Dari sana bahasa Indonesia sebagai bahasa bentukan terus berkembang yang ditandai dengan berlakunya ejaan-ejaan dalam bahasa Indonesia.Â
Dan karena bahasa Indonesia itu menjadi milik semua bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa dapat menyumbangkan perbendaharaan katanya ke dalam bahasa Indonesia yang semakin memperkaya kosakata bahasa Indonesia.
Selain itu, karena bahasa Indonesia bukan milik satu suku bangsa tertentu, maka setiap orang dari suku bangsa manapun perlu belajar bahasa Indonesia.
Itulah sebabnya, saya katakan di atas bahwa untuk menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik perlu campur tangan banyak pihak. Ketika kami masih di Sekolah Dasar, kami diwajibkan untuk berbahasa Indonesia karena kami menggunakan bahasa daerah kami. Karena itu supaya kami bisa belajar menggunakan bahasa Indonesia, banyak trik dipakai oleh guru supaya kami makin mencintai bahasa Indonesia.Â
Untuk itu kadang kami harus disiksa, misalnya mendapat pukulan, atau hukuman berupa menuliskan kata "Saya harus berbahasa Indonesia" sebanyak 1000 baris.Â
Atau kadang harus menggantung tulang atau kayu di leher sebagai peringatan untuk selalu berbahasa Indonesia. Itu semua kami melihatnya sebagai motivasi untuk belajar bahasa Indonesia.
Maka bagi saya, ini semua merupakan fakta sejarah bahwa betapa bahasa Indonesia terus berkembang dan perlu ditambahkan terus menerus untuk semakin memperkaya kosakata bahasa Indonesia.
Gerakan Cinta Bahasa Indonesia
Bukan tidak mungkin kita menjadikan ocehan para warganet bahwa bahasa Indonesia minim bahkan miskin kosakata sebagai cambuk bagi kita untuk terus memperkaya bahasa Indonesia.
Untuk itu saya mengusulkan agar kesempatan Hari atau Bulan Bahasa Indonesia yang biasanya pada Bulan Mei itu sungguh-sungguh dijadikan sebagai Gerakan Cinta Bahasa Indonesia.
Selain itu diperkuat lagi pada setiap Hari Sumpah Pemuda yaitu tanggal 28 Oktober, kita jadikan Hari Bahasa Indonesia, tanpa tambahan atau sisipan kata-kata bahasa Asing lainnya.
Karena itu usulan Gerakan Cinta Bahasa Indonesia ini, saya tujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan besar untuk melakukan sosialisasi gerakan cinta Bahasa Indonesia ini, yakni: