Bisa jadi Starlink menjadi solusi alternatif bagi layanan internet untuk pendidikan di Indonesia, khususnya bagi daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau, termasuk daerah perbatasan.
Kita tahu bahwa layanan internet di Indonesia saat ini dikuasai oleh provider internet konvensional sehingga bukan tidak mungkin masih mengalami permasalahan khususnya di daerah terpencil dan perbatasan.
Meskipun para provider konvensional itu saat ini juga mulai membenahi pelayanannya dan menawarkan berbagai paket internet yang terjangkau dengan kecepatan dan layanan yang semakin memadai.
Karena itu  layanan internet konvensional masih menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya para pengguna internet dengan harga yang terjangkau.
Perlu disadari bahwa pada umumnya pengguna jasa internet di daerah-daerah perbatasan dan terpencil sebagian besar masih memilih jasa internet berdasarkan harga, bukan kecepatan jangkauannya.Â
Demikian pun internet masih digunakan terbatas untuk urusan-urusan internal. Dan karena itu seringkali belum terlalu pusing dengan internet karena masih lebih memikirkan soal konsumsi sehari-hari.
Hal itu rupanya berbeda dari pengguna jasa internet di perkotaan karena penggunaan jasa internet untuk urusan bisnis dan lain-lain sehingga terputusnya internet akan membawa malapetaka.
Internet Starlink yang berlogo Space X milik Elon Musk memang terbilang internet bukan kalangan biasa. Sebab alternatif termurah untuk keluarga Rp 750.000 perbulan.Â
Itu belum lagi ditambah dengan pengadaan perangkat utama atau perangkat keras seharga empat jutaan. Rupanya bagi pengguna jasa internet rumahan tidak bisa dijangkau.Â
Kalau begitu mungkinkah Starlink bisa menjadi alternatif solusi untuk internet pendidikan di daerah perbatasan dan 3T?