Untuk itu sebagai orang tua, kita berkewajiban untuk memeriksa histori HP milik anak atau remaja. Bisa saja kita mendapat perlawanan dari mereka karena menganggap kita melanggar privasi mereka. Kita sebagai orang tua perlu menjelaskan kepada mereka maksud pengawasan tersebut. Apabila mereka melawan, itu suatu alarm atau tanda bisa saja ia sudah mulai mengakses konten pornografi sehingga ia melawan untuk diperiksa historinya.
Berhadapan dengan fenomena perlawanan anak atau remaja tersebut, orang tua mesti bersikap sebagai pendamping yang baik, dalam arti tidak menggunakan kekerasan, tetapi sebaliknya dengan cara yang lembut dan bernilai paedagogik.
Tips ketiga: Tidak membiasakan untuk menenangkan anak yang rewel atau menangis dengan memberikan HP.
Banyak praktek yang salah yang dilakukan oleh para orang tua zaman now. Setiap kali anak rewel atau menangis langsung diberikan HP. Dengan itu anak berhenti menangis atau tidak rewel lagi.
Dalam rangka mengawasi atau membatasi anak agar tidak terpapar pornografi online, cara mendidik yang tidak paedagogik ini sebaiknya tidak diterapkan. Sejak anak balita, tidak boleh dibiasakan selalu menggunakan HP untuk menenangkannya saat ia rewel atau menangis. Sebab hal itu akan menjadi tendensi yang tidak baik bagi pendidikannya selanjutnya.
Sebaliknya anak mesti dibiasakan sejak dini untuk membaca buku bukan membaca HP. Anak mesti dibiasakan sejak dini sesuai usia dan jenis kelamin mengenal anak-alat permainan dan belajarnya. Misalnya anak perempuan bermain dengan boneka, balon dan bunga. Sedangkan anak laki-laki bermain dengan bola, kelereng dan gambar. Dengan itu, anak sejak balita tidak dibiasakan untuk selalu memegang HP.Â
Maka dengan dan melalui pengawasan yang ketat terhadap anak-anak dari bahaya pornografi online, kita telah menyelamatkan mereka dari rencana jahat kelompok atau orang lain untuk menghancurkan masa depan mereka. Sekali lagi, anak-anak adalah masa depan bangsa. Rusak anak-anak, rusaklah bangsa ini! Kita semua tentu saja tidak menginginkan hal itu terjadi, bukan?
Atambua, 11.04.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H