Selamat Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek atau biasa dikenal dengan Tahun Baru China kali ini jatuh pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2023. Seluruh masyarakat dan keturunan Tionghoa merayakan Tahun Baru mereka yang ke-2574. Warna merah dan tulisan China yang merupakan kekhasan hampir kita jumpai di mana-mana.Â
Segala harapan akan keberuntungan di tahun Kelinci Air ini didaraskan dalam doa-doa, baik yang terucap maupun tak terucap. Â Doa-doa dan harapan itu bukan saja datangnya dari mereka yang beragama Konghucu yang membakar Liong dari Klenteng. Tetapi doa dan harapan itu juga datang dari mereka yang membakar lilin dan mengisi dupa dari gereja.
Bukan hanya orang-orang Tionghoa dan keturunannya yang mengucapkan "Selamat Tahun Baru Imlek" tetapi hampir seluruh masyarakat, baik yang tahu arti kata Imlek maupun tidak, mengucapkan "Gong Xi Fa Cai". Â Bahkan ada yang mengatakan bahwa Selamat Tahun Baru Imlek dalam bahasa Mandarin artinya Gong Xi Fa Cai.Â
Pada hal sesuai  penjelasan dari situs resmi Kominfo pada 22/1/2023, secara harfiah 'Gong Xi Fa Cai'  memiliki arti "Semoga mendapatkan lebih banyak kekayaan dan kemakmuran".  Lalu mengapa kata 'Gong Xi Fa Cai' selalu diucapkan bersama pada Tahun Baru Imlek?Â
Menurut catatan sebagaimana dikutip detikcom penggunaan kata Gong Xi Fa Cai sebenarnya sudah mulai dipakai beberapa abad lalu, yang tidak lain dikaitkan dengan legenda masyarakat China sendiri. Ucapan Gong Xi Fa Cai memiliki arti memberi selamat ketika penduduk China dapat menangkal binatang buas yang bernama Nian yang mengejar masyarakat dan anak-anak Tiongkok. Namun mereka pada akhirnya dapat selamat dan bisa mengusir Nian tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya seiring semakin membaiknya harapan akan kesehjahteraan, maka masyarakat China menambahkan pada dua kata pertama "Gong Xi" dengan dua kata berikutnya yakni "Fa Cai" yang berarti sejahtera atau makmur, sehingga menjadi "Gong Xi Fa Cai" seperti sekarang ini.
Pada Minggu 22 Januari 2023 itu, umat Konghucu dari masyarakat dan keturunan Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek. Pada saat yang bersamaan masyarakat dan keturunan Tionghoa yang telah memeluk agama Kristen baik Katolik maupun Protestan sedang berada pada hari kelima Pekan Doa Sedunia untuk persatuan umat Kristiani.
Dua peristiwa yang berbeda terjadi pada waktu yang sama, dengan pesan dan makna yang hampir sama pula. Di satu pihak Imlek sebagai perayaan Tahun Baru sesuai kalender Lunar Tionghoa, dan pihak lain, pekan doa sedunia sebagai peristiwa permohonan sepekan dalam kalender masehi.
Kalau lingkaran waktu penentuan Tahun Baru China  itu selalu jatuh pada pertengahan Januari hingga awal Februari yaitu antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Sementara itu penentuan waktu pekan doa sedunia baru dimulai pada tahun 1908 melalui kesepakatan bersama antara Katolik dan Protestan. Maka pekan doa itu dimulai pada tanggal 18 dan berakhir pada tanggal 25 Januari. Tujuannya untuk mendoakan kesatuan kembali umat Kristiani sesuai amanat Sang Guru, "Ut Omnes Unum Sint".
Lantas, apa pesan kedua moment penting ini bagi kita?
Bagi saya secara pribadi yang telah merayakan kedua peristiwa ini lebih kurang sudah hampir 50 tahun, memiliki pesan sebagai berikut:
Pertama, Dua moment berbeda dirayakan pada waktu yang sama, bisa saja oleh orang-orang yang sama. Karena itu kita tidak boleh mempertentangkan keduanya, tetapi mencari suatu titik yang bisa mempersatukan. Dengan merayakan kedua peristiwa ini, kita diajak untuk semakin bijaksana dalam bertindak dan bertutur kata.
Kedua, setiap peristiwa atau moment mempunyai pesan atau maknanya masing-masing. Tahun Baru Imlek merupakan moment sukacita dan kebahagiaan yang ditandai dengan warna merah. Sedangkan peristiwa pekan doa sedunia semata-mata memohon dan berharap yang ditandai dengan warna hijau. Hal ini mau mengajarkan kepada kita sekalian, yang merayakan Imlek dan sekaligus berdoa pada hari kelima pekan doa sedunia itu, bahwa hidup ini akan terasa semakin indah jika kita menghormati kebhinekaan dan keragaman di antara kita.
Ketiga, Baik Tahun Baru Imlek maupun Pekan Doa Sedunia sama-sama bernuansa harapan. Kalau Tahun Baru Imlek mengajak kita untuk mengejar keberuntungan demi kemakmuran di Tahun Kelinci Air ini, Pekan Doa justru mengajak kita untuk terus berharap akan kesatuan. Mengajarkan kepada kita untuk tidak berhenti berharap. Sebab suatu saat Ia akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya (Pkh. 3: 11).
Kepada teman-teman dari etnis Tionghoa yang merayakan Tahun Baru Imlek  ini (Oma Roselina Tjiptadinata dan Opa Tjiptadinata; pak Felix Tani; pak Hendra Wattimena; pak Sony Kusumo dll), selamat merayakannya dengan harapan semoga segala keberuntungan dan kesejahteraan yang dibawa oleh Kelinci Air di tahun ini senantiasa datang menghampiri sehingga hari-hari hidupmu dipenuhi dengan sukacita dan berkat.
Dan kepada saudara-saudaraku umat Kristiani yang dengan khusuk berdoa dan berharap selama sepekan melalui Pekan Doa Sedunia untuk mencapai kesatuan dalam iman harap dan kasih dapat mencapai hasil yang diharapkan. Memang sih, tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun bagi seorang yang beriman, tidak ada hal yang mustahil bagi-Nya.
Akhirnya, Tahun Baru Imlek dan Pekan Doa Sedunia, dua moment penuh makna, sama-sama mendambakan keberuntungan di tahun Kelinci Air ini. Semoga Tuhan memberkati kita selalu di tahun yang baru ini.
Atambua: 25.01.2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H