Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Pangan Sedunia, Air, dan Upaya-Upaya Sederhana namun Konsisten untuk Mengatasi Kesulitan Air

16 Oktober 2023   19:24 Diperbarui: 21 Oktober 2023   20:13 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Merdeka.com)

Tema Hari Pangan Sedunia (World Food Day) Tahun 2023 adalah "Air adalah Kehidupan, Air adalah Makanan. Jangan Tinggalkan Siapapun".

Mari Memaknai Hari Pangan Sedunia 2023

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini sungguh-sungguh aktual. Tanggal 16 Oktober yang ditetapkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organization of the United Nations sebagai Hari Pangan sedunia itu, pada tahun 2023 ini sangat bertepatan dengan puncak musim kemarau di hampir seantero dunia. 

Maka tema yang diangkat pun sangat aktual, karena saat ini, di mana-mana kaum ibu dan anak-anak yang sering dan banyak kali bertugas mengambil, atau mencari air untuk keperluan rumah tangga, makin mengalami kesulitan untuk mendapatkan air itu. 

Saat ini di mana-mana air itu mahal. Pada hal, pada saat-saat tertentu air itu berlimpah ruah, sampai-sampai air itu mengalir di mana-mana membanjiri bumi.

Karena itu, pada tahun 2023 ini  Hari Pangan sedunia memfokuskan perhatian dan refleksi manusia akan air dan penggunaannya dalam kehidupan.

Dilansir dari situs resmi FAO menegaskan bahwa air memiliki peran penting dalam membentuk lebih dari 50% tubuh makhluk hidup. Artinya separuh dari tubuh makhluk hidup termasuk manusia itu terbentuk dan terdiri dari air.  

Selain itu, air menutupi sekitar 71% dari permukaan bumi, sehingga dengan demikian air itu sendiri menjadi kekuatan bagi manusia, perekonomian, dan alam serta fondasi bagi pangan manusia.

Akan tetapi seiring perjalanan waktu, pertumbuhan penduduk semakin pesat, manusia semakin banyak memenuhi bumi, pembangunan sosial ekonomi makin meluas, dan iklim makin mengalami perubahan sehingga menyebabkan sumber daya air semakin terbatas. 

Sumber air yang tersedia dan kualitasnya pun semakin terbatas dan menurun, sehingga cepat atau lambat akan menyebabkan kesulitan air bagi manusia dan makhluk hidup lain di bumi ini.

Untuk itu perayaan Hari Pangan sedunia mengajak manusia, penghuni bumi ini untuk secara bijak menggunakan air. Bagaimana manusia menerjemahkan kata "bijak" menggunakan air itu di dalam hidupnya?

Hari ini, Senin (16/10-2023), ketika penulis bersama panitia pekan pameran ekonomi kreatif melakukan evaluasi dan pembubaran panitia, salah satu point penting yang diangkat dan menjadi keprihatinan bersama adalah "saat ini kita kekurangan air bersih"!

Keluhan itu pertama-tama datang dari Pengelola Rumah Penginapan Emaus Pastoral Center bahwa debit air yang ada pada tiga sumur bor yang menjadi sumber kehidupan untuk rumah EPC makin berkurang. 

Masyarakat saat ini hanya tergantung pada membeli air dari tangki. Seberapa banyak uang yang mereka miliki untuk itu? Lantas biar pun mereka punya banyak uang untuk membeli air, tapi bagaimana kalau sumur-sumur yang yang menjual air itu kekurangan bahkan kering? Apa yang akan terjadi?

Untuk itu, Pastor Yohanes Oki, Pr meminta semua karyawan, pelayan pastoral, dan para tamu pemakai jasa rumah penginapan Emaus untuk memperhatikan hal ini.

Menurut beliau, "kita jangan hanya prihatin saja, tetapi sesudah prihatin, kita mesti bertindak, biarpun itu sangat sederhana, tetapi apabila kita secara konsisten, kita bisa mengatasi kekurangan itu".

Karena itu, marilah pada Hari Pangan Sedunia 2023 dengan tema "Air adalah Kehidupan. Air adalah Makanan" kita lakukan sesuatu untuk menyelamatkan air bumi ini. 

Keadaan sebuah Sumur bor di Belu yang makin berkurang debit airnya (foto: dok. pribadi)
Keadaan sebuah Sumur bor di Belu yang makin berkurang debit airnya (foto: dok. pribadi)

Setidaknya ada tiga upaya bijak dan sederhana namun  diharapkan agar semua pihak secara konsisten mempraktekkannya sehingga dapat mengatasi kesulitan air akibat debit air yang makin kurang ini, sambil kita berdoa agar musim hujan segera tiba...

Ketiga upaya bijak dan sederhana  yang bisa kita lakukan itu adalah sebagai berikut:

Pertama, JANGAN membuang-buang air sembarangan.

Pakailah air seirit mungkin dan seperlunya. Meskipun kita punya sumur sendiri, toh kita tidak boleh seenak dan sesukanya menggunakan air. Sebab air  itu pada dasarnya bernilai dan berfungsi sosial.

Air sisa dari pemakaian rumah tangga harus ditampung pada wadah tertentu untuk bisa digunakan lagi. 

Misalnya untuk menyiram tanaman yang ada di sekitar rumah, sehingga membuat suasana sekitar rumah hijau dan sejuk.

Matikan kran air setiap kali sesudah menggunakan air, baik untuk mandi maupun kakus sehingga air tidak terbuang-buang begitu saja.

Kedua, PAKAILAH Botol Air Minum sendiri

Selain untuk mengurangi sampah plastik, minum menggunakan botol air sendiri akan mengajarkan kita sikap untuk berhemat. Kalau air dari botol air minum sendiri, kita tidak akan membuangnya sembarang. 

Akan tetapi, lihatlah betapa banyak orang atau pun anak-anak yang membeli atau mengambil air dalam kemasan, kemudian meminum sedikit lalu membuang sisanya begitu saja, sehingga gelas plastik berserakan, dan air sisa terbuang begitu saja.

Ini adalah bentuk pemborosan air dan sekaligus pencemaran lingkungan hidup.

Ketiga, BUATLAH Resapan Air Limbah Rumah Tangga

Satu lagi hal sederhana yang bisa kita buat di sekitar rumah kita untuk menampung air sisa dari kamar mandi, air sisa dari mencuci mobil atau motor sendiri di rumah, atau sisa cucian dari dapur, dengan cara membuat resapan air limbah rumah tangga.

Bagaimana cara membuat resapan air limbah rumah tangga yang sederhana?

Untuk membuat resapan air limbah Rumah Tangga

Alat dan bahan sederhana yang dibutuhkan:

1.  Pipa paralon 1/2 inci  sesuaikan dengan kebutuhan.

2. Sabut kelapa atau ijuk

3. Koral atau batu untuk cor

4. Saringan pasir

5. Paku beton

6. Kompos/sampah organik (daun-daun kering)

Langkah-langkah pembuatan resapan air limbah rumah tangga:

1.   Potong palalon untuk pembuangan air (paralon 3 inci) pada satu titik.

2.  Gali tanah di sekitar paralon tersebut berbentuk persegi dengan kedalaman lebih kurang 1 meter, sedangkan ukuran lebar sesuai kebutuhan.

3.  Potong paralon 1/2 inci menjadi potongan kecil-kecil sepanjang 15 cm, lalu masukan potongan-potongan paralon itu ke dalam tanah dengan bantuan palu.

4.  Taburkan kompos atau sampah organik pada lapisan paling bawah, kemudian diratakan.

5.  Letakkan koral atau bebatuan di atas kompos, dan ratakan (bagian ini berfungsi sebagai penyaring untuk menjernihkan air)

6.  Untuk lapisan paling atas, masukkan sabut kelapa atau ijuk (yang akan berfungsi sebagai filter untuk menyaring air sabun dan bahan-bahan hasil dari produk kimia.

7.  Masukan saringan pasir ke dalam tanah, dan paku dengan paku beton (Saringan pasir ini berfungsi menahan sabut kelapa agar tidak mengapung).

Demikianlah kita sudah memiliki resapan air limbah rumah tangga yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman atau halaman rumah agar tidak berdebu, dengan menggunakan air limbah dari rumah tangga, bukan menggunakan air bersih langsung dari kran. Selamat mencoba!

Nah,inilah upaya-upaya sederhana namun besar manfaatnya bila dengan konsisten kita lakukan untuk menyelamatkan bumi dari kekurangan air akibat semakin berkurangnya debit air tanah.

Dengan demikian perayaan Hari Pangan Sedunia 2023 bernilai dan bermanfaat untuk melindungi air sebagai kehidupan, dan air sebagai makanan. 

Ingat kata-kata Muder Teresa dari Calcuta, "Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Jika Anda tidak dapat melakukannya dengan cinta yang besar, lakukan dengan sedikit cinta. Jika Anda tidak bisa melakukannya dengan sedikit cinta, lakukan saja".

Mari kita melakukannya !

Semoga bermanfaat!

Salam

Atambua, 16.10.2023

Referensi:

1. https://news.detik.com/berita/d-6981220/hari-pangan-sedunia-2023-tema-hingga-makna-peringatan-tahun-ini

2. https://www.klopmart.com/article/detail/cara-membuat-resapan-air-limbah-rumah-tangga

3. https://www.bola.com/ragam/read/4624320/30-kata-kata-inspirasi-bijak-bunda-teresa-motivasi-berbagi-kebaikan?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun