Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Meramu Acara Pernikahan pada Masyarakat Batu Merah di Perbatasan Timor Leste

2 Oktober 2022   19:07 Diperbarui: 3 Oktober 2022   16:05 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dekorasi Pernikahan di Batu Merah (Foto: Hendrik Manek/pribadi)

Bagi Anda yang baru pertama kali menghadiri acara pernikahan di Dusun Batu Merah, Anda pasti akan merasakan suatu nuansa yang baru. Mengapa nian? 

Nuansa baru itu terasa mulai dengan persiapan perayaan pernikahan yang diramu dengan begitu menarik tanpa meninggalkan suasana kampung atau desa.

Masyarakat Batu Merah di Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat terdiri dari beberapa ethnis yang umumnya merupakan para pendatang dari suku Dawan, Timor Tengah Utara; Tetun, Marae atau Bunag dan Flores. Karena merupakan masyarakat bentukan yang baru, maka mereka umumnya terlihat sangat guyub dan ramah.

Keguyuban dan keramahan itu sangat terasa, ketika ada hajatan bersama, misalnya pernikahan atau kematian warga. Segala sesuatu diatur dengan begitu apik oleh pengurus kampung.

Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan tentang hal-hal positif yang menjadi kelebihan pada masyarakat Batu Merah ketika mereka akan menyelenggarakan hajatan bersama, khususnya acara pernikahan.

Bagi masyarakat Batu Merah, pernikahan itu adalah sesuatu yang sakral dan sekali seumur hidup. Umumnya mereka meyakini bahwa perkawinan itu monogami dan tak terceraikan. Karenanya acara pernikahan biasanya diramu dengan bagus agar memberikan kesan dan pesan khusus bagi yang menjalaninya.

Pernikahan anggota keluarga (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pernikahan anggota keluarga (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Dalam ulasan ini, penulis menyoroti tiga tahap dalam acara pernikahan ala kampung Batu Merah. Ketiga tahap itu dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap Pertama: Persiapan-persiapan

Mau tahu apa saja persiapannya?

Satu: Pembentukan panitia pesta pernikahan.

Bagi masyarakat Batu Merah, sebesar atau sekecil apapun suatu perayaan pernikahan harus melibatkan seluruh masyarakat. Untuk itu biasanya diawali dengan pembentukan panitia. Seluruh anggota lingkungan diundang untuk menghadiri acara pembentukan panitia perayaan. 

Pada waktunya terbentuk suatu panitia yang akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan acara pernikahan itu. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang akan bertanggungjawab atas berbagai persiapan, seperti pembuatan tenda, konsumsi pesta, perayaan liturgi, penerima tamu, dekorasi, keamanan dan lain-lain. 

Yang menarik dari tahap persiapan ini adalah setiap anggota masyarakat akan menerima setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya sebagai bagian dari kehidupan bersama.

Dua: Pemberitahuan

Salah satu seksi penting pada saat pembentukan panitia adalah seksi humas. Biasanya seksi humas ditugaskan untuk mengundang dan memberitahukan kepada semua masyarakat jadwal kerja berupa pembuatan tenda bagi kaum laki-laki dan membersihkan atau "pilih" beras bagi kaum perempuan dan ibu-ibu. 

Misalnya kalau pesta pernikahannya jatuh pada tanggal 10 bulan Oktober, maka pekerjaan persiapan tenda dan pilih beras akan jatuh pada tanggal 7 dan 8 Oktober. Untuk itu, seksi humas akan melakukan pemberitahuan pada dua hari sebelum tanggal 7 yaitu tanggal 5 Oktober.

Tiga: Pembuatan tenda dan "pilih beras".

Kalau Anda datang pada saat atau bertepatan dengan hari pembersihan beras, Anda akan menyaksikan suatu pemandangan yang menarik, ketika para ibu atau perempuan berbondong-bondong datang menuju tempat periapan acara pernikahan. 

Masing-masing ibu menjunjung di kepalanya beras yang akan dibersihkan yang merupakan sumbangan dari masing-masing keluarga. Para ibu membawa beras pada 'nyiru'-nya masing-masing.

Di sana mereka akan bersama-sama membersihkan semua beras baik berupa sumbangan maupun yang disiapkan oleh keluarga kedua mempelai. Kira-kira dalam waktu satu jam mereka ramai-ramai membersihkan beras lalu kembali ke rumah masing-masing.

Sementara para bapak menyiapkan tenda untuk acara pernikahan itu. Kalau beberapa waktu lalu sebelum adanya 'tenda jadi', biasanya masing-masing bapak atau laki-laki akan datang membawa tiang dan alat kerjanya. Kalau pekerjaan belum selesai, akan dituntaskan pada hari berikutnya.

Tahap Kedua: Pada saat Pernikahan

Panitia bertanggung jawab terhadap kelancaran pernikahan baik acara liturgi di gereja maupun pada resepsi pernikahannya. Pada pembentukan panitia sudah ditetapkan siapa yang akan membawakan petuah atau nasihat bagi kedua mempelai, juga mengatasnamai panitia mengundang para tamu ke tenda pernikahan pada saat upacara liturgi di gereja.

Seluruh hajatan itu menjadi tanggung jawab panitia, termasuk keamanan dan parkir. Bahkan panitia juga ikut menentukan siapa yang akan menjadi Master of Ceremony (MC) dari acara pernikahan itu.

Tahap Ketiga: Evaluasi dan pembubaran panitia

Tahap terakhir dari suatu hajatan pernikahan di Batu Merah adalah evaluasi dan pembubaran panitia. Ada waktu untuk membentuk, ada waktu untuk membubarkan panitia. Sebelum panitia dinyatakan bubar, didahului dengan evaluasi untuk melihat hal-hal yang positif juga yang masih kurang untuk perbaikan pada hajatan berikutnya.

Menjadi Master of Ceremony pada pernikahan di Batu Merah (Dokumentasi pribadi)
Menjadi Master of Ceremony pada pernikahan di Batu Merah (Dokumentasi pribadi)
Marilah kita menarik pembelajaran berharga dari Batu Merah bagi masyarakat lainnya:

Satu, persatuan dan kekeluargaan yang kental dalam masyarakat

Kesan yang sama ketika orang menghadiri hajatan pernikahan di Batu Merah adalah adanya persatuan dan kekeluargaan yang kental dalam masyarakat. Banyak orang kagum dengan kehidupan bersama masyarakat Batu Merah ini.

Dua: Menciptakan momen yang berkesan bagi pasangan suami istri yang menikah

Dengan dan melalui kehidupan masyarakat yang rukun dan bersatu dalam meramu acara pernikahan dapat memberikan kesan positif bagi pasangan suami istri yang menikah sehingga mereka akan berpikir seribu kali kalau mau bercerai.

Tiga: Menjaga dan melestarikan tradisi kehidupan masyarakat 

Bagi masyarakat Batu Merah, segala hal yang baik yang menjadi tradisi kehidupan masyarakat haru dijaga dan diletarikan agar langgeng di tengah masyarakat yang semakin plural dewasa ini.

Empat: Masyarakat yang guyub menarik perhatian dan memberikan pelajaran berharga bagi kehidupan masyarakat 

Semua orang mendambakan kehidupan masyarakat yang guyub dan ramah. Hal itu akan menjadi pelajaran yang amat berharga bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Itulah hal-hal positif yang menjadi kesan menarik dari kehidupan masyarakat Batu Merah yang dapat menjadi sumbangan berarti untuk kehidupan yang lebih baik di tengah masyarakat. Meramu acara pernikahan untuk sekaligus membingkai momen berharga bagi yang merayakan pernikahannya untuk memberikan kesan tersendiri seumur hidup.

Untuk menciptakan masyarakat yang guyub dan rukun, mungkin baik kalau kita belajar dari kehidupan masyarakat Batu Merah yang sederhana namun bersahaja. Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Batu Merah? Salam sehat dan sejahtera bagi para Kompasianer sekalian. ***

Atambua: 02.10.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun