Karena itu, tarian Tebe biasanya dipakai untuk menjemput atau menerima kembali para pahlawan dan pemenang di medan perang. Dan sebagai tanda syukur kepada Tuhan atas kemenangan itu, Â mereka akan menari tebe semalam suntuk, bahkan sampai tujuh tujuh malam berturut-turut.
Dewasa ini, tarian Tebe dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat baik dalam upacara-upacara adat, upacara keagamaan, pentas seni maupun dalam pesta-pesta perkawinan dan syukur lainnya.
Kalau dulu tarian Tebe biasanya bersamaan dengan lagu yang diangkat dengan pantun bersahut-sahutan antara peserta pria dan peserta wanita, saat ini peserta tidak perlu lagi menyanyi dan berpantun bersahut-sahutan, tetapi hanya menggunakan musik yang telah disiapkan.
Seperti tarian Timor lainnya, kekhasan tarian tebe adalah terletak pada sentakan dan irama kaki kiri dan kanan bergantian, dan seharusnya juga pada suara lengkingan yang bersahut-sahutan antara pria dan wanita.Â
Lengkingan suara wanita dalam acara tebe ria bersama menambah semaraknya acara tebe.
Saat ini musik dengan gaya tebe sudah terlalu banyak dengan berbagai variasi.
Nah, hari ini setelah upacara kenegaraan selesai, dilangsungkan juga tarian Tebe secara massal.Â
Bukan hanya di Belu dan Malaka, tetapi juga di hampir semua kabupaten di pulau Timor.
Dengan menari Tebe bersama-sama, selesailah sudah seluruh rangkaian upacara dan acara perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-78.
 Dirgahayulah Indonesiaku. Terulah melaju untuk Indonesia Maju.Â
Atambua, 17.08.2023