Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Hari Raya Imlek kepada Saudaraku!

10 Februari 2024   15:39 Diperbarui: 10 Februari 2024   15:41 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perayaan Imlek (sumber: Detik.com)

Dengan mengucapkan salam kepada seseorang, kita membawa kepadanya segala sesuatu yang baik ke atasnya. Karena itu pada hari yang mulia ini, marilah kita menyampaikan "Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2575 kepada segenap Paguyuban Tionghoa  di Indonesia yang merayakannya".

Sejak tadi pagi, Sabtu, 10 Februari 2024, hampir semua channel dan akun media sosial dipenuhi dengan berbagai ucapan "Gong Xi Fa Cai" kepada saudara-saudari yang merayakannya.

Tidak ketinggalan kami semua anggota Komunitas Pusat Pastoral Keuskupan Atambua menyampaikan ucapan selamat merayakan Tahun Baru Imlek kepada Pimpinan Komunitas kami yang adalah keturunan Tionghoa di Indonesia, Father Vincentius Wun SVD.

Meskipun kita sendiri tidak begitu memahami sejak kapan Orang Indonesia yang keturunan Tinghoa boleh merayakan Tahun Baru Imlek. 

Sebab setahu kami selama masa orde baru tahun 1966 sampai dengan 1998, tidak pernah ada perayaan Tahun Baru Imlek secara bersama. Pada zaman itu tidak ada Paguyuban Tionghoa, perayaan Imlek dan pertunjukkan Barong Sai. 

Penguasa Orde Baru melarang semua kegiatan yang melibatkan Paguyuban Tionghoa karena selalu mengidentikkan Cina dengan Komunis alias PKI. 

Karena itu perayaan hari ini hanya bisa terjadi berkat kemenangan reformasi khususnya ketika Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dus mulai mengaktifkan kembali atau mencabut semua larangan itu, sehingga saudara-saudara kita keturunan Tionghoa di Indonesia boleh merayakannya.

Sumbangan Paguyuban Tionghoa bagi Indonesia

Berbicara tentang sumbangsih kaum keturunan Tionghoa bagi Indonesia, rupanya sulit untuk membedakannya. Tapi setahu penulis, jauh sebelum Indonesia merdeka, di tanah Timor tercinta ini hampir semua kerajaan dikuasai oleh orang-orang Tionghoa. 

Mereka itu datang untuk berdagang. Namun satu hal lain yang mereka lakukan adalah mengawini putri-putri Timor sehingga dengan demikian mereka memiliki legitimasi untuk diangkat oleh Belanda menjadi raja atau penguasa Timor. Sebab satu hal yang mereka miliki adalah pengetahuan dan pengaruh.

Demikian pun untuk kemerdekaan Indonesia dan selanjutnya sumbangsih para keturunan Tionghoa sangat besar. Banyak orang berpendidikan, berkedudukan dan berpengaruh ada pada orang Cina Indonesia. 

Banyak yang menjadi guru, banyak juga yang
 menjadi raja atau kepala wilayah, dan banyak pula yang menguasai kebudayaan Indonesia. Karena itulah maka dalam perjuangan kemerdekaan dan zaman mengisi kemerdekaan, pengaruh orang Cina sangat diperhitungkan.

Ilustrasi Barong sai (Sumber: Bhinneka)
Ilustrasi Barong sai (Sumber: Bhinneka)

Imlek: Perayaan Keagamaan atau Kebudayaan?

Paling kurang bagi penulis sendiri, pertanyaan ini selalu terngiang setiap tahun. Namun dari wikipedia.com akhirnya pertanyaan ini terjawab.

Bahwa perayaan tahun baru Imlek atau yang disebut juga Tahun Baru Cina merupakan salah satu hari raya agama Konghucu. Lalu pertanyaan berikutnya, apakah agama Konghucu sama dengan agama Budha?

Orang-orang Cina di Indonesia ada yang beragama Konghucu, ada yang beragama Budha, Islam, Kristen, dan Katolik. Namun mereka juga merayakan Imlek. Apakah secara agama diperbolehkan? Kalau begitu berarti mereka menganut dua agama sekaligus?

Tentu saja tidak, itulah alasan yang diberikan bahwa merayakan Imlek adalah suatu budaya Tionghoa, bukan agama. Karena itulah maka, dalam agama tertentu, misalnya Katolik, orang-orang Tionghoa atau keturunan, mereka boleh merayakan Tahun Baru Imlek melalui perayaan Ekaristi kudus juga di gereja.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tahun baru Imlek atau tahun baru Cina jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun yang berkaitan erat dengan pesta menyambut musim semi. Tentu saja itu di Cina sebab Indoensia tidak mengenal  musim semi.

Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek merupakan hari raya agama Konghucu, namun kadang juga disamakan dengan agama Budha. 

Perayaan Tahun baru Imlek baru diumumkan untuk dirayakan secara terbuka pada tahun 2003 sebagai hari libur nasional setelah dikeluarkannya Kepres Nomor 19 Tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada  9 April 2002.

Sejak saat itulah setiap tahun, Tahun Baru Imlek dapat dirayakan secara terbuka dan meriah. Kemeriahan hari raya Imlek itu terlihat dengan sangat kasat mata melalui berbagai ornamen hiasan dengan warna khas merah, perak dan simbol naga. Ada barong sai dan ada juga angpao.

Di beberapa tempat di Indonesia perayaan Imlek dimeriahkan dengan pertunjukkan barong sai.

Dan secara khusus kami dalam komunitas kantor Pusat Pastoral Keuskupan Atambua sejak tahun 2016 selalu mendapatkan Angpao dari Kung-Kung Vincent Wun SVD.

Itulah sebuah catatan ringan dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2024 untuk mengucapkan salam sukacita kepada mereka yang merayakannya. Tentu saja peristiwa hari ini menjadi pembelajaran bagi kita sekalian, betapa indahnya kebersamaan di Indonesia. Apabila keanekaragaman itu dihayati dengan baik akan menjadi berkat bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena keanekaragaman itulah sejak awal para pendiri NKRI telah merajutnya dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Sekali selamat Hari Raya Imlek 2575, Gong Xi Fa Cai.

Atambua: 10.02.2024

Referensi

wikipedia.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7186233/mengenal-perayaan-imlek-hari-raya-agama-khonghucu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun