Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masih Relevankah Diskusi tentang Moderasi Beragama?

22 Juni 2023   23:22 Diperbarui: 22 Juni 2023   23:33 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa STP Santo Petrus Keuskupan Atambua belajar moderasi beragama (dok.pribadi)

Karena itulah diskusi mengenai moderasi beragama masih tetap relevan. Kehadiran para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, pimpinan Sekolah Tinggi Pastoral dan Komisi Pendidikan dari Keuskupan-keuskupan se-Nusa Tenggara Timur dalam forum ini untuk membicarakan penguatan moderasi beragama masih sangat relevan.

Karena itu menurut penulis, ada sekurang-kurangnya 3 (tiga) hal atau faktor yang menyebabkan penguatan moderasi beragama itu, masih penting dan relevan. 

Mahasiswa STP Santo Petrus Keuskupan Atambua belajar moderasi beragama (dok.pribadi)
Mahasiswa STP Santo Petrus Keuskupan Atambua belajar moderasi beragama (dok.pribadi)

Ketiga faktor itu adalah sebagai berikut:

Pertama, dilihat dari kaca mata teologi Katolik, sejak Konsili Vatikan II (1962-1965), sudah menghasilkan dokumen yang penting mengenai moderasi beragama yaitu Nostra Aetate atau Dekrit tentang hubungan Gereja dengan Agama-Agama bukan Kristen.

Secara khusus dalam dokumen Nostra Aetate artikel 1 (satu) dikatakan bahwa Gereja Katolik memandang penting berbagai agama dan kepercayaan lain. Itu artinya selama masih ada Gereja Katolik di dunia ini, bukan hanya diskusi, tetapi seluruh tindakan dan kehidupan umat Katolik harus sesuai dengan ajaran konsili Vatikan II ini. Itu wajib hukumnya!

Kedua, transformasi digital yang berkembang dengan pesat dewasa ini, membawaserta pengaruh-pengaruh yang negatif. Atau dapat dikatakan ada oknum-oknum tertentu yang salah memanfaatkan media digital itu dan membelokkan kegunaan media digital itu pada hal-hal yang negatif, termasuk menyebarkan isu-isu yang negatif mengenai kehidupan beragama.

Ketiga, Adanya hal-hal baik yang harus terus dikembangkan dalam kehidupan yang berhubungan dengan kehidupan beragama di bumi nusantara ini. 

Praktek-praktek baik dalam kehidupan beragama, hendaknya terus dikomunikasikan agar lebih mempengaruhi kehidupan manusia, ketimbang hal-hal negatif itu. 

Moderasi beragama harus tetap hidup di tengah kehidupan bangsa yang majemuk untuk semakin menjadikan manusia bangsa yang berakhlak mulia, luhur dan terpuji.

Atas dasar itu, Kanwil Kementerian Agama Propinsi Nusa Tenggara Timur memberi prioritas pada penguatan moderasi beragama dan sekaligus moderasi beragama menjadi salah satu solusi terbaik dalam menghadapi berbagai praktek intoleransi beragama di Indonesia, khususnya di bumi Flobamora tercinta ini.

Diharapkan melalui kegiatan penguatan moderasi beragama ini, dapat menghasilkan tips-tips praktis yang berguna untuk semakin membumikan moderasi beragama di bumi Nusa Tenggara Timur khususnya, maupun di Indonesia pada umumnya.

Kupang, 23.06. 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun