"Mari kita bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar membutuhkan semua benda material dan resep rumit ini untuk hidup? Bisakah saya mengelola tanpa semua tambahan yang tidak perlu ini dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana?" (Paus Fransiskus).
Berikut 5 (lima) kiat untuk memaknai gaya hidup minimalis:
1. Berani meninggalkan glamourisme
Kita sekarang hidup dalam glamourisme yang ditandai dengan berbagai kemewahan. Beranikah kita meninggalkan atau menolak hal-hal itu demi sesama kita? Kata Paus Fransiskus, "Bahkan hari ini, ketika secara paradoksal beberapa orang makan dengan mewah, sementara terlalu banyak orang pergi tanpa roti harian yang dibutuhkan untuk bertahan hidup". Beranikah kamu?
2. Memilih yang berkualitas daripada kuantitas
Daripada membeli atau memiliki banyak namun terbuang, lebih baik memiliki sedikit barang, namun dipakai untuk jangka waktu yang lebih lama atau panjang. Maka bila mau membeli atau memiliki sesuatu barang, sebaiknya lebih mementingkan kualitas, bukan kuantitas atau jumlahnya.
3. Kurangi nafsu mengumpulkan harta
Prinsipnya, kita hanya memakai satu, barang yang tidak kita pakai adalah milik orang-orang miskin yang tidak bisa membeli. Periksalah lemari anda, ada berapa banyak pakaian yang tidak pernah dipakai, tetapi memenuhi seluruh ruang lemari. Keluarkanlah itu dan berikanlah kepada mereka yang tidak memiliki atau sangat membutuhkan. Maka kurangilah nafsu membeli dan mengumpulkan harta di dunia ini. Kata Kitab Suci: "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya, tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada" (Matius 6:19-21).
4. Punya prinsip hidup baru: Lebih baik memberi daripada menerima
Kiat yang lain agar lebih hidup minimalis adalah memberi atau membagi hidup dengan orang lain. Akan ada suatu kepuasan tersendiri bagi seseorang bila ia memberi atau berbagi dengan orang lain. Kitab Suci berkata, "...Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima" (Kis 20: 35).