Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, emosi dan perasaan merupakan dua hal yang berbeda. Namun perbedaan antara keduanya tidak bisa dinyatakan dengan tegas.Â
Sebab emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, tetapi tidak mempunyai batas yang jelas. Pada suatu saat dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Â Misalnya seseorang yang sedang marah namun dia tunjukkan dalam bentuk diam. Maka sukar sekali bagi kita untuk mengartikannya (1982,hlm. 59).
Anak pada umumnya memiliki emosi yang belum stabil. Anak punya emosi masih labil. Sejumlah penelitian mengenai emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka sangat tergantung pada dua faktor yaitu kematangan dan belajar.
***
Nah, berhadapan dengan emosi yang belum stabil pada anak, apa yang harus dilakukan untuk membantu mereka mengelola emosi mereka itu?
Tentu saja guru atau orang tua perlu memikirkan cara-cara yang tepat untuk membantu anak dalam mengelola emosinya, termasuk metode atau cara belajar.
Maka menurut hemat saya, apa yang dikemukakan oleh Prof. Dr. H. Sunarto dan B. Agung Hartono dalam buku 'Perkembangan Peserta Didik', patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan dalam proses belajar bersama anak.
Menurut mereka, ada lima cara atau metode belajar yang bila dijalankan dengan baik dan benar, dapat membantu mengelola emosi anak.
Marilah kita ikuti uraian atas lima metode belajar itu sebagai berikut.
Pertama, Cara Belajar dengan coba-coba.
Anak pada umumnya suka coba-coba. Dengan belajar secara coba-coba anak dapat mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku tertentu yang dapat memuaskan perasaannya.