Selama bertahun-tahun bahkan mungkin berabad-abad, masyarakat memanfaatkan sumber mata air Oe Luan ini semata-mata untuk mengairi persawahan penduduk yang adalah petani-petani kecil dan tradisional.
Karena sumber air inilah maka daerah di sekitarnya menjadi hamparan yang hijau, cocok juga untuk daerah peternakan tradisional. Karena itu masyarakat Desa Bijeli biasanya melepas ternak mereka seperti sapi, kuda, dan babi di sepanjang daerah sumber mata air untuk mencari dan menikmati makanannya.
Secara struktur kemasyarakatan lokal, penguasaan hutan dan sumber air Oe Luan di bawah kepemilikan kedua suku "Radriques dan Fernandez" bersama anak cucunya yang kemudian.
Boleh dibilang mereka sangat bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup sumber mata air tersebut. Bila pada suatu waktu, debit air di sumber mata air Oe Luan berkurang, maka merekalah yang berupaya untuk melakukan ritual-ritual adat untuk menjaga kelestariannya.
Biasanya mereka akan membuat ritual adat untuk mengundang sang penunggu sumber mata air yang disebut "Oa Luan atau Bei Luan" itu dalam bentuk ular besar (luik sae) di darat dan belut  (tune) di air.
Setelah mengadakan ritual adat untuk memberi makan kepada penunggu sumber mata air, mereka meyakini bahwa sumber mata air akan kembali hidup, dan mereka berjanji untuk menjaga sumber mata air itu dengan lebih sopan dan tertib.
Sopan dalam arti tidak menebang pohon-pohon di sekitar sumber mata air. Â Tertib dalam arti tidak menyalahgunakan sumber mata air secara tidak benar, termasuk hal-hal atau praktek amoral di sekitar sumber mata air.
Wahana Wisata
Sejak tahun 2020, Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Â melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menjadikan daerah di sekitar sumber mata air Oe Luan itu sebagai Hutan Ekowisata yang sekaligus menjadi wisata pemandian dan kuliner "Oe Luan".
Menurut laporan saudara Emanuel Kosat dalam GoodNews From Indonesia, 06/11-2023, pengresmian sumber mata air Oe Luan sebagai Hutan Ekowisata Oe Luan telah dilakukan pada 28 Mei 2021.
Sebagai wahana wisata, di kawasan ekowisata Oe Luan itu dibangun beberapa unit bangunan seperti: 7 unit rumah pohon; 2 buah kolam pemandian buatan; 1 unit flying fox; 2 buah aula serbaguna untuk pertemuan; 6 lapak pariwisata; 2 wahana sepeda gantung, spot-spot foto, dan lintasan sepeda.