"Keajaiban Natal bahwa Tuhan yang tidak terbatas itu menjadi terbatas demi kita manusia. Tuhan yang mahakuasa tidak menghilangkan ketidakadilan dari atas dengan menunjukkan kekuatannya, tetapi dari bawah dengan menunjukkan kasih", Paus Fransiskus, dalam homili Natal 25 Desember 2023 (Harianjogja.com).
Pertama-tama dari lubuk hati yang  tulus dan dari kedalaman jiwa, penulis menyampaikan Selamat Natal bagi seluruh umat kepada saudara-saudari para Kompasianer,  Umat Kristiani yang merayakannya. Semoga Natal membawa damai, sukacita, dan kebahagiaan bagi kita sekalian.
Itulah tiga kata bermakna yang selalu disertakan dalam setiap ucapan Selamat  Natal, kapan dan di manapun oleh umat Kristiani. Ketiga kata bermakna itu menjadi buah-buah dari merayakan Natal.
Setiap umat Kristiani baik Kristen Katolik maupun Protestan, sudah pasti dalam setiap ucapan Natal, baik secara tertulis maupun lisan, dalam bahasa apa saja, ketiga kata bertuah ini tidak akan luput dan terlewatkan.
Ketiga kata bertuah itu sekaligus merupakan pesan yang datang dari surga yang dibawa dan disampaikan oleh bala tentara surgawi yaitu para malaikat kepada gembala-gembala di padang Efrata yang berbunyi: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Luk 2: 14).
Dalam praksis hidup sehari-hari ketiga kata itu menggambarkan seluruh aspek kehidupan manusia, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Buah pertama: Damai sejahtera (Peace atau Pax)
Kata "damai sejahtera" terdiri dari dua kata yang dapat dipadukan menjadi satu kata majemuk.Â
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'damai' berarti  tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman, tenteram, tenang, dan rukun (hlm. 344).
Sedangkan kata 'sejahtera' berarti aman, sentosa dan makmur, selamat: terlepas dari segala macam gangguan. (hlm. 1483).Â
Dilihat dari arti katanya kedua kata ini hampir sama karena itu dalam penggunaan sering keduanya disatukan menjadi satu kata majemuk yaitu damai sejahtera.
Apa artinya damai sejahtera?
Kata damai sejahtera merupakan kata yang menggambarkan keadaan, situasi atau kondisi tertentu, yaitu perasaan seseorang atau sebagian besar orang bahwa semua yang dibutuhkannya lengkap sehingga bebas dari kekhawatiran dan merasa tenteram. Â Kata damai sejahtera, terutama dapat kita temukan dalam Kitab Suci.
Ketika orang mengatakan kepada seseorang atau sekelompok orang 'damai sejahtera' bagimu, maka orang yang menerima atau mendengarkan kata itu merasa bahwa semua yang baik, yang tenteram itu akan datang atau menjadi miliknya.
Sebagai contoh, dalam Kitab Yesaya dikatakan, 'Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya' (Yes 9:6).
Damai sejahtera bukan hanya tidak ada perang tetapi lebih kepada situasi tenteram sehingga manusia mengalami keselamatan dan kesejahteraan lahir dan batin. Dan situasi damai sejahtera itu bukan hanya dialami oleh umat Kristiani yang merayakan Natal, tetapi diharapkan berdampak positif bagi seluruh umat manusia. Termasuk di dalamnya mereka yang sedang berperang, diharapkan segera berdamai lagi. Santa Teresa dari Calcuta mengatakan, "Buah keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan, dan buah pelayanan adalah damai". Maka, itulah buah pertama yang dapat dipetik dari merayakan Natal bagi umat Kristiani yaitu Damai di atas seluruh muka bumi (Pacem in Teris).
Buah kedua: Sukacita  (Joy)
Kata sukacita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti suka hati atau girang hati atau kegirangan (hlm. 1608). Sukacita atau Joy full sangat berkaitan dengan kepuasan yang mendorong seseorang untuk menunjukkan cinta kasih kepada orang lain. Orang yang selalu bersukacita atau bergembira adalah orang yang mengalami kepuasan batin atau kegembiraan rohani.
Menurut Kitab Suci, sikap atau keadaan batin yang menyebabkan seseorang selalu bergembira bukan karena ia memiliki banyak uang dan harta, tetapi terutama karena berada di dalam Tuhan. Â Sukacita itu baik bagi kesehatan karena hati yang gembira adalah obat (Ams 17:22).
Orang yang bersukacita adalah orang yang selalu mengandalkan Tuhan karena di dalam Tuhan, tidak ada duka dan kecemasan. Maka buah dari merayakan Natal bagi orang beriman Kristiani adalah membawa sukacita bagi dunia. Di mana ada sukacita, di sana ada kedamaian. Di mana ada kedamaian, Â di sana ada Tuhan. Di mana ada Tuhan, di sana ada kehidupan selama-lamanya. Itulah buah kedua dari merayakan Natal bagi umat Kristiani yaitu sukacita senantiasa di dalam Tuhan.
Buah ketiga adalah Kebahagiaan (Happiness).
Kata bahagia berarti keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Sedangkan kebahagiaan berarti kesenangan dan ketentraman hidup (lahir batin) atau keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin (KBBI, hlm. 146).
Dalam Alkitab, Tuhan Yesus pernah berkotbah tentang kebahagiaan yang dikenal dengan "Sabda Bahagia" atau "Ucapan Bahagia", yaitu:Â
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan sorga; berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur; berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi; berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan; Â berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan; berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah; berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah; berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga." (Mat 5: 3-10).
Berdasarkan pengertian kata kebahagiaan tersebut, Â orang yang hidup bahagia adalah mereka yang cenderung untuk menerima dirinya apa adanya. Orang yang bahagia selalu memiliki keseimbangan emosional yang baik. Pada umumnya mereka mampu menghadapi emosi positif dan negatif dengan cara-cara yang sehat dan konstruktif.
Memang harus juga diakui bahwa kebahagiaan itu adalah sesuatu yang relatif, tetapi ia sekaligus merupakan tujuan hidup setiap orang. Dapat dikatakan bahwa kebahagiaan sebenarnya merupakan puncak dari seluruh cita-cita hidup manusia. Itulah buah ketiga yang dapat kita petik dari merayakan Natal bagi umat Kristiani.
Demikianlah ketiga hal yang menjadi 'the fruits of Cristmas" yaitu Peace (pax, pacem), Damai; Joy, sukacita; dan Happiness, kebahagiaan, hendaknya selalu menjadi perjuangan setiap umat untuk dapat menikmati hasil dari perayaan Natal yang telah dirindukan kedatangannya setiap tahun. Dengan demikian setiap umat Kristiani menjadi "Duta Damai; Duta Sukacita; dan Duta Kebahagiaan".Â
Semoga bermanfaat.
Atambua: 25.12.2023
Referensi:
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kelima
Alkitab dengan Deuterokanonika
Kata-kata Inspirasi Bijak Bunda TeresaÂ
Pesan Natal Paus Fransiskus dalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H