Perayaan Natal Ekumenis merupakan kesempatan khusus bagi umat Kristiani baik Katolik maupun Kristen Protestan dari berbagai denominasi Gereja, Â yang bertujuan untuk semakin mendekatkan dan merapatkan hubungan persaudaraan antar umat Kristiani, melalui merayakan Natal bersama.
Pada hari Kamis, tanggal 28 Desember 2023 bertempat di Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Halilulik, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu berlangsung kegiatan Ibadat Natal Ekumenis antara umat Katolik dengan jemaat GMIT Getsemani Halilulik. Ibadat Natal dipandu secara bergantian oleh Imam atau Pastor dari Gereja Katolik dan Pendeta dari Gereja Getsemani Halilulik.
Ada dua orang imam Katolik yakni Romo Hendrikus Hale, Pr selaku Pastor Paroki dan Romo Prayogar Fallo, Pr selaku Pastor Rekan Paroki Halilulik, dan dari GMIT Pdt. Stephanie N.L.R. Nakmanas, S.Th.
Ibadat Natal Ekumene 2023 Â ini menurut ketua panitia perayaan, Elphidus Lau, S.Fil merupakan moment bersejarah karena sejak tahun 2000 hingga sekarang baru merupakan pertama kali terjadinya perayaan Natal bersama Ekumenis ini. Â Karena itu menjadi pembelajaran dan refleksi bagi kaum muda gereja baik Orang Muda Katolik maupun para pemuda GMIT.
"Bahwa sesungguhnya dengan merayakan Natal bersama secara ekumenis, kita mau merekatkan persaudaraan di antara kita sebagai anak-anak Tuhan yang satu dan sama, dan dengan moment ini kita belajar untuk saling mengasihi sebagai saudara, serta membuat refleksi atas perpecahan yang telah terjadi sekian lama".
Dalam kotbahnya pada ibadat Natal ekumene ini, Pendeta Stephanie Nakmanas, S.Th. mengemukakan bahwa ada tiga makna yang patut kita petik sebagai umat Kristiani ketika kita merayakan Natal bersama secara ekumenis.
Ketiga makna perayaan Natal bersama Ekumenis itu adalah sebagai berikut:
Pertama, Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi
Dengan perayaan Natal, Allah semakin dimuliakan dan ditinggikan karena begitu besar kasih-Nya kepada manusia sehingga Ia mengutus Putera-Nya yang tunggal ke dunia. Perayaan Natal mengungkapkan kemuliaan Tuhan yang berada di tempat mahatinggi dan karena itu hanya Dia yang patut dipuji dan disembah oleh seluruh makhluk yang ada di bumi.
Kedua, Damai sejahtera di bumiÂ
Kelahiran Yesus Kristus di Betlehem membawa damai bagi seluruh umat manusia. Kemuliaan Tuhan bersemi di bumi karena membawa damai bagi semua manusia. Karena itu manusia dalam hal ini umat Kristiani harus membawa damai bagi sesama yang berada di sekitarnya. Umat Kristiani harus menjadi duta damai bagi semua orang sebagaimana Mzm 133 berbunyi alangkah indah hidup rukun dan damai sebagai saudara.
Ketiga, kepada manusia yang berkenan kepada Allah
Kalau manusia sudah mewujudkan kemuliaan Tuhan di bumi dengan hidup damai, maka itulah manusia yang berkenan kepada Allah. Setiap orang Kristen gharus berusaha untuk berkenan kepada Allah melalui seluruh hidupnya, kata-katanya, perbuatannya dan seluruh sepak terjangnya harus berkenan kepada Allah.