"Karena pembangunan yang kita lakukan adalah pembangunan rumah ibadat atau gereja, maka kita tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri dan uang", demikian pengakuan ketua panitia pembangunan, bapak Yosef Un.
Usaha dan jeripayah manusia akan sia-sia bila tidak disertai dengan doa. Karena itu panitia pembangunan sudah sejak awal memulai dengan doa dan didoakan terus menerus tiada putus hingga selesai proses pembangunan dengan baik.
Doa yang tak kunjung putus dan perjuangan manusia yang tiada henti akan menjadi mujizat yang nyata dalam kehidupan. Dan itulah yang terjadi, proses pembangunan gereja ini berjalan sesuai dengan rencana Tuhan sendiri.
Sebab Ia telah berjanji akan menyertai umat-Nya yang selalu mengandalkan Dia dalam doa. Karena itu Ia juga akan menjadikan segala-galanya indah pada waktunya.
"Itulah keyakinan kami umat Paroki Santo Yohanes Pemandi Haliwen akan campur tangan Tuhan dalam pembangunan ini", kata Ketua Panitia dalam laporannya.
Menyaksikan keberhasilan umat dan panitia pembangunan rumah ibadat melalui gotong royong dan pemberdayaan umat dan kemandirian ini, Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku berpesan agar cara dan metode kerja pembangunan gereja seperti ini patut dicontohi oleh umat dari komunitas-komunitas lain supaya tidak selalu menadahkan tangan kepada orang atau pihak lain.
Sebab dengan melakukan pembangunan secara demikian, harga diri dan martabat umat sebagai pemilik utama rumah ibadat dihargai dan ditinggikan.
Itulah suatu bentuk saling mendukung dan membesarkan yang diterapkan oleh Panitia Pembangunan Gereja Paroki Santo Yohanes Pemandi Haliwen.
Semoga sharing ini bermanfaat bagi komunitas-komunitas beragama atau pun umat Katolik yang sedang membangun rumah ibadat (gereja) untuk lebih mengutamakan kemandirian umat daripada 'meminta-minta' baik dari pemerintah maupun donatur lainnya.
Salam