Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Mengembangkan Ekonomi Ekologis yang Humanis

5 Januari 2024   17:15 Diperbarui: 5 Januari 2024   17:23 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekologi hijau (sumber:PPSDM Aparatur.com)

Tahun 2024 ini Konferensi Waligereja Indonesia merayakan 100 tahun atau 1 abad berdirinya KWI. Untuk mengisi persiapan perayaan yubileum itu didahului dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang akan dilaksanakan mulai tanggal 14 Februari 2024. Untuk itu Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (Kom.PSE) KWI mengambil tema APP Nasional, "Mengembangkan Ekonomi Ekologis".

Untuk itu ada dua hal yang menjadi persoalan dasar bagi kita adalah pertama, apa yang dimaksudkan dengan prinsip ekonomi ekologis itu, dan yang kedua, bagaimana upaya kita untuk mengembangkan ekonomi ekologis itu?

Pertama, Apa itu Ekonomi Ekologis.

Tema Aksi Puasa Pembangunan Nasional 2024 ini diinspirasi oleh visi Paus Fransiskus tentang ekonomi. Ia tidak hanya membicarakan ekonomi semata tetapi berkaitan dengan ekologi, dan keadilan. Menurut Paus Fransiskus, ekonomi tidak boleh terisolir tetapi mesti ditempatkan dalam seluruh realitas kehidupan manusia (Populorum Progressio, no. 14).

Tema ini tentu saja dirasakan sangat relevan dalam rangka ikut serta membangun Gereja dan Bangsa Indonesia sebagaimana yang diharapkan Konferensi Waligereja Indonesia dalam menyambut satu abad berdirinya KWI (1924-2024).

Nah, apa sebenarnya Ekonomi Ekologis itu? Ekonomi Ekologis atau disebut juga Ekonomi-Eko, atau Ekolonomi atau Bio-Ekonomi itu sudah dikembangkan dan dipublikasikan oleh Nicholas Georgescu-Roegen (1906-1994), seorang Matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Rumania. Ekonomi Ekologis itu sendiri merupakan suatu bidang penelitian akademis transdisiplin dan antardisiplin yang membahas tentang saling ketergantungan dan ko-evolusi ekonomi manusia dan ekosistem alam, baik secara intertemporal maupun spasial (wikipedia.com).

Entah berdasarkan pemikiran itu atau tidak, Paus Fransiskus sejak tahun 2015 telah mengembangkan suatu cara hidup baru dalam ensikliknya "Laudato Si" tentang Peduli Terhadap Bumi Rumah Kita Bersama.

Untuk itulah, Paus Fransiskus mengajak seluruh Gereja dan dunia untuk mengembangkan konsep dan tata ekonomi baru yang berwajah humanis dan sekaligus ekologis.

Hal tersebut ditekankan Paus Fransiskus sendiri pada Pertemuan Ekonomi Fransiskus ( Economy of Francesco) di Asisi, pada 19-21 November 2020 dengan peserta beragam yaitu dari 20 negara dari semua belahan dunia.

Dengan mengutip ensiklik Paus Paulus VI, Populorum Progressio, Paus Fransiskus mengatakan, "Pembangunan tidak bisa hanya didasarkan sekadar pada perhitungan akan pertumbuhan ekonomi belaka. Tanpa kepedulian akan lingkungan dan orang miskin, maka segalanya tidak akan membawa pada suatu perkembangan sejati".

Maka menurut Paus Fransiskus, mengembangkan visi ekonomi ekologis adalah ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal yang melayani manusia (humanis) dan merawat ciptaan (ekologis).

Kedua, Bagaimana kita mengembangkan Ekonomi Ekologis itu?

Untuk mengembangkan visi ekonomi ekologis tentu umat Katolik mesti mendasarkannya pada visi Alkitabiah tentang bumi yang baik yang berasal dari Tuhan sendiri.

Menjaga bumi mengharuskan manusia untuk hidup secara bertanggung jawab. Apa artinya secara bertanggungjawab? Manusia mesti mengelola dunia ciptaan bukan seolah-olah kita berada di luarnya. Keluarga manusia bertugas untuk melestarikan keindahan, keankaragaman, dan keutuhan alam ciptaan, serta berusaha meningkatkan produktivitasnya.

Untuk mengembangkan ekonomi ekologis, dibutuhkan kerja sama dan terutama gerakan bersama semua pihak dan semua orang yang berkehendak baik.

Untuk itu ensiklik 'Laudato Si' menganjurkan agar gerakan dan aksi bersama yang dapat kita lakukan hendaknya mencakup upaya produksi dan konsumsi berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi etis moral, divestasi bahan bakar fosil, dan menghindari aktivitas apapun yang membahayakan planet bumi dan manusia.

Selain itu, gerakan dan aksi bersama itu harus mendukung ekonomi sirkular, dan memprioritaskan pekerja perawatan dan melindungi martabat para pekerja.

Dan dalam hal ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa tentu saja yang amat penting dalam gerakan atau aksi ini adalah para penentu kebijakan dan regulasi, dalam hal ini Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Untuk itu saya berpikir secara liar saja bahwa menghadapi pemilihan umum serentak, dalam hal ini Pilpres dan Pileg 14 Februari 2024, siapapun pasangan Capres dan Caleg yang mengusung visi ekonomi ekologis, sudah pasti dialah yang akan terpilih sebagai Presiden dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Mengapa? Sebab yang kita harapkan adalah adanya produk berkelanjutan baik berupa regulasi yang pro ekonomi ekologis maupun praktik-praktik baik yang bertujuan mengembangkan ekonomi ekologis yang humanis dan ramah lingkungan.

Semoga visi Paus Fransiskus untuk terciptanya ekonomi ekologis demi lestarinya bumi rumah kita bersama dapat terwujud karena semakin banyak orang yang berkehendak baik ikut terlibat. Marilah kita sama-sama melakukan gerakan atau aksi bersama untuk menciptakan ekonomi ekologis bagi dunia.

Salam sukses untuk semua. Terima kasih. Tuhan memberkati. 

Atambua, 05.01.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun