Menjadi guru pada zaman ini tentu berbeda dari era tahun 1970-an. Tantangan guru zaman sekarang jauh berbeda dari zaman dulu. Maka guru perlu membangun banyak strategi dalam pembinaan disiplin siswa, terutama yang berhubungan dengan rambut. Rambut adalah mahkota bagi seseorang, karena itu tidak boleh dicukur secara asal-asalan. Apalagi yang dicukur rambutnya adalah seorang siswi perempuan yang sudah berusia remaja.
Jangan sampai perlakuan itu membuatnya rasa malu karena diperlakukan di depan teman-temannya, apalagi di depan cowok atau pacarnya sendiri. Hal ini tentu akan menyebabkan siswa merasa stres dan harga dirinya direndahkan. Karena itu apapun bentuk hukuman yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan perasaan dan harga dirinya sebagai remaja dan manusia yang bermartabat.
5. Â Membangun komunikasi yang baik dengan orang tua/wali siswa sebelum melakukan razia
Pada era kemajuan media komunikasi seperti sekarang ini sebenarnya tidak ada hal yang tidak bisa dikomunikasikan. Semuanya serba mudah. Apa yang mudah tidak perlu dipersulit. Kalau ada siswa berambut panjang dan tak beraturan, sebenarnya bisa dikomunikasikan dengan orang tua/wali sehingga orang tua tidak merasa kaget ketika razia itu dilakukan.Â
Dengan membangun komunikasi yang baik, kita menghindari kasus yang terjadi di Gorontalo (berita detikSulsel,20/1/2023) di mana "Kasus Ortu Siswa Cukur Paksa Rambut Guru SD di Gorontalo Berakhir Damai" karena tak terima anaknya dihukum dengan menggunting rambutnya. Apalagi ada hukum yang berbunyi "Mencukur Rambut Siswa Bisa Dipidana 5 Tahun Penjara atau Denda 100 Juta" (JurnalAceh.com, 12/12/2022). Jangan sampai guru yang bermaksud baik untuk mendidik siswa disiplin dan menjaga kebersihan dan kerapihan, akhirnya harus berhadapan dengan hukum pidana.
Atambua, 08.09.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H