Sementara para bapak menyiapkan tenda untuk acara pernikahan itu. Kalau beberapa waktu lalu sebelum adanya 'tenda jadi', biasanya masing-masing bapak atau laki-laki akan datang membawa tiang dan alat kerjanya. Kalau pekerjaan belum selesai, akan dituntaskan pada hari berikutnya.
Tahap Kedua: Pada saat Pernikahan
Panitia bertanggung jawab terhadap kelancaran pernikahan baik acara liturgi di gereja maupun pada resepsi pernikahannya. Pada pembentukan panitia sudah ditetapkan siapa yang akan membawakan petuah atau nasihat bagi kedua mempelai, juga mengatasnamai panitia mengundang para tamu ke tenda pernikahan pada saat upacara liturgi di gereja.
Seluruh hajatan itu menjadi tanggung jawab panitia, termasuk keamanan dan parkir. Bahkan panitia juga ikut menentukan siapa yang akan menjadi Master of Ceremony (MC) dari acara pernikahan itu.
Tahap Ketiga: Evaluasi dan pembubaran panitia
Tahap terakhir dari suatu hajatan pernikahan di Batu Merah adalah evaluasi dan pembubaran panitia. Ada waktu untuk membentuk, ada waktu untuk membubarkan panitia. Sebelum panitia dinyatakan bubar, didahului dengan evaluasi untuk melihat hal-hal yang positif juga yang masih kurang untuk perbaikan pada hajatan berikutnya.
Marilah kita menarik pembelajaran berharga dari Batu Merah bagi masyarakat lainnya:
Satu, persatuan dan kekeluargaan yang kental dalam masyarakat
Kesan yang sama ketika orang menghadiri hajatan pernikahan di Batu Merah adalah adanya persatuan dan kekeluargaan yang kental dalam masyarakat. Banyak orang kagum dengan kehidupan bersama masyarakat Batu Merah ini.
Dua: Menciptakan momen yang berkesan bagi pasangan suami istri yang menikah
Dengan dan melalui kehidupan masyarakat yang rukun dan bersatu dalam meramu acara pernikahan dapat memberikan kesan positif bagi pasangan suami istri yang menikah sehingga mereka akan berpikir seribu kali kalau mau bercerai.