Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tidak Mudik, Tapi Ikut Memantau Mudik

9 April 2024   20:26 Diperbarui: 9 April 2024   20:30 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kendaraan mudik 2024/Tribunnews.com

Beberapa sore hari ini tugasku makin bertambah. Selain tugas-tugas rutin di sore hari seperti membersihkan halaman rumah, menyapu, dan memberi makan hewan piaraan,  ditambah satu lagi yang terbaru yaitu memantau mudik melalui televisi. 

Kata istriku, "Enak ya kalau liburan seperti ini. Di depan TV saja. Terus saja melototi televisi!"

Saya menjawab, "Bukan sekedar nonton bu, tapi ini tugas baruku untuk pantau mudik 2024!"

(Maaf ya... saya menambahkan bahwa ini tugas dari Kompasiana. Ya tipu sucilah, biar tidak diomeli lama-lama, kan?)

Jadilah opiniku sore ini.

Tidak Mudik, tapi ikut memantau mudik

Meskipun tahun ini kami sekeluarga tidak mudik libur ke kampung ketika teman-teman umat Muslim merayakan "Hari Kemenangan, Idul Fitri 1445 H", namun saya merasa sangat bersukacita karena diperkenankan boleh berbuka puasa bersama saudaraku yang Muslim pada beberapa hari yang lalu yang telah dilaporkan dalam judul: https://www.kompasiana.com/yosef90274/66116f401470935c705f4802/bukber-bunda-citra-bareng-teman-teman-guru-smandu-tasbar.

Untuk itu saya berusaha mengikuti dan memantau mudik dari pansela para saudara-saudariku, biar bisa membayar 'utang' tak mudik.

Dari pantauan mudik dari pansela, saya menyaksikan betapa banyak saudara-saudari dengan menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua, tiap-tiap keluarga berjuang untuk mudik agar bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar. 

Karena merayakan Idul Fitri bersama keluarga menjadi kesempatan yang istimewa untuk saling memperkuat rasa kekeluargaan dan persaudaraan, serta saling memaafkan.

Sayang di tengah ramainya mudik lebaran tahun 2024 ini ada kejadian-kejadian  berupa kecelakaan lalulintas yang menyebabkan ada yang meninggal dunia.

Misalnya kecelakaan maut di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek yang menyebabkan 12 orang tewas dan dua orang lainnya luka-luka. Dua korban yang meninggal dunia diketahui merupakan kakak dan adik kandung yakni Najwa Ghefira (22) dan Aisa Hasna Humaira (19) dari Cilebut Barat, Kabupaten Bogor.

Kecelakaan maut tersebut melibatkan tiga kendaraan yaitu GranMax; Bus Primajasa; dan Daihatsu Terrios. Kepada korban yang meninggal dunia, semoga diterima di sisi Allah SWT, bagi yang luka-luka semoga cepat sembuh, dan kepada yang selamat, selamat merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Kepada saudara-saudara pemudik, hati-hatilah di jalan semoga tiba di tempat tujuan dengan selamat.

Informasi lain diperoleh: Menurut laporan Jasa Marga antara tanggal 3 hingga 8 April,  ada 1,2 juta kendaraan keluar dari Jabodetabek.

Dan dari bidang perhubungan udara dilaporkan bahwa hingga hari ini (H-1) total 71,833 penumpang keluar dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jakarta.

Mengikuti Sidang Isbat dari Televisi

Sore ini saya boleh mengikuti laporan di televisi, acara "Sidang Isbat Penetapan Idul Fitri 2024" di salah satu televisi swasta Indonesia. 

Menurut Kemenag RI pemantauan Hilal terdapat di 120 lokasi di seluruh Indonesia.

Setelah penentuan Hilal mencapai 3 derajat atau lebih, sudah memungkinkan sudah bisa dilihat Hilal-nya, maka menurut PP Mohammadiyah dipastikan umat Muslim akan merayakan  1 Syawal 1445 H pada Rabu, 10 April 2024. 

Ditambahkan bahwa meskipun ada perbedaan waktu merayakan 1 Syawal 1445 H, namun perbedaan itu menjadi kekayaan bersama,bahkan sebagai rahmat, maka bisa ditolerir. 

Saya mengikuti laporan pemantauan dan diskusi tentang hasil pantauan hilal itu menarik. 

Setidaknya saya bisa menyimpulkan bahwa ternyata untuk memulai Puasa dan mengakhiri puasa, saudara-saudaraku umat Muslim menggunakan Hilal sebagai penentunya. Maka kesimpulan kedua, Islam itu adalah agama yang mendasarkan diri pada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Hasil sidang Isbat memberi rekomendasi penutupan Puasa dengan malam takbiran bersama sebagai tanda dimulainya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Ikut Bergembira bersama Saudara-saudari Umat Muslim

Sebagai umat non Muslim, saya ikut bergembira dan bersukacita merayakan pesta kemenangan dari saudara-saudari Muslim karena boleh mengalahkan nafsu melewati puasa selama sebulan suntuk.

Di mana-mana mulai terdengar alunan suara rebana, bunyi takbir membahana, mengiringi pawai obor nan meriah. 

Menarik bahwa di tengah-tengah kemeriahan itu, Kementerian Agama RI mengingatkan para umat Muslim untuk menjaga keamanan dan ketenangan agar perayaan Idul Fitri 1445 H tidak mendatangkan musibah bagi keluarga.

Pesan Idul Fitri bergema di antero dunia: "Selamat Merayakan 1 Syawal  1445 Hijriah. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aidin Walfaizin".

Sekali lagi kepada teman-teman dan saudara-saudariku umat Muslim sesama Kompasianer yang merayakan Idul Fitri, Selamat Meraih Kemenangan.

Atambua: 09.04.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun