Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun yang Penuh Kenangan Manis dan Pahit

5 Januari 2024   09:18 Diperbarui: 5 Januari 2024   09:21 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah pada kesempatan ini, penulis mengisahkan pengalaman pahit itu sebagai bagian dari  hikmah tahun 2023 itu.

Satu hal yang paling kami rasakan sebagai pengalaman pahit selama tahun 2023 adalah ketika putra kami yang bernama NADH terlibat dalam judi online. Pada bulan Juli 2023 ia ke ibukota propinsi untuk memulai kuliahnya. 

Rencananya ia akan mengambil program studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. Karena ia juga mempunyai bakat olahraga sepak bola, maka ia menjadi anggota football club dan ikut pada turnamen Eltari Memorial Cup di Kabupaten Rote Ndao. Ia sebagai penjaga gawang.

Singkat cerita, setelah pulang dari Rote, NADH mulai mengenal apa yang disebut judi online yang akhirnya menjerumuskan dia ke dalam lembah derita. 

Untuk berjudi online, ia melakukan juga pinjaman uang di sana sini. Sampai dengan akhir tahun 2023, ia telah menghabiskan uang untuk judi online sebanyak  seratus juta rupiah lebih.

Siapa yang akan menanggung beban ini dan dari mana uang sebanyak ini diperoleh untuk membayar semua hutang itu? Lagi-lagi kami sebagai orang tua dengan terpaksa harus melakukan istilah tendang kredit untuk bisa melunasi. Sebab untuk membayar judi online itu, putra kami NADH juga tidak segan-segan menggadaikan sepeda motor kakaknya yang baru dibeli. Pada hal putra kami di rumah, ia termasuk anak yang baik dan penurut. Tetapi ketika berhadapan dengan HP, ia selalu ketagihan untuk bermain judi slot.

Ya. Itulah kisah miris yang menjadi pembelajaran bagi kami sebagai orang tua dalam mendidik putra putri kami. Sekali lagi "Manis jangan cepat ditelan!" Mungkinkah ada harapan, "pahit jangan cepat dimuntahkan?" Kami selalu berdoa dan berusaha mencari solusi untuk membebaskan putra kami dari ketergantungan terhadap dunia judi ini.

Diakhir tulisan ini sebuah pertanyaan, mungkinkah aplikasi judi online (slot) itu bisa diberantas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI; dan pihak Kepolisian Republik Indonesia?

Sebab bukan hanya putra kami yang terlibat dalam 'dunia hitam' ini, tetapi saat ini ada begitu banyak anak muda yang hancur karena judi online, banyak keluarga berantakan juga karena judi online. 

Semoga sharing ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kompasianer sekalian. Maafkanlah aku, jika sharing ini tidak berkenan!

Atambua: 05.01.24

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun