Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berani Mengambil Keputusan Berguru Pada Pengalaman

11 Agustus 2022   12:03 Diperbarui: 11 Agustus 2022   12:13 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang bijak, keputusan yang tepat sering merupakan sumber sukses. Sebab membuat keputusan adalah suatu pekerjaan kreatif. Sebaliknya suatu keputusan yang keliru sering diambil hanya karena kita terpesona oleh rupa lahiriah yang menarik. 

Untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, kita butuh waktu yang tepat juga. Tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana seharusnya kita membuat suatu keputusan yang tepat itu?

Menurut Abba Tresnanto dalam buku 'Keputusan' dengan editor: Lukas Batmomolin, 2003, ada tujuh hal penting yang harus menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan yang tepat. Dari ketujuh hal itu, saya ingin mengajak pembaca untuk semakin mendalaminya hingga membantu kita mengambil keputusan yang tepat menyangkut hidup. Ketujuh hal itu adalah sebagai berikut, yakni:

1.  Ketenangan

Syarat utama yang dibutuhkan dalam membuat keputusan yang tepat adalah ketenangan. Sebab semua orang tahu bahwa dalam keadaan gugup dan bingung, seseorang sulit untuk membuat keputusan yang tepat. Ketenangan menjadi unsur yang penting dan itu bisa saja menjadi bakat bawaan seseorang.  Ada orang yang mempunyai pembawaan yang tenang dan tidak gampang terpengaruh pada keadaan sekitar. Namun ada juga ketenangan yang dapat diperoleh karena banyaknya pengalaman dan luasnya pengetahuan seseorang. Maka dapat dikatakan bahwa ketenangan itu bisa dilatih atau dipelajari karena itu butuh waktu. 

Ketika kita berbicara tentang ketenangan, sebenarnya yang dimaksudkan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai diri sehingga ia tidak terpancing oleh emosi yang menggebu-gebu ketika menghadapi suatu masalah atau persoalan.

2.  Ketahui Masalahnya

Dalam ujian, seringkali anak-anak dipersalahkan karena salah jawab. Pada hal, kekeliruan mungkin ada pada gurunya yang memberi pertanyaan yang salah. Dengan kata lain, untuk memberi jawaban yang benar, pertanyaannya sendiri harus dipelajari dahulu dengan baik. Maka dalam mengambil keputusan pun harus jelas dahulu untuk apa keputusan dibuat. Apakah keputusan itu harus dibuat segera, atau bisa ditunda, apakah perlu meminta bantuan orang lain atau tidak?

3.  Berani maju terus

Christofer Colombus tidak akan menemukan benua Amerika, jika ia tinggal tetap saja di negerinya Spanyol. Orang perlu mencoba sesuatu. Sebab hanya orang yang berani mencoba akan menemukan hal-hal yang baru. Kita tidak mungkin maju, jika kita hanya puas dengan yang ada saja. 

Dalam Kitab Suci, Abraham tidak mungkin menjadi bangsa yang besar, bila ia tidak meninggalkan rumah orang tuanya. Nuh tidak mungkin  bebas dari air bah, seandainya dia tidak mau menanggung olok-olokan karena membuat bahtera itu. 

Ilustrasi pengambilan keputusan penting dalam kelompok (sumber: arah baru pendidikan)
Ilustrasi pengambilan keputusan penting dalam kelompok (sumber: arah baru pendidikan)

4.  Belajar terus menerus

Orang yang berhenti belajar sudah pasti ia tidak akan maju. Biar pun seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi kalau sesudah itu ia berhenti belajar, maka sudah pasti ia tidak akan tampil lagi sebagai orang yang terpelajar. Dalam pengambilan keputusan, kita mesti belajar banyak, karena keputusan yang baik mesti dilandasi oleh pengetahuan yang luas. Kita tak perlu menjadi ahli dalam segala bidang. tetapi yang dibutuhkan adalah pengetahuan umum yang cukup dan perlunya meminta bantuan orang lain. Tentu asal saja kita cukup rendah hati untuk bertanya.

5.  Selidiki lebih jauh

Dengan bekal pengetahuan yang luas mengenai berbagai bidang hidup, kita dapat memandang suatu persoalan dari berbagai sudut pandang. Dalam pengambilan keputusan yang tepat, kita dapat mempertimbangkan soal pro dan kontra, untung maupun ruginya dari suatu keputusan yang akan kita buat.

6.  Menghargai proses

Lahirnya suatu proyek pembangunan sangat mirip dengan kelahiran seorang bayi manusia. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengandungnya. Banyak hal yang ada sekarang, tidak sekali jadi, tetapi sudah berlangsung dalam proses yang lama. 

Gagasan itu mesti disimpan dulu. Ia harus dipendam dan diperam agar menjadi matang. Demikian pun anggur yang baik adalah anggur yang sudah lama tersimpan. Bukan hasilnya yang paling penting, tetapi bagaimana kita berproses di dalamnya.

7.  Berani mengambil resiko

Harus disadari bahwa tiada tempat di bumi ini tanpa resiko. Tidak ada usaha yang selalu pasti berhasil. Seni hidup mengajarkan bahwa dalam hidup kita mesti melintasi berbagai halangan dan resiko. 

Dalam membuat keputusan, kita harus memilih. Tidak mungkin kita berjalan ke timur dan sekalighus ke barat. Kita perlu membuat pertimbangan yang matang dan sikap yang tepat. Itulah keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat, hasilnya akan diterima dengan sukacita. ***

Atambua: 11.08.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun