Lima butir diskusi bersama
Menarik bahwa dalam rekoleksi sehari itu, para peserta yang terdiri dari para agen pastoral mulai dari ketua komunitas umat basis anggota dewan pastoral paroki, guru hingga kepala desa separoki Lurasik itu, memperdalam sikap tobat bersama melalui diskusi pendalaman materi.
Ada lima butir yang muncul dari diskusi bersama ini, yakni:
1) Â Hentikan Penebangan pohon secara sembarangan
Disadari bahwa selama ini banyak sekali terjadi penebangan pohon-pohon besar tanpa diikuti dengan penanaman kembali. Karena itu para peserta menyadari bahwa perlu ada kesadaran baru untuk menanam kembali pohon-pohon terutama di sumber mata air, dan tempat-tempat umum lainnya.
2) Â Bijak menangani Sampah Plastik di sekitar wilayah paroki
Saat ini sampah ada di mana-mana, terlebih pada musim hujan ini. Karena itu perlu gerakan mengumpulkan sampah dan membuang sampah pada tempatnya, terutama sampah plastik karena daya urainya yang memakan waktu yang sangat lama (500 tahun).
3) Â Mengurangi penggunaan Pupuk Kimia dan menggantinya dengan pupuk organik
Tanah kita semakin padat karena penggunaan bahan kimia. Karena itu perlu langkah-langkah perbaikan. Misalnya mulai mengurangi pemakaian pupuk kimia, dan berusaha menggantinya dengan pemakaian pupuk organik, sehingga mengembalikan humus tanah dan hasilnya lebih organik.
4) Â Mengurangi pembuatan sumur bor
Semakin banyak pengeboran sumur dapat merusak permukaan tanah, dan berdampak yang paling berbahaya adalah adanya rongga di bawah tanah yang terjadi karena eksploitasi air tanah yang berlebih.
5) Â Pemberantasan Penyakit Masyarakat
Penyakit masyarakat seperti perjudian dan pencurian dapat juga menjadi pemicu untuk perusakan lingkungan hidup. Karena itu, dalam rekoleksi ini para peserta juga bertekad untuk memberantas penyakit-penyakit masyarakat itu mulai dari lingkungan dan desa mereka sendiri.
Perlunya Gerakan Bersama
Kelima hal yang dihasilkan dalam diskusi bersama rekoleksi sehari ini, selain untuk dilaksanakan secara pribadi atau individual, tetapi yang terutama adalah harus menjadi gerakan bersama, baik untuk seluruh umat paroki, tetapi juga dituntut untuk menjadi gerakan global seluruh masyarakat dunia untuk menyelamat ibu bumi dari rintihan kesakitan saat ini.
Itulah yang juga diharapkan oleh Paus Fransiskus demi keberlangsungan bumi sebagai rumah kita bersama.
Sebab "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", segala sesuatu yang kita lakukan secara bersama-sama pasti akan mendatangkan hasil untuk kemuliaan kita bersama!