Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cara-Cara Ini Dapat Mencegah Penculikan Anak Saat Liburan Sekolah

21 Desember 2023   10:31 Diperbarui: 21 Desember 2023   10:57 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penculikan anak (sumber: BBC News Indonesia)

Penculikan anak yang marak pada musim liburan membuat para orang tua dan semua yang mempunyai kepedulian terhadap anak mulai wanti-wanti.  Semua pihak berupaya mencari akar penyebab dari persoalan ini dan berusaha menemukan solusi yang tepat bagaimana menghadapinya agar kasus serupa tidak terjadi lagi. 

Penculikan yang dialami anak Attila Syach selama 3 hari oleh orang yang tidak dikenal itu hanyalah merupakan salah satu dari sekian banyak kasus penculikan yang sudah terjadi selama ini.

Pertanyaan pertama yang selalu diajukan adalah mengapa penculikan anak masih marak terjadi saat ini, ketika keterbukaan, kemajuan dan berbagai kemudahan dialami seperti adanya CCTV di mana-mana, tetapi tokh penculikan anak itu terjadi lagi? Jawabannya, mungkin saja karena menikmati kemudahan dan kemajuan dewasa ini, banyak orang termasuk para orang tua melupakan harta yang paling berharga di dalam hidupnya yaitu anak untuk dilindungi.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat bahwa telah terjadi adanya peningkatan kasus penculikan anak pada musim liburan terutama di awal tahun 2023 yang lalu (Topik Pilihan). 

Menurut Tempo.co (7/2/2023), kasus penculikan anak bertambah lebih banyak pada awal  2023. Total 28 kejadian terjadi sepanjang awal tahun 2023. Sementara, menurut data Kementrian PPPA RI  2022, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 15 kejadian.

Di tengah kemajuan dan perubahan yang sangat signifikan dewasa ini, mengawasi anak bukanlah hal mudah. Apalagi dengan berbagai tuntutan kehidupan sehingga banyak orang tua terpaksa harus meninggalkan anaknya sendirian di rumah. Sementara ia harus sibuk bekerja demi kehidupan keluarga. Maka, kini tugas mengawasi anak bukanlah semata-mata orang tua saja, tetapi banyak pihak ikut terlibat di dalamnya. 

Karena itu, sampai saat ini masih tetap berlaku adagium lama ini yang berbunyi, "Adalah lebih baik mencegah, daripada mengobati". Memang betul bahwa mencegah lebih mudah dari pada mengobati. Karena itu, harapan kita bersama adalah agar jangan sampai tren kenaikan angka tersebut dapat terulang lagi pada awal tahun 2024 ini, baiklah kita mencegahnya.

Pada kesempatan ini penulis hendak mengemukakan cara-cara untuk mencegah terjadinya penculikan anak  sebagaimana dilansir dalam https://infopublik.solokkota.go.id, yang kiranya membantu para orang tua dan pengasuh anak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik dan benar, sebelum hal itu terjadi.

1)  Edukasi atau Pendidikan Kesadaran. 

Anak dan orang tua perlu mendapat edukasi tentang ada dan maraknya penculikan anak saat ini, khususnya pada saat liburan sekolah, dan bagaimana menghindari penculikan itu. Kepada anak-anak sendiri perlu ditanamkan kesadaran bahwa anak-anak hanya boleh mengikuti ajakan orang tua saja. Tidak boleh memercayai orang-orang yang tidak dikenal. Melalui edukasi ini, anak juga perlu mengetahui bagaimana memberikan respon jika mereka atau teman mereka menjadi target penculikan. Kepada siapa mereka harus memberitahukan atau melaporkan.

2) Hati-hati memberikan informasi pribadi kepada orang lain.

Setiap orang patut dicurigai! Kepada anak-anak harus diajarkan untuk tidak memberikan informasi pribadi atau keluarganya kepada orang lain, terutama orang yang tidak dikenal. Nama, alamat rumah, alamat sekolah, ibu guru atau bapak guru, kepala sekolah, dan di zaman teknologi informasi ini, nomor hand phone pribadi atau orang tua tidak boleh diberikan kepada sembarang orang.

3) Jangan meninggalkan anak sendirian, terutama pada saat liburan.

Orang tua harus terus memantau aktivitas anaknya  dan berusaha untuk selalu berada dekat anak terutama pada saat mereka sedang bermain di luar rumah. Anak harus selalu ditemani oleh orang dewasa saat mereka berada di tempat-tempat umum seperti di pusat pembelanjaan, di taman bermain anak, dan lain-lain tempat keramaian. Karena pada saat-saat itu biasanya rawan terhadap penculikan. Selalu saja ada orang berniat jahat.

4)  Berhati-hati dalam penggunaan internet dan media sosial.

Saat ini internet dan media sosial mudah diakses termasuk oleh anak. Anak harus diajarkan tentang bagaimana berinteraksi di media sosial, dengan orang lain, terutama dengan orang asing yang tidak dikenal. Maka orang tua perlu membimbing anak agar menggunakan internet dan media sosial secara baik, bertanggung jawab dan terbatas.

5) Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama dengan sekolah.

Untuk menghindari penculikan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, sebaiknya orang tua melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk memastikan saat anak-anak ada di sekolah dan memastikan bahwa anak berada dalam situasi aman di sekolah. Orang dapat menginformasikan bahwa hanya yang berinisial A yang dapat menjemput anak dari sekolah. Selain dari A tidak boleh ada orang lain yang menjemput. 

6) Melaporkan tindakan yang mencurigakan.

Kepada anak-anak hendaknya disampaikan bahwa jika ada tindakan yang mencurigakan, seperti ada orang asing yang mengajak pergi, sebaiknya segera dilaporkan kepada sekolah atau pihak keamanan. Selain itu bila ada orang asing yang selalu sering mencari tahu informasi tentang anaknya, orang tua hendaknya segera melaporkan hal tersebut kepada parat penegak hukum. Karena itu nomor darurat polisi harus diketahui oleh orang tua.

Demikianlah keenam hal ini kiranya bisa menjadi pencegah terjadinya penculikan terhadap anak buah hati kita sendiri. Tentu saja setiap orang tua tidak menghendaki anaknya menjadi korban penculikan. 

Karena itu seperti yang dikatakan Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementrian PPPA, Nahar  dalam Tempo.co, beliau mengajak seluruh pihak, baik orang tua, masyarakat, sampai pemerintah untuk terlibat dalam pengawasan anak dari penculikan anak, sehingga ancaman yang berdampak lebih buruk bisa kita hindari. ***

Atambua: 21. 12.2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun