Nah, pada tahun 1994, saya bekerja sebagai tenaga full timer di salah satu paroki di Keuskupan Atambua. Saya membantu seorang Pastor misionaris dari Filipina di Paroki Roh Kudus Halilulik.
Pada waktu itu ada sebuah keluarga yang sudah menikah selama 8 tahun. Namun mereka belum juga mendapatkan anak. Kedua suami istri ini adalah guru. Menurut kisah, mereka sudah mempraktekkan semua pengalaman dan cara untuk mendapatkan anak. Bahkan mereka sudah berkonsultasi dengan banyak dokter, termasuk meminta doa dari para imam dan keluarga-keluarga lainnya.
Pada suatu hari kedua pasangan suami istri ini datang menghadap Pastor Roger. Mereka menceritakan semua pengalaman yang sudah mereka lakukan, hanya untuk mendapatkan anak. Namun, katanya sia-sia saja.Â
Pastor Roger bertanya: "kapan saja kamu melakukan hubungan suami istri?"
Suami istri : "Setiap saat kapan saja kami mau!"
"Nah, itu salah", kata Pastor Roger.
"Bagaimana yang baik dan benar, Pastor?", tanya kedua suami istri ini.
Sampai di sini Pastor Roger mulai menjelaskan tentang pentingnya mempraktekkan Metode Keluarga Berencana Alamiah.
Keluarga Berencana Alamiah merupakan metode KB yang tidak perlu memakai obat, alat kontrasepsi dan operasi. Sejak abad ke-20 sudah ada penemuan metode-metode KBA itu yakni Metode Pantang Berkala yang ditemukan oleh Doktor Ginekologi, Ogino dari Jepang pada tahun 1923 dan H. Knaus dari Austria pada tahun 1928. Metode Ogino dan Knaus itu di Indonesia dikenal dengan nama "Metode Kalender".
Dengan mengutip dari buku "Keluarga Berencana Alamiah" karangan Dr. Paul Klein, Pastor Roger menjelaskan tentang  metode kalender yang dipraktekkan oleh keluarga-keluarga Indonesia.Â
Bahwa berdasarkan kenyataan seorang wanita selama kira-kira 2 minggu berada dalam siklusnya tidak subur yang disebut 'masa pasca ovulasi' sehingga ketika pada saat ini terjadi hubungan intim suami istri, sudah tentu ia tidak dapat menjadi hamil. Hal ini didasarkan pada perhitungan selama 12 siklus. Â Memang ada kekurangan dari metode kalender atau metode pantang berkala ini bahwa tentu saja tidak bisa dipakai apabila seorang wanita dengan siklus-siklus tidak teratur.