Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Supaya Tetap Menjaga Ketajaman Berpikir, Lakukan 4 Tips Berikut

10 Juli 2023   17:52 Diperbarui: 10 Juli 2023   18:06 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di usianya yang ke-95, Mgr. Anton Pain Ratu SVD masih suka membaca dan menulis (dok.pribadi)

Benar juga bunyi pepatah klasik ini: Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Atau Tua-tua kelapa, makin tua makin berminyak! Tua itu pasti, tetapi tua yang tetap energik itu pilihan, terutama energik dalam hal berpikir.

Penuaan itu bukan hanya soal fisik, tetapi merambat pada kemampuan berpikir seseorang. Sebagaimana dilansir dari Harvard Health Publishing, kemampuan berpikir manusia terus berkembang pesat terutama pada awal kehidupan dan akan mencapai puncaknya ketika seseorang mencapai usia 20-an.

Lantas, bagaimana sesudah usia 20-an? Menurut sumber itu, setelah manusia melewati usia 20-an, ketajaman mentalnya akan mulai menurun. Hal itu akan ditandai dengan semakin berkurangnya kemampuan otak.

Mungkin karena itulah maka ketika seseorang mencapai usia lansia atau di atas 50 tahun, orang akan menjadi mudah lupa dan selanjutnya mulai kurang mampu melakukan komunikasi dengan baik.

Namun sebenarnya pandangan ini tidak seluruhnya benar. Karena dalam kenyataan, ada beberapa orang yang ternyata mampu mempertahankan daya berpikirnya hingga lanjut usia.

Seperti yang dikisahkan dalam beautynesia.com pada 08 Juli 2023 yang mencontohkan dua orang bersaudara, kakak beradik yang kini berusia di atas 100 tahun, namun masih memiliki ketajaman berpikir atau ketajaman mental layaknya orang-orang yang lebih muda.

Ruth Sweedler (102 tahun) dan Shirley Hodes (106 tahun), keduanya sekarang tinggal di Panti Jompo alias rumah pensiun di Connecticut, negara bagian AS.

Kedua lansia ini masih dapat berkomunikasi dengan baik dan bahkan dikatakan bahwa mereka cukup up to date mengenai apa yang sedang terjadi saat ini di dunia. Menurut sumber ini,  keduanya bahkan tidak merasa bahwa mereka adalah orang tua.

Demikian pula dengan pengalaman penulis sendiri yang beberapa waktu lalu menjumpai seorang yang lansia yang saat ini malah tidak mau tinggal di Panti Jompo. Ia malah memilih untuk tetap tinggal di komunitas bersama orang-orang muda. Dia adalah Antonius Pain Ratu yang kini berusia 95 tahun. 

Bagi orang Indonesia, khususnya orang Timur usia ini tentu tidak dapat digolongkan muda lagi. Namun, pria kelahiran 2 Januari 1929 itu tergolong masih energik. Ia masih bisa melakukan aktivitasnya sendiri, membaca, menulis dan aktif berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun