Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Musim Hujan Telah Tiba, Mari Hijaukan Bumi Mulai dari Pekarangan Rumah Kita

7 Oktober 2022   18:25 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:15 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah, ilustrasi halaman, ilustrasi halaman depan rumah. (sumber: SHUTTERSTOCK / Susan Schmitz via kompas.com)

SEBUAH TIM KECIL melakukan pertemuan terbatas siang hari. Mereka membicarakan persiapan Katekese Adventus 2022. 

Tim kecil itu diprakarsai oleh Komisi Kateketik Keuskupan, dengan penasehatnya adalah Vikaris Jendral (Vikjen). Apa sih yang mereka bahas dalam pertemuan terbatas itu?

Tim kecil ini membahas tema Katekese Persiapan Natal tahun 2022. Katekese atau pendalaman iman umat melalui tukar menukar pengalaman iman itu dilakukan dalam rangka mempersiapkan kerohanian umat menyongsong perayaan Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus Juru Selamat Umat manusia.

Musim Hujan Telah Tiba, Mari Hijaukan Bumi Mulai dari Pekarangan Rumah kita sendiri

Dalam ratas ini, tim melakukan diskusi yang alot seputar Adventus dan kegiatan-kegiatannya dalam rangka membangkitkan iman umat Kristiani terutama berhubungan dua moment penting: musim hujan dan Natal. 

Akhirnya tim menyepakati tema umum Katekese yang akan menjadi panduan selama masa Adventus 2022  adalah: "Lingkungan Bersih, Keluarga Sehat".

Ilustrasi Tanaman Hijau (sumber: zappl by Rullipratama)
Ilustrasi Tanaman Hijau (sumber: zappl by Rullipratama)

Hal ini bertolak dari pemikiran bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terutama. Dan dari keluargalah seseorang belajar mencintai lingkungan. 

Dari keluargalah segala kebiasaan yang baik dapat ditularkan kepada masyarakat, termasuk kecintaan terhadap lingkungan yang bersih dan sehat yang bebas dari segala macam aneka sampah.

Dewasa ini sampah masih menjadi tema yang menarik untuk disoroti. Di mana-mana kita masih menjumpai sampah yang berserakan, baik sampah organik maupun non organik. 

Masalah sampah memang masih menjadi masalah yang paling pelik, terutama sampah plastik. Lihatlah, di mana-mana setelah suatu hajatan atau perkumpulan manusia usai, meninggalkan aneka sampah plastik berserakan di mana-mana.

Kesadaran masyarakat untuk bebas dari sampah masih sangat minim. Kesadaran untuk selalu membuang sampah pada tempatnya pun masih sangat kurang. 

Selama ini kita mungkin masih berkutat pada teori saja. Kita berteori tentang membuang sampah pada tempatnya, dan tidak membuang sampah sembarangan. Maka sekarang saatnya kita bertindak.

Ilustrasi Bunga musim hujan atau dikenal bunga november (dok. pribadi)
Ilustrasi Bunga musim hujan atau dikenal bunga november (dok. pribadi)

Laudato Si

Selain itu, yang menarik bahwa dalam pembahasan ini, para anggota tim kembali mengingatkan tentang Ensiklik Laudato Si yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada  2015. 

Dalam Ensiklik ini Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk mendengarkan jeritan ibu bumi yang menangis akibat berbagai kelalaian dan ketamakan manusia. 

Untuk itu beliau mengajak seluruh umat manusia untuk melakukan sesuatu guna menjaga dan menjadikan bumi rumah bersama dengan melakukan berbagai aksi penanaman aneka pohon untuk menghijaukan bumi.

Dan....

Yang terutama adalah ajakan bahwa sekarang sudah tiba musim hujan. Sudah waktunya untuk menanam. 

Sebagaimana ajakan Paus Fransiskus dalam Laudato Si, marilah kita menghijaukan bumi kita supaya ia layak menjadi rumah kita bersama. Kita menanam apa saja yang bisa tumbuh, mulai dari pekarangan kita sendiri.

Jangan tunggu lagi.
Inilah waktu yang tepat.
Waktu yang dijadikan Tuhan.
Jangan menunda-nunda lagi.

Seperti dahulu diserukan Yohanes Pembaptis dari Padang Gurun: "Persiapkanlah jalan untuk Tuhan".

Menanam sayur-sayuran  di pekarangan rumah sendiri (foto: kiriman Gusti Rikarno)
Menanam sayur-sayuran  di pekarangan rumah sendiri (foto: kiriman Gusti Rikarno)

Pada tahun 1970-an, ketika Gubernur Nusa Tenggara Timur, El Tari yang terkenal dengan semboyan: "Tanam, tanam, tanam" memacu masyarakat NTT untuk mengubah tanah NTT yang gersang menjadi tanah yang subur.

Hijaukan bumi mulai dari pekarangan rumah kita (foto kiriman Gusty Rikarno)
Hijaukan bumi mulai dari pekarangan rumah kita (foto kiriman Gusty Rikarno)

Lalu di era 1980-an, mendiang Gubernur Ben Mboy sekali lagi memacu masyarakat NTT untuk melakukan berbagai penghijauan yang terkenal dengan "Operasi Nusa Hijau dan Operasi Nusa Makmur". Itu semua berhubungan budaya menanam. Bagaimana membiasakan masyarakat untuk menanam sebagai lawan dari budaya menebang pohon.

Apa saja yang kita tanam sekarang, pada musim hujan ini pasti akan tumbuh. Untuk itu pesan katekese persiapan Natal 2022 adalah "Mari menanam mulai dari pekarangan rumah kita sendiri". 

Semua yang kita tanam, misalnya sayur-sayuran, pohon buah-buahan,  aneka bunga, pohon pelindung, dan lain-lain akan berguna bagi kita sendiri sekarang dan kelak untuk anak-anak serta cucu-cucu kita ke depan. 

Siapa yang menanam, dialah yang akan menuai pula. Dia pulalah yang akan menikmati hasilnya.  Berbahagialah orang yang menanam dengan sukacita karena karena ia akan menuai dengan sukacita pula.

Ayat emas: "Namun ia ditanam di ladang yang baik, dekat air yang berlimpah-limpah, supaya ia bercabang-cabang dan berbuah dan supaya menjadi pohon anggur yang bagus" (Yeh 17: 8). 

***

Atambua: 07.10.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun