Tokoh Kita Krisostomus Si Mulut EmasÂ
Setiap tokoh pada zamannya punya kelebihan dan keunikan yang patut diteladani. Karena itu berlaku adagium: setiap masa ada tokohnya, dan setiap tokoh ada masanya. Tentu saja ada juga kriteria seseorang digolongkan sebagai tokoh, seperti halnya pahlawan nasional, dan kriteria kerokohan lainnya.
Demikian pula dalam praktek keagamaan, ada juga tokoh-tokoh dalam sejarah yang memiliki keunikan-keunikan. Dalam gereja Katolik ada tokoh-tokoh yang digelar sebagai orang kudus,yang disebut santo bagi kaum laki-laki, dan santa bagi mereka yang perempuan.
Salah satu dari sekian banyak kriteria seseorang digelar kudus adalah memiliki keistimewaan baik ketika masih hidup maupun setelah wafat, misalnya memiliki mujizat tertentu melalui doa dengan perantaraannya.
Santo Yohanes Chrisostomus adalah seorang Uskup. Beliau pernah menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Beliau lahir di Antiokhia, Turki pada tahun 347. Dan meninggal dunia pada 14 September 407 Tahun Masehi.
Yohanes Chrisostomus tersohor karena kefasihannya dalam berkhotbah dan berpidato di muka umum. Pada masanya, ia banyak melawan berbagai penyalahgunaan wewenang, baik oleh para pemimpin Gereja pada masa itu, maupun para pemimpin politik.
Karena kefasihannya dalam berkotbah dan berpidato, maka sesudah kematiannya, dia diberi julukan "Chrysostomos" dalam kata Yunani yang berarti "Si Mulut Emas". Dalam kotbah dan tulisan-tulisannya, beliau memiliki keprihatinan yang tinggi pada masalah-masalah keadilan dan aplikasi Kitab Suci dalam kehidupan (katakombe.org).
Relevansinya Bagi Kita Di Era Semakin Membanjirnya Berita-Berita Hoaks dan Ujaran Kebencian
Krisostomus artinya si mulut emas. Ia dijuluki demikian karena memberitakan kebenaran dan keadilan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya bagaikan emas permata. Selain merupakan kata-kata pilihan yang enak didengar telinga, juga mengandung penghiburan dan memberi sukacita kepada orang-orang yang mendengarnya.
Demikian pun tulisan-tulisannya selalu mengajak orang untuk hidup dalam kebenaran dan menjauhkan diri dari praktek-praktek yang bertentangan dengan etika dan moral.
Baginya kata baik yang tertulis maupun terucap merupakan kata-kata pilihan yang bernas sehingga mampu membangkitkan semangat bagi orang yang mendengar ataupun membacanya.
Karena itu sekurang-kurangnya 3 (tiga) relevansi ini dapat kita petik dari sang tokoh yang diperingati dalam Gereja Katolik setiap tanggal 13 September.Â
Ketiga pesan dari kehidupan Santo Yohanes Krisostomus itu adalah sebagai berikut:
Pertama, Berita Benar vs Berita Hoaks
Dirilis dalam yesaya.indocell.net, jika  Yohanes bercerita, semua orang senang mendengarkannya. Hidupnya sangat mengagumkan semua orang. Hal ini mengajarkan kepada kita pada jaman now untuk menulis yang benar sebagai berita gembira bukan sebaliknya menampilkan berita-berita hoaks atau berita bohong. Sebagaimana kita tahu, berita bohong atau hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Tujuan sebenarnya dari berita hoaks adalah untuk membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan yang bisa juga menyesatkan.
Krisostomus si mulut emas mengajarkan kepada kita untuk menulis yang benar dan berbicara yang benar pula, karena apa yang kita beritakan baik tertulis atau pun lisan adalah berita gembira yang seharus membuat orang merasa senang untuk membaca atau mendengarnya, bukan sebaliknya membuat orang cemas dan tidak aman.
Demikian pun pesan Krisostomus kepada para Kompasianer pun jelas yaitu supaya apa yang dituliskan di Kompasiana adalah tulisan dan berita yang benar, bukan sekedar untuk mendapatkan vote dan menjadi headline.Â
Kedua, Kabar Baik vs Ujaran Kebencian (hate speech)
Menurut resi.dehonian.or.id, Yohanes Krisostomus adalah seorang yang cerdas dan sangat menonjol dalam sastra dan retorika. Jika ia berbicara, semua yang mendengar akan terpesona pada kata-katanya yang indah. Dengan mulutnya, ia mewartakan kabar baik sehingga semua orang yang mendengarnya mendapatkan pencerahan. Karena itu orang merasa senang untuk terus mendengarkan ajaran-ajarannya.
Di tengah semakin maraknya ujaran kebencian, hate speech, yang melanda dunia kita yang tersebar melalui berbagai media sosial lewat berbagai konten: youtube, facebook, reels, instagram, snack video, dan lain-lain yang membangkitkan rasa saling membenci di antara sesama manusia. Mengeluarkan kata-kata yang tak pantas diucapkan kepada orang lain baik secara langsung maupun melalui tulisan. Contoh paling mutakhir yang heboh di medioa sosial, kata-kata tak pantas yang dikeluarkan oleh Rocky Gerung kepada Presiden Joko Widodo.
Yohanes Krisostomus si mulut emas, mengajarkan kepada kita bahwa kata-kata yang kita ucapkan atau tuliskan mengandung Kabar Baik, euanggelion, kabar gembira yang menyenangkan bukan sebaliknya memiluhkan atau membangkitkan kebencian.
Ketiga, Hidup Sederhana vs Glamourist atau Keglamoran
Kehidupan Krisostomus mengajarkan kepada manusia jaman now untuk menghargai kesederhanaan atau hidup sederhana sebagai lawan dari glamourist atau keglamoran.Â
Sebagaimana diungkapkan dalam mirifica.net bahwa meskipun Yohanes Krisostomus selalu sakit, namun ia melakukan banyak karya yang mengagumkan. Ia selalu berkotbah satu atau dua kali sehari, dan memberi makan para fakir miskin serta memberi perhatian terhadap banyak yatim piatu di Konstantinopel. Ia juga menghentikan pertunjukkan-pertunjukkan yang tidak layak dipertontonkan di Konstantinopel.
Karena itu kepada kita manusia jaman Yohanes mengajak kita untuk hidup sederhana dan tidak mempertontonkan kemewahan dan  hidup yang serba gemerlapan.Â
Relevansi dari ajaran dan kehidupan Yohanes Krisostomus bagi kita adalah berani melawan berita hoaks, menghentikan segala ujaran kebencian terhadap orang lain, dan berani hidup sederhana melawan serba glamor baik dalam kata maupun dalam tindakan. Yohanes Krisostomus mengajarkan kepada kita untuk senantiasa "Verba Docent, Exempla Trahunt", "Kata-kata mengajar, namun teladan menarik".Â
Semoga ada manfaatnya!
Atambua: 13.09.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H