Kalau ada caleg yang terlibat dalam kasus amoral sebaiknya juga tidak boleh dipilih.
Lantas Kita Harus Memilih Siapa?
Memang benar bahwa kita masih manusia biasa yang sedang berada di dunia yang fana ini. Sebagai manusia, tidak ada orang yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan.
Dalam pemilihan legislatif atau pemilihan presiden, kita tidak memilih malaikat, tetapi kita memilih manusia. Tetapi manusia yang menjadi pemimpin, dalam hal ini pemimpin atau wakil rakyat yang berkualitas berdasarkan visi, nurani dan paradigma etis.
Dalam hal ini Prof. Franz Magnis Suseno pernah dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta (baca: Indonesia) sebagaimana dilansir dalam Indonesiasatu.co (16/9-2016) mengemukakan kriteria antara lain,Â
Pertama, "tidak pernah memilih calon yang terbaik, tetapi mencegah yang terburuk. Oleh karena itu saya memilih calon yang risikonya paling kurang".
Kedua, memilih calon berdasarkan kualitas, kompetensi atau kemampuan memimpin. Kata Romo Magnis, "Jakarta (baca: Indonesia) memiliki banyak masalah. Karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut."
Ketiga, memilih pemimpin yang memiliki komitmen pada penegakkan Hak Asazi Manusia (HAM).
Dengan demikian apa yang dikemukakan sebagai 5 (lima) hal yang payut dipertimbangkan sebelum memilih calon legislatif atau pemimpin, ditegaskan oleg Prof. Franz Magnis Suseno sebagai kriteria yang harus diperhatikan.
Jadi ketika seorang pemilih menemukan adanya satu dari kelima hal yang patut dipertimbangkan itu dalam diri seorang  calon legislatif, pastikan ANDA tidak memilih. Tetapi pilihlah caleg yang bebas dari kelima hal negatif di atas. Selamat menentukan pilihanmu!
Atambua, 09.10.2023