Pemilihan Umum merupakan suatu peristiwa politik yang penting sebagai perwujudan Demokrasi kita, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dengan mengikuti pemilu, kita tidak hanya ikut memberikan suara, tetapi ikut bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai dalam pemilihan umum tersebut.
Sampai dengan sore hari ini, Sabtu, 10 Februari 2024, terpantau KPPS telah siap sebagai penyelenggara Pemilu di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS). Paling kurang untuk TPS di mana penulis akan memberikan suaranya yaitu TPS 013/Desa Naekasa. Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara kepada pemilih telah diterima. Anggota KPPS mengantarkan langsung kepada masyarakat pemilih.
Langkah pertama telah usai semua telah siap. Langkah-langkah selanjutnya akan mengikuti dan diharapkan tidak ada aral merintang sehingga semua dapat berjalan sesuai rencana  dan peta nasional.
Kini tinggal menghitung hari, demikian meminjam kata-kata Arswendo Atmowiloto. H-3 seluruh aktivitas kampanye dan pengaruh mempengaruhi berakhir. Itulah masa tenang.
Semua atribut kampanye atau yang diributkan berupa APK mulai diamankan alias dibongkar. Memang memasuki hari-hari terakhir tentu saja menegangkan.Â
Apalagi Pemilu Serentak tahun 2024 menurut penulis lebih memberi fokus perhatian pada Kampanye Capres/Cawapres sehingga Kampanye para Calon Legislatif mulai dari Kabupaten/Kota hingga pusat seolah-olah diabaikan.
Oleh karena kampanye umum para Calon Legislatif kurang mendapat perhatian, maka jangan sampai menjadi peluang dan kesempatan bagi mereka untuk membagi-bagi "Bansos" keliling.
Atau bahkan mereka mengulangi praktek-praktek di masa lampau di mana mereka menunggu saat untuk melakukan"serangan fajar" melalui bagi-bagi rejeki untuk lima tahun sekali.
Menurut penulis, kalau ada oknum calon legislatif yang terpaksa melakukan praktek money politic mungkin saja mereka tidak dapat dipersalahkan seratus persen, karena mereka merasa tidak diperhatikan oleh partai untuk memperkenalkan mereka.
Sehubungan dengan tugas yang diberikan Kompasiana untuk melaporkan Situasi Pemilu 2024 penulis hendak mengemukakan paling kurang tiga hal berikut ini sebagai laporan pendahuluan, antara lain:
Satu: Petugas KPPS semuanya anak-anak muda
Patut diacungkan jempol bahwa di TPS kami yang bertugas sebagai KPPS adalah anak-anak muda. Dan yang lebih menarik lagi adalah bahwa dari 7 (tujuh) orang KPPS, 6 (enam) orangnya adalah perempuan. Hanya satu orang laki-laki yang ikut terlibat sebagai anggota KPPS.
Dari komposisi ini, menurut penulis, kaum perempuan umumnya memiliki kepedulian dan keterpanggilan untuk menjalankan misi negara lebih besar dari laki-laki. Mudah-mudahan dugaan ini benar! Kalau tidak, ya mohon ampun!
Umur mereka rata-rata di bawah 40 tahun. Karena itu mereka lebih cekatan utnuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pesta demokrasi ini.
Dua: Masyarakat pemilih pun sudah siap.
Dari pantauan penulis, meskipun situasi adem-adem ayem, namun dapat dipastikan semua pemilih yang telah menerima surat pemberitahuan pemungutan suara, telah siap untuk mengeksekusi pilihannya.
Bahkan para pemilih yang adalah tetangga penulis, sudah memastikan TPS mereka yang jauh dari tempat tinggal mereka pun sudah dipastikan akan hadir untuk memilih.
Apakah ini pertanda partisipasi sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, ataukah karena pertimbangan-pertimbangan tertentu?
Tiga: Situasi dan Kondisi masyarakat tetap kondusif menghadapi Pemilu Serentak pada hari Rabu, 14 Februari 2024
Meskipun Pemilu serentak 2024 bertepatan dengan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang, namun hal tersebut tidak mematahkan semangat warga untuk ikut memilih pemimpin mereka untuk masa lima tahun ke depan.
Selain itu, secara khusus umat Katolik Indonesia sebenarnya merasa "terganggu" oleh peristiwa Pemilu yang bertepatan hari yang disebutnya "Rabu Abu" di mana umat Kristiani, khususnya Katolik membuka Bulan Puasa selama 40 hari yang disebutnya Retret Agung.
Namun umat Katolik meletakkan kepentingan umum bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan agama. karena itu sejak jauh-jauh hari para pemimpin agama Katolik telah mengeluarkan aturan agar peristiwa Pemilu Serentak 2024 yang terjadi bertepatan pada hari Rabu Abu itu tidak boleh terganggu dengan perayaan Hari Rabu Abu itu.
Ada banyak pemimpon agama yang telah memajukan sehari pada hari Selasa atau pun memundurkannya sehari sesudah itu yakni hari Kamis sebagai hari penerimaan abu, tanda pertobatan.
Akhirnya, itulah kesiapan seluruh komponen masyarakat Indonesia sesuai pantauan Kompasianer di TPS 013/Desa Naekasa, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Baik petugas KPPs maupun seluruh masyarakat menyatakan siap memberikan suaranya pada Pemilu 2024 dan siap memenangkan pilihannya sebagai Presidan dan Wakil Presiden RI serta Legislatif di Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Pusat, serta DPD Indonesia.
Semoga kesiapan kami juga menjadi kesiapan seluruh petugas penyelenggara Pemilu di seluruh Indonesia. Inilah laporan pendahuluan pantauan Pemilu 2024 dari Perbatasan RI-Republik Demokratik Timor Lesta.
Atambua: 10.02.2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI