Karena kedua alasan ini, maka ketika saya merencanakan untuk berangkat ke YAI dengan menumpang kereta api, saya mulai wanti-wanti. Untuk itu baik sebagai penumpang pemula ataupun yang sudah lama, kita harus selalu berjaga-jaga sebagaimana dikatakan Sang Guru: "Berjaga-jagalah senantiasa supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan".
Beberapa hal yang mesti disiapkan sebelum seseorang menumpang kereta api, sebagai berikut:
1) Â Mencari panduan naik kereta api.
Saat ini tentu kita tidak akan mengalami kesulitan yang lebih besar dari 10 tahun lalu, mengapa? Kalau sepuluh tahun lalu, seseorang yang mau naik kereta api, tentu saja ia harus menelpon atau mencari panduan secara offline. Itu artinya dia harus datang ke agen atau stasiun kereta api.Â
Dewasa ini banyak kemudahan yang terjadi. Seseorang yang mau mencari panduan naik kereta api, ia tinggal klik atau googling dan panduan muncul di layar. Â Ia selanjutnya tidak butuh waktu lama untuk antri di loket dan lain-lain.
2) Meminta bantuan sahabat atau teman yang dipercaya
Saat ini terlalu amat banyak orang yang berperan sebagai penolong. Namun kita mesti bersikap hati-hati, sebab banyak orang mau menjadi penolong dengan modus tertentu. Ada yang seolah-olah mau menjadi penolong tetapi ada pamrihnya, katanya tidak ada makan siang yang gratis!
Karena itu kalau mau meminta bantuan kita perlu melakukan seleksi terlenih dahulu. Dalam hal ini kita harus mendahulukan teman sekasur atau sedapur. Artinya kalau mau meminta bantuan, terlebih dahulu pada istri atau suami (sekasur). Selanjunya mintalah bantuan pada anak  (teman sedapur).
Bila tidak ada yang sekasur dan sedapur, bolehlah kita memperluas jangkauan kepada teman sesumur, artinya tetangga atau kenalan lainnya.Â
Dalam hal ini, kemarin ketika hendak menumpang kereta api dari Stasiun Tugu menuju Yogyakarta International Airport (YAI), saya meminta bantuan pada anakku. Dialah yang membelikan tiket dan mengatur keberangkatanku.
3) Mengikuti aturan yang ada di bandara atau di kereta