Mari ambil buku dan pena kita, itu adalah senjata paling ampuh" (merdeka.com).
17 Agustus
Saat ini merupakan hari-hari di mana semua warga masyarakat Indonesia sedang sibuk mempersiapkan hajatan nasional merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-78.
Banyak acara dan kegiatan dikemas untuk memberi warna tersendiri pada peristiwa nasional ini. Sebab tanpa kemerdekaan 17 Agustus 1945, kita tidak mungkin bisa menikmati udara sejuk segar kemerdekaan seperti sekarang ini.
Setiap orang berusaha dengan caranya sendiri mengisi kemerdekaan, termasuk merayakan ulang tahun kemerdekaan RI ke-78. Ada aneka lomba yang melibatkan anak-anak mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Ada pertandingan bola kaki, futsal, bola kasti dan berbagai pertandingan dan perlombaan lainnya.
Yang menarik bahwa pada saat merayakan ulang tahun kemerdekaan seperti ini, orang tidak berpikir tentang hadiah apa yang akan diterima, tetapi semata-mata memikirkan tentang partisipasi aktif sebagai warga negara Indonesia.
Rupanya perlahan-lahan menjadi makin dewasa. Bukan lagi bertanya tentang apa yang akan diterima dari panitia penyelenggara HUT RI ke-78; tetapi bertanya apa yang dapat saya berikan untuk menyokong panitia perayaan haul kemerdekaan ini?
Masyarakat secara masing-masing tanpa perintah mulai memperindah lingkungan dengan pembuatan dan pengecetan pagar, memasang bendera dan umbul-umbul, dan lain-lain sesuai kebiasaan masyarakat.
Kemarin (Senin,14/8/2023) ketika ada lomba gerak jalan antar sekolah yang diselenggarakan oleh panitia perayaan HUT RI ke-78 tingkat kecamatan Tasifeto Barat yang bertempat di Batas Kota Atambua, masyarakat tumpah ruah menutup seluruh jalan raya sampai mobil-mobil yang hendak melintas tidak bisa lewat.
Apakah ini merupakan salah satu bentuk sumbangan masyarakat sehubungan dengan hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-78? Ya, secara kasat mata kita dapat katakan, sekecil apapun sumbangan kita untuk merayariakan kemerdekaan, sangat berarti bagi kemerdekaan itu sendiri.
Kemerdekaan
Kemerdekaan merupakan suatu situasi di mana seseorang atau suatu bangsa dapat mengatur dirinya sendiri tanpa intervensi dari orang atau bangsa lain.
Kemerdekaan itu adalah hak dasar atau azasi manusia. Sebagai hak azasi, kemerdekaan itu setelah diperjuangkan, ia harus diisi dengan kewajiban-kewajiban azasi.
Maka mengisi kemerdekaan bukan berarti bebas melakukan apa saja yang dikehendaki. Tetapi dengan bebas untuk mengisinya dengan berbagai hal dan kegiatan yang bermanfaat bagi banyak orang.Â
Karena itu, mari kita berjuang mengisi kemerdekaan ini seperti yang dikemukakan dalam www.permatabank.com makna kemerdekaan yang patut dicontohi oleh generasi muda kita, yakni:Â
Pertama, selalu berjuang demi hidup yang lebih baik.
Mesti disadari bahwa tantangan atau perang yang kita hadapi sekarang bukanlah mengangkat senjata untuk melawan penjajah , tetapi menghadapi musuh yang tidak kasat mata seperti  ancaman kesehatan, tekanan dalam bekerja, rasa malas yang selalu menghantui dan kebiasaan-kebiasan buruk dalam hidup.
Untuk itu setiap kita khususnya generasi muda perlu  mengisi hidup ini dengan visi hidup yang lebih baik dan berjuang keras untuk memenuhinya menuju masa depan yang lebih baik.
Kedua, pantang menyerah mengejar cita-cita
Cita-cita kemerdekaan sudah dicapai melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, namun untuk mengisi cita-cita kemerdekaan itu tidaklah gampang. Bapak Proklamator Kemerdekaan, Soekarno mengatakan, "gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit". Maka sebagai generasi muda, kita tidak boleh cepat putus asa, melainkan pantang menyerah untuk mengejar cita-cita sebagai generasi muda bangsa yang merdeka.
Ketiga, Jangan takut mencoba hal yang baru
Hidup ini hanya sekali maka marilah kita mengisinya semaksimal mungkin. Di antaranya adalah mencoba hal-hal yang baru. Ingat, bahwa semua hal yang baru yang kita capai sekarang ini, tidaklah terlepas dari coba dan gagal. Maka mencoba hal-hal yang baru adalah bagian dari mengisi kemerdekaan ini.Â
Keempat, Membangun toleransi dengan sesama atau orang lain.
Satu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa kita selalu hidup bersama orang lain. Itulah yang mesti kita syukuri. Â Maka membangun toleransi dengan sesama adalah bagian dari mengisi kemerdekaan itu. Kemerdekaan kita semakin berarti jika kita mampu menerima orang lain apa adanya di dekat kita.
Kelima, Terus Melaju Untuk Indonesia Maju
Sudah 78 tahun kita merdeka, maka tiada pilihan lain selain kita hendaknya terus melaju bukan secara sendiri-sendiri tetapi dalam kebersamaan sebagai bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia Maju.
Untuk mencapai Indonesia maju tidak bisa tanpa perjuangan. Kemajuan tidak turun dari langit. Maka bangkitlah generami muda Indonesia untuk mencapai Indonesia maju menuju Indonesia Emas 2045 yaitu Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan.
Buku
Tiada kemajuan tanpa (membaca) buku, karena buku merupakan sumber berbagai informasi. Buku dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal. Buku berisi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik dan semua aspek kehidupan. Maka dengan membaca buku dapat membantu mengubah masa depan kita, dapat menambah kecerdasan baik akal maupun pikiran manusia.
Tidak bisa dibayangkan bila Soekarno tidak membaca buku untuk mendapatkan inspirasi mengenai Pancasila Dasar Negara Indonesia, kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Jika Soekarno tidak memanfaatkan perpustakaan para Pastor dari Gereja Katolik di Ende, mungkin saja beliau tidak menemukan dasar-dasar yang kuat untuk kemerdekaan Indonesia tercinta.
Maka bagi penulis, 17 Agustus 1945 hingga 17 Agustus 2023 merupakan momentum sejarah peradaban bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Momentum kemerdekaan itu harus diisi dengan berbagai kewajiban azasi untuk membangun bangsa dan negara tercinta untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Ibu Kota Negara yaitu Nusantara tidak bisa tercapai tanpa membaca buku.Â
Marilah kita mengisi kemerdekaan ini dengan budaya literasi, membaca dan membaca buku demi kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik.
Semoga dalam perayaan HUT RI ke-78 ini kita tidak memberikan hadiah uang kepada para pemenang lomba, tetapi dengan menghadiahkan buku untuk kehidupan yang lebih baik.
Mari ambil buku dan pena kita, itu adalah senjata paling ampuh" (merdeka.com).
Atambua: 15.08.2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H