Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ernesto Siswa SD Benemeta Mendapat Suntikan Vaksin

7 Februari 2022   20:59 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:10 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin sore dia berusaha mencari saya bapaknya supaya menandatangani surat pernyataan yang diterimanya dari sekolah perihal vaksinasi Covid-19.  Kebetulan saya bersama mamanya sedang ke pasar untuk berbelanja. Ia begitu semangat untuk divaksin, sampai-sampai saya dipaksa harus mengisi formulir itu dan menandatanganinya.

Begitu tiba di rumah, sang kakak memberitahukan bahwa Ernesto sudah tidur, tapi ia berpesan supaya bapak segera mengisi formulir yang ia bawa dari sekolah dan menandatanganinya karena besok pagi ia harus membawanya kembali ke sekolah. 

Saya mengambil formulir yang belum diisi itu. Membaca dan menyimak isinya. Ternyata isinya berupa surat pernyataan dari orang tua yang memperkenankan anaknya yang berusia 6-11 tahun bisa divaksinasi dari Puskesmas dan tidak akan menuntut bila sesudah vaksin terjadi apa-apa terhadap anaknya.

Sebelum mengisi formulir tersebut dan menandatanganinya, sebagai orang tua, saya sempat termenung dan berpikir jauh "seandainya setelah saya mengisi dan menandatangani surat pernyataan ini, dan ternyata besok setelah vaksinasi  dan anak saya mengalami sesuatu yang berbahaya bagi dirinya, bagaimana?", tanya saya dalam hati.

"Bapak macam apa saya ini, yang membiarkan saja bahkan menyerahkan anaknya untuk mengalami bahaya?"

Tapi sesudah itu, saya pun berpikiran positif lagi.

Vaksin bukan berbahaya, tetapi demi kesehatan. 

Ini kan program pemerintah Indonesia demi kesehatan dan kebaikan seluruh rakyat Indonesia.

Pemerintah manakah yang menghendaki agar rakyatnya menderita?

"Tidak. Biarkan anak saya, Ernesto pun divaksin, demi kesehatan dan masa depannya!"

"Percayalah, ia tidak akan apa-apa. Selain vaksinnya resmi dan dilaksanakan dengan benar, Tuhan pasti jaga. Itu keyakinanku".

Dengan itu berarti seluruh isi rumah kami telah mengikuti program pemerintah yakni semua warga negara Indonesia harus divaksinasi. 

Hari ini giliran si bungsu yang kini berusia 10 tahun.

***

Begitu pulang kantor, saya langsung cek, "di mana Ernesto?"

Jawab kakaknya, "Ernesto lagi tidur!" 

Mendengar suara bapaknya, Ernesto langsung bangun. 

"Bagaimana hasil vaksin hari ini? Apakah tadi kamu pusing pada waktu divaksin?"

"Tidak", jawabnya.

"Apakah tadi kamu nangis?"

"Tidak! Mana mungkin hanya suntik saja nangis?" jawab Ernesto.

"Oh kalau gitu berarti kamu tidak takut disuntik kan?"

"Siapa yang takut?"

"Suntik vaksin saja kok repot", katanya.

Dari percakapan yang terjadi antara Ernesto dan saya bapaknya, dapat disimpulkan paling kurang tiga hal ini:

Pertama,   Vaksinasi sebagai program wajib dari Pemerintah Republik Indonesia untuk membebaskan rakyatnya dari covid-19 tidak berbahaya bagi penerima dari semua umur. 

Kedua, Vaksinasi melindungi kita dari corona virus. Maka semua orang wajib divaksin. Tidak perlu takut vaksin. Anak -anak SDN Benemeta yang berusia 6-11  tahun saja tidak takut. Apalagi yang sudah tua. Saya heran kok bisa takut jarum suntik?

Ketiga, ketakutan orang tertentu terhadap bahaya vaksin sebenarnya tidak beralasan. Tapi mengingat beberapa praktek yang kemudian membuat sebagian masyarakat takut karena adanya ulah dari petugas kesehatan, misalnya menyuntikkan vaksin kosong, atau vaksin yang telah expire date, dan lain-lain. Jadi bukan karena vaksin itu sendiri tetapi dari petugas atau faktor lain.

Maka sekali lagi tidak ada alasan bagi kita untuk menolak vaksin.

Seperti anak saya Ernesto yang dengan semangat menyiapkan diri satu hari sebelumnya untuk divaksin, hendaknya setiap anggota masyarakat dan rakyat Indonesia antusias untuk divaksin demi Indonesia sehat. Hidup tanpa covid-19 untuk memulai aktivitas normal lagi seperti sedia kala. Mudah-mudahan.

Atambua, 07.02.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun