Ada banyak cerita lucu yang datang dari kampung mengenai pentingnya program kehamilan pada bulan-bulan pertama setelah pernikahan. Ada ibu mertua yang langsung bertanya kepada menantu perempuannya setelah seminggu perayaan perkawinan, 'kenapa kok belum hamil-hamil juga?'
Pertanyaan ini datang dari mereka yang belum paham betul akan kehamilan sebagai proses. Selain itu, pertanyaan ini semata-mata datangnya dari kelompok yang sangat mengharapkan kelahiran anak. Dengan kata lain, mereka lebih memahami tujuan perkawinan pertama-tama untuk kelahiran anak.
Pada hal kehamilan dan kelahiran anak mesti direncanakan dengan baik dan matang.
Sebenarnya di sini ada dua kelompok pasangan suami istri. Kelompok pertama adalah mereka yang dengan sangat mudah mencapai kehamilan yakni pada saat-saat awal perkawinan mereka.
Sedangkan kelompok kedua adalah pasangan suami istri yang sangat sulit mencapai kehamilan. Nyatanya ada pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah, kok belum juga mendapatkan momongan.
Nah, kelompok inilah yang memang perlu dibantu baik dari segi medis maupun dari metode dan lain sebagainya.
Sebab, memang betul bahwa kehamilan itu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani, sehingga bila tidak direncanakan dengan baik dapat memberi dampak buruk bagi ibu dan janinnya.
Pada tulisan kali ini, saya ingin membagikan pengalaman bagaimana menolong keluarga  atau pasangan suami istri yang sangat sulit mencapai kehamilan atau mendapatkan anak.
Bayangkan saja betapa sedihnya pasangan ini karena seorang temannya yang baru saja menikah langsung mencapai kehamilan dan mendapatkan anak. Sedangkan mereka sendiri sudah sekian tahun menikah mengalami kesulitan mendapatkan anak bagaikan si pungguk merindukan bulan.
Pasangan suami istri ini bahkan tidak tanggung-tanggung meminta bantuan doa dari pimpinan agama supaya mereka mendapatkan keturunan. Maka selain mereka dibantu dengan pemeriksaan kesehatan dan berbagai latihan, mereka juga bisa dibantu dengan menggunakan metode-metode Keluarga Berencana yang disebut "Keluarga Berencana Alamiah".
KB Mandiri, BKKBN menjalin kerja sama dengan pihak Gereja Katolik yang mencanangkan adanya program KBA (Keluarga Berencana Alamiah).
Perlu diketahui bahwa gerakan pembangunan keluarga sejahtera sudah dicanangkan secara resmi sejak zaman orde baru pada tahun 1994 melalui gerakan Keluarga Berencana Mandiri. Â Untuk mensukseskan programSebenarnya saya masih harus menjelaskan tentang metode-metode yang ada dalam program KBA. Namun karena pada bagian ini saya mau membagikan pengalaman, maka saya membatasi penjelasan saya mengenai KBA. Semoga pada tulisan berikutnya, saya bisa menjelaskan program-program khusus tentang KBA dalam Gereja Katolik itu.