Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Merencanakan Hamil Melalui Program Keluarga Berencana Alamiah

1 Februari 2023   23:09 Diperbarui: 1 Februari 2023   23:18 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi manfaatn program KB bagi keluarga (DPMDPPKB)

Ada banyak cerita lucu yang datang dari kampung mengenai pentingnya program kehamilan pada bulan-bulan pertama setelah pernikahan. Ada ibu mertua yang langsung bertanya kepada menantu perempuannya setelah seminggu perayaan perkawinan, 'kenapa kok belum hamil-hamil juga?'

Pertanyaan ini datang dari mereka yang belum paham betul akan kehamilan sebagai proses. Selain itu, pertanyaan ini semata-mata datangnya dari kelompok yang sangat mengharapkan kelahiran anak. Dengan kata lain, mereka lebih memahami tujuan perkawinan pertama-tama untuk kelahiran anak.

Pada hal kehamilan dan kelahiran anak mesti direncanakan dengan baik dan matang.
Sebenarnya di sini ada dua kelompok pasangan suami istri. Kelompok pertama adalah mereka yang dengan sangat mudah mencapai kehamilan yakni pada saat-saat awal perkawinan mereka.

Sedangkan kelompok kedua adalah pasangan suami istri yang sangat sulit mencapai kehamilan. Nyatanya ada pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah, kok belum juga mendapatkan momongan.

Nah, kelompok inilah yang memang perlu dibantu baik dari segi medis maupun dari metode dan lain sebagainya.
Sebab, memang betul bahwa kehamilan itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani, sehingga bila tidak direncanakan dengan baik dapat memberi dampak buruk bagi ibu dan janinnya.

Pada tulisan kali ini, saya ingin membagikan pengalaman bagaimana menolong keluarga  atau pasangan suami istri yang sangat sulit mencapai kehamilan atau mendapatkan anak.

Bayangkan saja betapa sedihnya pasangan ini karena seorang temannya yang baru saja menikah langsung mencapai kehamilan dan mendapatkan anak. Sedangkan mereka sendiri sudah sekian tahun menikah mengalami kesulitan mendapatkan anak bagaikan si pungguk merindukan bulan.

Pasangan suami istri ini bahkan tidak tanggung-tanggung meminta bantuan doa dari pimpinan agama supaya mereka mendapatkan keturunan. Maka selain mereka dibantu dengan pemeriksaan kesehatan dan berbagai latihan, mereka juga bisa dibantu dengan menggunakan metode-metode Keluarga Berencana yang disebut "Keluarga Berencana Alamiah".

Ilustrasi  tujuan dan manfaat keluarga berencana (tokopedia)
Ilustrasi  tujuan dan manfaat keluarga berencana (tokopedia)
Perlu diketahui bahwa gerakan pembangunan keluarga sejahtera sudah dicanangkan secara resmi sejak zaman orde baru pada tahun 1994 melalui gerakan Keluarga Berencana Mandiri.  Untuk mensukseskan program KB Mandiri, BKKBN menjalin kerja sama dengan pihak Gereja Katolik yang mencanangkan adanya program KBA (Keluarga Berencana Alamiah).

Sebenarnya saya masih harus menjelaskan tentang metode-metode yang ada dalam program KBA. Namun karena pada bagian ini saya mau membagikan pengalaman, maka saya membatasi penjelasan saya mengenai KBA. Semoga pada tulisan berikutnya, saya bisa menjelaskan program-program khusus tentang KBA dalam Gereja Katolik itu.

Nah, pada tahun 1994, saya bekerja sebagai tenaga full timer di salah satu paroki di Keuskupan Atambua. Saya membantu seorang Pastor misionaris dari Filipina di Paroki Roh Kudus Halilulik.

Pada waktu itu ada sebuah keluarga yang sudah menikah selama 8 tahun. Namun mereka belum juga mendapatkan anak. Kedua suami istri ini adalah guru. Menurut kisah, mereka sudah mempraktekkan semua pengalaman dan cara untuk mendapatkan anak. Bahkan mereka sudah berkonsultasi dengan banyak dokter, termasuk meminta doa dari para imam dan keluarga-keluarga lainnya.

Pada suatu hari kedua pasangan suami istri ini datang menghadap Pastor Roger. Mereka menceritakan semua pengalaman yang sudah mereka lakukan, hanya untuk mendapatkan anak. Namun, katanya sia-sia saja. 

Pastor Roger bertanya: "kapan saja kamu melakukan hubungan suami istri?"

Suami istri : "Setiap saat kapan saja kami mau!"

"Nah, itu salah", kata Pastor Roger.

"Bagaimana yang baik dan benar, Pastor?", tanya kedua suami istri ini.

Sampai di sini Pastor Roger mulai menjelaskan tentang pentingnya mempraktekkan Metode Keluarga Berencana Alamiah.

Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode KB yang tidak perlu memakai obat, alat kontrasepsi dan operasi. Sejak abad ke-20 sudah ada penemuan metode-metode KBA itu yakni Metode Pantang Berkala yang ditemukan oleh Doktor Ginekologi, Ogino dari Jepang pada tahun 1923 dan H. Knaus dari Austria pada tahun 1928. Metode Ogino dan Knaus itu di Indonesia dikenal dengan nama "Metode Kalender".

Dengan mengutip dari buku "Keluarga Berencana Alamiah" karangan Dr. Paul Klein, Pastor Roger menjelaskan tentang  metode kalender yang dipraktekkan oleh keluarga-keluarga Indonesia. 

