarakat meningkat, dan tingkat perekonomian masyarakat pun meningkat.
Kesimpulan
Program makan siang bergizi gratis ini merupakan program yang sangat tepat. Bila pelaksanaan dan realisasinya tepat sasaran, Â tepat jumlah; dan tepat kualitas gizinya, maka akan sangat membantu masyarakat Indonesia untuk keluar dari kemiskinan.
Selain itu program favoritnya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini menurut banyak pengamat merupakan program yang pro rakyat. Maka semua berharap program dapat dieksekusi dengan baik agar mendatangkan hasil demi kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia, khususnya siswa-siswi di sekolah yang merupakan harapan dan masa depan bangsa Indonesia.
"Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya" (Gro Harlem Brundland, seorang Politisi Norwegia dan Ketua Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED).
Semoga bermanfaat.
Atambua, 01.06.2024
Dari berbagai sumber.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H