Paus juga menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan pemanasan global (global warming).
Dan mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mengambil 'aksi global yang terpadu dan segera' untuk menyelamatkan ibu bumi rumah bersama.
Untuk itu Pemimpin Gereja Katolik Dunia itu memiliki visi tentang perlunya ekonomi ekologis. Menurutnya, kita perlu memperbaiki model pertumbuhan ekonomi yang menjamin penghormatan terhadap lingkungan, keterbukaan terhadap kehidupan, kepedulian bagi keluarga, adanya kesetaraan sosial, keprihatinan terhadap martabat pekerja dan perhatian bagi hak-hak generasi mendatang.Â
Dengan pernyataan ini, Paus hendak menekankan perilaku yang bertanggung jawab dalam hal konsumsi, produksi dan pengambilan keputusan dengan tujuan memastikan kehidupan yang bermanfaat bagi semua orang.
Ada dua hal kunci dikemukakan Paus, yakni kita disadarkan untuk berhenti mengeksploitasi alam dan segala isinya hanya demi tujuan ekonomis semata; dan jangan karena kita ingin makan hari ini, segala sesuatu dikorbankan, dalam hal ini lingkungan hidup.
Tobat Ekologis untuk Selamatkan Bumi
Terhadap aneka kerusakan alam yang menyebabkan bencana besar bagi kemanusiaan itu, dari manusia dituntut bukan hanya aksi fisik semata, tetapi terutama aksi spiritual yaitu pertobatan ekologis.
Pertobatan ekologis berarti  usaha membangun kembali relasi yang sehat melalui pembaharuan kemanusiaan, pertobatan batin, rekonsiliasi, dan pertobatan komunal dengan alam.
Kalau selama ini manusia selalu mengambil atau menerima dari alam dengan mengeksploitasi alam, kini saatnya untuk memberi atau mengembalikan kepada alam.
Bagaimana caranya?Â
Seperti dipelopori oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur ke-2 periode 1966-1978, El Tari yang terkenal dengan motto: "Tanam, Tanam, Sekali Lagi Tanam!"
Tiada cara lain selain menanam kembali setiap jengkal tanah dengan berbagai tanaman dan pohon. Â Itu berarti tobat batiniah harus diwujudkan dalam tobat fisik dalam arti melakukan aksi tanam pohon.