Bahwa berdasarkan kenyataan seorang wanita selama kira-kira 2 minggu berada dalam siklusnya tidak subur yang disebut 'masa pasca ovulasi' sehingga ketika pada saat ini terjadi hubungan intim suami istri, sudah tentu ia tidak dapat menjadi hamil. Hal ini didasarkan pada perhitungan selama 12 siklus.  Memang ada kekurangan dari metode kalender atau metode pantang berkala ini bahwa tentu saja tidak bisa dipakai apabila seorang wanita dengan siklus-siklus tidak teratur.

Karena itu kemudian metode kalender ini diganti dengan metode KBA yang lebih ilmiah yang ditemukan oleh dua dokter Australia  suami istri yaitu Dr. John dan Dr. Evelyn Billings, yang dikenal dengan "Metode Ovulasi Billings" (MOB).

Ilustrasi KB dan manfaatnya dari kacamata medis (hellosehat)
Ilustrasi KB dan manfaatnya dari kacamata medis (hellosehat)

Karena itu, untuk membantu kedua pasutri ini mencapai kehamilan dan kelahiran anak, Pastor Roger menekankan tiga hal penting sebagai petunjuk praktis bagi pasangan suami istri  yaitu:

Pertama, Persiapan Lahir dan Batin

Dalam peresiapan lahir batin ini, pasangan suami istri mesti percaya bahwa di seluruh dunia sudah ada berjuta-juta ibu yang berhasil belajar metode KBA MOB. Maka pasutri ini pasti juga akan mengalami yang sama. Untuk itu dibutuhkan kerja sama antara suami istri demi mencapai cita-citanya yaitu kehamilan dan kelahiran anak.

Dalam hal ini istri tentu paling bertanggungjawab untuk melakukan pengamatan dan pencatatan yang benar terhadap siklus-siklusnya. Dengan demikian suami istri akan langsung tahu tentang konsekuensi dari setiap hubungan intim keduanya. Bila ingin  'hamil' maka suami istri bisa memanfaatkan masa subur untuk melakukan hubungan intim. Seorang wanita mengalami lebih kurang 7 hari subur.

Untuk itu selain kerja sama suami istri, dibutuhkan juga disiplin untuk menaati aturan-aturan metode. Terutama dalam hal ini bilka merencanakan 'hamil' maka mereka bisa memanfaatkan dengan sungguh-sungguh masa subur itu sehingga bisa mencapai kehamilan.

Dan kalau mereka tidak menghendaki kehamilan, maka mereka perlu 'berkorban' untuk menghindari hubungan intim sebagai suami istri pada masa subur. Di sini kebebasan suami istri untuk menentukan waktu yang tepat sesuai kesepakatan mereka.

Kedua, Kerelaan Untuk Didampingi Seorang Pembina

Pengalaman membuktikan bahwa penggunaan metode KBA khususnya MOB sangat efektif yaitu 97%-98% berhasil. Selain itu KBA MOB akan lebih terjamin keberhasilannya jika suami istri rela untuk dibimbing oleh seorang Pembina MOB yang berpengalaman. Biasanya pendampingan selama 3 bulan pertama. Tujuannya adalah supaya suami istri peserta KBA mendapatkan pengajaran tentang metode MOB secara tepat sehingga tidak salah mempraktekkannya. Bahkan melalui pendampingan itu mengangkat kliennya menjadi Akseptor MOB serta mendapatkan Kartu Akseptor KB MOB/KB Mandiri dari pemerintah.

Ketiga, Pentingnya Pencatatan Harian

Apabila aturan-aturan KBA MOB diterapkan dengan benar, maka pasangan suami istri dapat mencapai program 'kehamilan' atau juga untuk mencegah kehamilan, bila belum saatnya untuk mendapatkan anak.

Menurut Dr. Evelyn Billings, pencatatan harian penting karena mengingatkan seorang wanita untuk memberi perhatian pada rasa dan lendir yang ada pada tubuhnya setiap hari. Selain itu pencatatan yang teratur akan memberi informasi yang sangat berharga kepada suami sehingga keduanya bisa membicarakan kemungkinan-kemungkinan untuk mengambil keputusan bersama kapan hamil dan melahirkan anak, atau tidak. Bahkan melalui metode KBA MOB, suami istri bisa merencanakan atau menentukan jenis kelamin anak, untuk hamil dan melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. 

Setelah mendengarkan penjelasan dari Pastor Roger, kedua suami istri ini kembali dan mempraktekkannya. 

Alhasil sebulan kemudian keduanya datang melaporkan kepada Pastor Roger pembimbing mereka itu bahwa sang istri sudah hamil. Pastor tentu saja tidak mudah percaya pada laporan mereka berdua. Pastor menganjurkan kepada mereka untuk segera menuju Rumah Sakit untuk memeriksakan kehamilan, apakah sudah positif atau masih negatif.

Beberapa saat kemudian, sang suami dengan penuh semangat datang lagi melaporkan kepada Pastor Roger, "Sudah, sudah" (maksudnya: istrinya sudah positif hamil!) Pastor menyampaikan proficiat kepada keduanya. 

Itulah progam kehamilan yang pada awalnya sangat sulit (selama 8 tahun), namun berkat metode KBA MOB kedua suami istri ini akhirnya mendapatkan anak pertama, lalu kedua dan ketiga berikutnya tanpa kesulitan lagi.

Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya.

Atambua, 02.02.2023

Referensi:

Paul Klein & Team KBA, Keluarga Berencana Alamiah? Mengapa Tidak! Penerbit Dioma Malang, 2014

BKKBN, Pengembangan KB Mandiri Menuju Keluarga Sejahtera, Jakarta, 1994

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun