Pertama-tama sebagai seorang penulis yang selalu dan terus menerus belajar, saya menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan yang telah terjadi berkenaan dengan tulisan saya terdahulu dengan judul: ""Pengalaman Dua Kali Menumpang Kereta Api Rasanya Nyaman Tiada Duanya" sehingga mendapatkan prank oleh admin Kompasiana.
Dengan tulisan ini, saya ingin memperbaiki kesalahan sekaligus menebus dosa akibat kelalaian itu dan bertekad tidak akan terjadi pengalaman yang sama lagi. Untuk itu saya berterima kasih kepada admin Kompasiana yang telah melaksanakan tupoksinya dengan tepat.
***
Pengalaman naik kereta api dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Bandar Udara Internasional Kulonprogo atau yang lebih dikenal dengan Yogyakarta International Airport (YAI) menjadi pengalaman yang sangat berkesan karena menikmati kenyamanan perjalanan yang tiada duanya.
Memang, saya pernah menumpang kereta api pertama kali pada tahun 2012, namun pengalaman 10 tahun silam itu sangat berbeda dari pengalamanku kedua ini. Hal ini menandakan bahwa kemajuan dan perubahan itu selalu ada, seiring dengan berlalunya sang waktu. Maka benarlah kata-kata kebijaksanaan bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal selain perubahan.
Pengalaman naik kereta api yang cepat dan nyaman tiada duanya, seakan-akan menghapuskan stigma dan prasangka yang selama ini ada dalam benak bahwa transportasi kereta api sarat dengan berbagai kejahatan seperti copet, palak, ribut, dan lain-lain. Pengalamanku naik kereta kemarin, seakan-akan menghapuskan semua stigmatisasi itu. Ternyata itu semua hanyalah cerita usang tempo doeloe saja.
Setiap pengalaman itu selalu baru alias selalu baru setiap saat. Meski saya pernah naik kereta api dari Purwakarta ke Jakarta 10 tahun silam, namun pada pengalaman kedua ini, saya tetap merasa ada sesuatu yang baru. Sekurang-kurangnya ada dua hal ini:
Pertama, jarak waktu antara tahun 2012 dan 2022 ternyata bukan baru kemarin. Tetapi sudah mencapai satu dasa warsa. Kalau suatu peristiwa itu terjadi 10 tahun lalu, tentu akan sangat berbeda dengan saat ini karena hic et nunc, kini dan di sini.
Kedua, dalam satu dasa warsa ini, perubahan terus menerus terjadi yang mungkin tanpa kita sadari, termasuk yang terjadi pada perusahaan jawatan kereta api. Karenanya patut kita mengacungkan jempol kepada PT. KAI yang selalu melakukan perubahan dan kemajuan pada pelayanan perkeretaapian.
Karena kedua alasan ini, maka ketika saya merencanakan untuk berangkat ke YAI dengan menumpang kereta api, saya mulai wanti-wanti. Untuk itu baik sebagai penumpang pemula ataupun yang sudah lama, kita harus selalu berjaga-jaga sebagaimana dikatakan Sang Guru: "Berjaga-jagalah senantiasa supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan".
Beberapa hal yang mesti disiapkan sebelum seseorang menumpang kereta api, sebagai berikut:
1) Â Mencari panduan naik kereta api.
Saat ini tentu kita tidak akan mengalami kesulitan yang lebih besar dari 10 tahun lalu, mengapa? Kalau sepuluh tahun lalu, seseorang yang mau naik kereta api, tentu saja ia harus menelpon atau mencari panduan secara offline. Itu artinya dia harus datang ke agen atau stasiun kereta api.Â
Dewasa ini banyak kemudahan yang terjadi. Seseorang yang mau mencari panduan naik kereta api, ia tinggal klik atau googling dan panduan muncul di layar. Â Ia selanjutnya tidak butuh waktu lama untuk antri di loket dan lain-lain.
2) Meminta bantuan sahabat atau teman yang dipercaya
Saat ini terlalu amat banyak orang yang berperan sebagai penolong. Namun kita mesti bersikap hati-hati, sebab banyak orang mau menjadi penolong dengan modus tertentu. Ada yang seolah-olah mau menjadi penolong tetapi ada pamrihnya, katanya tidak ada makan siang yang gratis!
Karena itu kalau mau meminta bantuan kita perlu melakukan seleksi terlenih dahulu. Dalam hal ini kita harus mendahulukan teman sekasur atau sedapur. Artinya kalau mau meminta bantuan, terlebih dahulu pada istri atau suami (sekasur). Selanjunya mintalah bantuan pada anak  (teman sedapur).
Bila tidak ada yang sekasur dan sedapur, bolehlah kita memperluas jangkauan kepada teman sesumur, artinya tetangga atau kenalan lainnya.Â
Dalam hal ini, kemarin ketika hendak menumpang kereta api dari Stasiun Tugu menuju Yogyakarta International Airport (YAI), saya meminta bantuan pada anakku. Dialah yang membelikan tiket dan mengatur keberangkatanku.
3) Mengikuti aturan yang ada di bandara atau di kereta
Lagi-lagi, sekarang ini semuanya dilakukan secara online, mulai dari beli tiket dan check in. Kita yang agak gaptek alias gagap teknologi perlu belajar dan atau sekali lagi meminta bantuan orang lain.
***
Sebagai orang dari  kampung yang baru untuk kedua kalinya naik kereta api, kali ini saya benar-benar kapok karena semuanya online. Bayangkan, setelah saya masuk peron, saya malah kewalahan karena mau menuju ke mana? Kata puteriku, "nanti bapak harus menunggu sampai kereta itu datang dan jangan lupa dengarkan pengumuman baik-baik, mau naik dari peron yang mana?" Ternyata betul juga ya, dalam panduan itu dikatakan, "pastikan calon penumpang menunggu di peron yang benar. Jangan ragu bertanya kepada petugas jika bingung mencari peron kereta".
Untunglah bahwa ada seorang malaikat yang selalu menolong aku yaitu puteriku. Ia mengantarkan ayahnya yang agak kurang pede naik kereta api dari Stasiun Tugu menuju Kulonprogo.Â
Perjalanan kereta api dari Stasiun Tugu menuju Stasiun Bandara YAI Kulonprogo melewati Stasiun Wates. Perjalanan ini ditempuh dalam waktu 40 menit. Bukan hanya sangat cepat, tetapi selama perjalanan, saya menikmati pemandangan yang sangat indah dan mengagumkan.Â
"Sungguh luar biasa dan indahnya alam Indonesiaku", kataku dalam hati.
Itulah secuil kisah pengalaman perjalanan yang tak akan terlupakan. Kereta api adalah sarana transportasi yang cepat, bersih dan nyaman.
Semoga kisah pengalaman yang tiada duanya ini membantu para Kompasianer untuk ikut menikmati kemajuan perkeretaapian kita di Indonesia yang menurut saya tidak jauh berbeda dengan kereta api di negara maju lainnya.
Saya berharap, pengalaman menikmati perjalanan kereta api yang cepat, bersih dan nyaman tiada duanya ini bisa menjadi inspirasi bagi para Kompasianer untuk selalu memilih kereta api sebagai alat transportasi.
Mari kita berusaha untuk ikut menikmati kemajuan-kemajuan yang dialami oleh bangsa kita, termasuk kemajuan di bidang transportasi perkeretaapian. Hanya dengan menikmati kemajuan-kemajuan itu, kita pun akan memiliki rasa syukur  atas kemajuan tersebut. Terima kasih kepada PT. KAI yang telah menyiapkan kereta api dengan segala kemajuannya sebagai sarana transportasi pilihan. Salam sehat selalu. ***
Atambua: 07.10.2022
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI