Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Perayaan Natal Ekumenis Bagi Umat Kristiani

29 Desember 2023   20:09 Diperbarui: 29 Desember 2023   20:36 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indahnya hidup rukun sebagai saudara (dok. pribadi)

Perayaan Natal Ekumenis merupakan kesempatan khusus bagi umat Kristiani baik Katolik maupun Kristen Protestan dari berbagai denominasi Gereja,  yang bertujuan untuk semakin mendekatkan dan merapatkan hubungan persaudaraan antar umat Kristiani, melalui merayakan Natal bersama.

Pada hari Kamis, tanggal 28 Desember 2023 bertempat di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Halilulik, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu berlangsung kegiatan Ibadat Natal Ekumenis antara umat Katolik dengan jemaat GMIT Getsemani Halilulik. Ibadat Natal dipandu secara bergantian oleh Imam atau Pastor dari Gereja Katolik dan Pendeta dari Gereja Getsemani Halilulik.

Ada dua orang imam Katolik yakni Romo Hendrikus Hale, Pr selaku Pastor Paroki dan Romo Prayogar Fallo, Pr selaku Pastor Rekan Paroki Halilulik, dan dari GMIT Pdt. Stephanie N.L.R. Nakmanas, S.Th.

Ibadat Natal Ekumene 2023  ini menurut ketua panitia perayaan, Elphidus Lau, S.Fil merupakan moment bersejarah karena sejak tahun 2000 hingga sekarang baru merupakan pertama kali terjadinya perayaan Natal bersama Ekumenis ini.  Karena itu menjadi pembelajaran dan refleksi bagi kaum muda gereja baik Orang Muda Katolik maupun para pemuda GMIT.

"Bahwa sesungguhnya dengan merayakan Natal bersama secara ekumenis, kita mau merekatkan persaudaraan di antara kita sebagai anak-anak Tuhan yang satu dan sama, dan dengan moment ini kita belajar untuk saling mengasihi sebagai saudara, serta membuat refleksi atas perpecahan yang telah terjadi sekian lama".

Pdt. Stephanie Nakmanas, S.Th (dok. pribadi)
Pdt. Stephanie Nakmanas, S.Th (dok. pribadi)

Dalam kotbahnya pada ibadat Natal ekumene ini, Pendeta Stephanie Nakmanas, S.Th. mengemukakan bahwa ada tiga makna yang patut kita petik sebagai umat Kristiani ketika kita merayakan Natal bersama secara ekumenis.

Ketiga makna perayaan Natal bersama Ekumenis itu adalah sebagai berikut:

Pertama, Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi

Dengan perayaan Natal, Allah semakin dimuliakan dan ditinggikan karena begitu besar kasih-Nya kepada manusia sehingga Ia mengutus Putera-Nya yang tunggal ke dunia. Perayaan Natal mengungkapkan kemuliaan Tuhan yang berada di tempat mahatinggi dan karena itu hanya Dia yang patut dipuji dan disembah oleh seluruh makhluk yang ada di bumi.

Kedua, Damai sejahtera di bumi 

Kelahiran Yesus Kristus di Betlehem membawa damai bagi seluruh umat manusia. Kemuliaan Tuhan bersemi di bumi karena membawa damai bagi semua manusia. Karena itu manusia dalam hal ini umat Kristiani harus membawa damai bagi sesama yang berada di sekitarnya. Umat Kristiani harus menjadi duta damai bagi semua orang sebagaimana Mzm 133 berbunyi alangkah indah hidup rukun dan damai sebagai saudara.

Ketiga, kepada manusia yang berkenan kepada Allah

Kalau manusia sudah mewujudkan kemuliaan Tuhan di bumi dengan hidup damai, maka itulah manusia yang berkenan kepada Allah. Setiap orang Kristen gharus berusaha untuk berkenan kepada Allah melalui seluruh hidupnya, kata-katanya, perbuatannya dan seluruh sepak terjangnya harus berkenan kepada Allah.

Bagaimana supaya kita berkenan kepada Allah? Supaya manusia semakin berkenan kepada Allah, maka manusia mesti melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan bahwa dia adalah citra Allah (Imago Dei).  Sebagai citra Allah, tiga hal yang menjadi makna Natal itu harus dilaksanakan yaitu memuliakan Allah, berdamai dan mengasihi sesama, serta selalu berkenan kepada Allah.

Natal Ekumenis mesti diwujudkan dalam aksi bersama (dok. pribadi)
Natal Ekumenis mesti diwujudkan dalam aksi bersama (dok. pribadi)

Perayaan Natal Ekumenis merupakan salah satu perwujudan dari keempat macam dialog ekumenis yang diajarkan oleh Konsili Vatikan II dalam Dekrit Unitatis Redintegratio (Pemulihan kembali kesatuan) yaitu: 

1)  Dialog Kehidupan atau dialog persaudaraan; 

2)  Dialog iman atau liturgis; 

3)  Dialog karya atau kerja sama; 

4)  Dialog Teologis di antara para ahli.

Dalam sambutan-sambutan baik dari wakil Pemerintah maupun Komisi Hubungan antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Atambua, tersimpul beberapa hal yang hendaknya menjadi perhatian bersama di antara jemaat kristiani baik Katolik maupun Kristen Protestan, yaitu: perhatian pada upaya-upaya ekologis untuk menyelamatkan bumi rumah kita bersama, melalui gerakan menanam pohon untuk kehidupan (aksi tanam pohon), dan gerakan memerangi sampah, melalui kampanye buang sampah pada tempatnya.

Selain itu bersama-sama dengan seluruh masyarakat beragama lainnya menyukseskan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, dan pemilihan legislatif pada 14 Februari 2024 dengan memberikan suara secara bertanggung jawab.

Dan selanjutnya diharapkan dengan merayakan Natal Ekumenis semakin menguatkan hubungan persaudaraan satu sama lain sebagaimana didoakan oleh Kristus sendiri "Ut Omnes Unum Sint".

Sebagai wujud konkret dari perayaan Natal bersama Ekumenis ini para jemaat dari kedua gereja mengadakan ramah tama bersama berupa menikmati hidangan natal, dan rekreasi alias 'Tebe'bersama.

Umat dari kedua gereja berjanji untuk merayakan perayaan yang sama pada tanggal 28 Desember 2024 bertempat di Gereja Getzemani Halilulik sebagai tuan rumah perayaan. ***

Atambua, 29.12.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun