Kedua, isi stand lebih bervariasi dan menarik. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini isi stand sangat bervariasi, demikian pun dekorasinya menjadi menarik perhatian. Ada kain tenun dari berbagai etnis di Timor, ada aneka makanan ringan, ada rupa-rupa souvenir, ada lukisan dan berbagai hasil karya.
Ketiga, luasnya arena. Kalau pada pekan pameran lalu, hanya menggunakan satu lapangan sepak bola para Frater Tahun Rohani, pada tahun ini justru harus menggunakan dua lapangan sepak bola sekaligus yang berdampingan yaitu lapangan Seminari Lalian.
Keempat, warna pekan pameran telah menjadi lain. Pekan pameran diwarnai dengan wisata kuliner yang menarik. Hal ini menjadikan pekan pameran itu menjadi sungguh-sungguh tempat berwisata bagi para pengunjung.
Kelima, panggung gembira. Selama lima malam berturut-turut pengunjung dihibur dengan berbagai pertunjukkan dan atraksi panggung gembira sehingga menjadikan pekan pameran ini sungguh-sungguh medan rekreasi bagi seluruh umat dan masyarakat.Â
Keenam, kerja sama gereja dan Pemerintah ketiga kabupaten. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan pameran ini hanya internal Gereja karena hanya sebagai pameran pastoral, tahun ini sunguh-sungguh menampilkan wajah kerja sama yang baik antara Gereja dan pemerintah.
 Secara khusus yang paling menarik dan diburu oleh para pengunjung adalah "Wisata Kuliner" yang ditampilkan oleh para stand pameran.
Setiap stand menampilkan sajian kulinernya yang menarik.
Ada yang nasional, tetapi ada juga yang lokal.
Sebut saja pada stand Marriage Encounter (ME) menyajikan sajian kuliner berupa Nasi Goreng Se'i Babi khas Atambua. Sajian nasi sate babi dan rusuk manis, yang membuat para pengunjung tak beranjak sedikit pun dari stand ini.
Demikian pun ada stand yang menampilkan sajian khas lokal berupa "Jagung Bose Berkuah Babi"; ada juga ErWe; bakso dan Laku Tobe yaitu penganan dari ubi kayu yang dikukus.
Ada juga yang menyajikan bermacam-macam pilihan kuliner lainnya: ada Aka Bilan yaitu tepung sagu yang diolah khusus yang mendatangkan rasa khas bagi lidah-lidah lokal.