Keluhan itu pertama-tama datang dari Pengelola Rumah Penginapan Emaus Pastoral Center bahwa debit air yang ada pada tiga sumur bor yang menjadi sumber kehidupan untuk rumah EPC makin berkurang.Â
Masyarakat saat ini hanya tergantung pada membeli air dari tangki. Seberapa banyak uang yang mereka miliki untuk itu? Lantas biar pun mereka punya banyak uang untuk membeli air, tapi bagaimana kalau sumur-sumur yang yang menjual air itu kekurangan bahkan kering? Apa yang akan terjadi?
Untuk itu, Pastor Yohanes Oki, Pr meminta semua karyawan, pelayan pastoral, dan para tamu pemakai jasa rumah penginapan Emaus untuk memperhatikan hal ini.
Menurut beliau, "kita jangan hanya prihatin saja, tetapi sesudah prihatin, kita mesti bertindak, biarpun itu sangat sederhana, tetapi apabila kita secara konsisten, kita bisa mengatasi kekurangan itu".
Karena itu, marilah pada Hari Pangan Sedunia 2023 dengan tema "Air adalah Kehidupan. Air adalah Makanan" kita lakukan sesuatu untuk menyelamatkan air bumi ini.Â
Setidaknya ada tiga upaya bijak dan sederhana namun  diharapkan agar semua pihak secara konsisten mempraktekkannya sehingga dapat mengatasi kesulitan air akibat debit air yang makin kurang ini, sambil kita berdoa agar musim hujan segera tiba...
Ketiga upaya bijak dan sederhana yang bisa kita lakukan itu adalah sebagai berikut:
Pertama, JANGAN membuang-buang air sembarangan.
Pakailah air seirit mungkin dan seperlunya. Meskipun kita punya sumur sendiri, toh kita tidak boleh seenak dan sesukanya menggunakan air. Sebab air  itu pada dasarnya bernilai dan berfungsi sosial.
Air sisa dari pemakaian rumah tangga harus ditampung pada wadah tertentu untuk bisa digunakan lagi.Â
Misalnya untuk menyiram tanaman yang ada di sekitar rumah, sehingga membuat suasana sekitar rumah hijau dan sejuk.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya