Karena itulah diskusi mengenai moderasi beragama masih tetap relevan. Kehadiran para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, pimpinan Sekolah Tinggi Pastoral dan Komisi Pendidikan dari Keuskupan-keuskupan se-Nusa Tenggara Timur dalam forum ini untuk membicarakan penguatan moderasi beragama masih sangat relevan.
Karena itu menurut penulis, ada sekurang-kurangnya 3 (tiga) hal atau faktor yang menyebabkan penguatan moderasi beragama itu, masih penting dan relevan.Â
Ketiga faktor itu adalah sebagai berikut:
Pertama, dilihat dari kaca mata teologi Katolik, sejak Konsili Vatikan II (1962-1965), sudah menghasilkan dokumen yang penting mengenai moderasi beragama yaitu Nostra Aetate atau Dekrit tentang hubungan Gereja dengan Agama-Agama bukan Kristen.
Secara khusus dalam dokumen Nostra Aetate artikel 1 (satu) dikatakan bahwa Gereja Katolik memandang penting berbagai agama dan kepercayaan lain. Itu artinya selama masih ada Gereja Katolik di dunia ini, bukan hanya diskusi, tetapi seluruh tindakan dan kehidupan umat Katolik harus sesuai dengan ajaran konsili Vatikan II ini. Itu wajib hukumnya!
Kedua, transformasi digital yang berkembang dengan pesat dewasa ini, membawaserta pengaruh-pengaruh yang negatif. Atau dapat dikatakan ada oknum-oknum tertentu yang salah memanfaatkan media digital itu dan membelokkan kegunaan media digital itu pada hal-hal yang negatif, termasuk menyebarkan isu-isu yang negatif mengenai kehidupan beragama.
Ketiga, Adanya hal-hal baik yang harus terus dikembangkan dalam kehidupan yang berhubungan dengan kehidupan beragama di bumi nusantara ini.Â
Praktek-praktek baik dalam kehidupan beragama, hendaknya terus dikomunikasikan agar lebih mempengaruhi kehidupan manusia, ketimbang hal-hal negatif itu.Â
Moderasi beragama harus tetap hidup di tengah kehidupan bangsa yang majemuk untuk semakin menjadikan manusia bangsa yang berakhlak mulia, luhur dan terpuji.
Atas dasar itu, Kanwil Kementerian Agama Propinsi Nusa Tenggara Timur memberi prioritas pada penguatan moderasi beragama dan sekaligus moderasi beragama menjadi salah satu solusi terbaik dalam menghadapi berbagai praktek intoleransi beragama di Indonesia, khususnya di bumi Flobamora tercinta ini.
Diharapkan melalui kegiatan penguatan moderasi beragama ini, dapat menghasilkan tips-tips praktis yang berguna untuk semakin membumikan moderasi beragama di bumi Nusa Tenggara Timur khususnya, maupun di Indonesia pada umumnya.
Kupang, 23.06. 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H