Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilu 2024 Ajang Politik "Kasih Sayang"?

31 Januari 2022   22:55 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:02 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik sudah mengetahui bahwa DPR, Pemerintah dan KPU selaku Penyelenggara Pemilu telah menetapkan waktu pelaksanaan pemilu 2024 yaitu tanggal 14 Februari. Semua orang pun tahu bahwa tanggal 14 Februari biasa dirayakan secara internasional sebagai "Hari Kasih Sayang" atau "Valentine Day" yang biasanya dirayakan dikalangan kaum muda.

Keputusan ini sudah final. Tentu sudah melewati proses diskusi yang panjang. Segala konsekuensi akibat penetapan tanggal ini sudah melalui pertimbangan yang matang. Karena itu semua pihak hendaknya menerima dan melaksanakannya dengan sukacita.

Bagaimana pelaksanaannya kita serahkan kepada pihak penyelenggara. Tentu saja dengan mempertimbangkan dan memperhatikan segala kritik dan pendapat dari berbagai pihak menyoal penetapan waktu ini.  

Melalui tulisan sederhana ini, saya tidak bermaksud untuk mengurai tentang aturan dan tahapan-tahapan pemilu yang menjadi ranahnya KPU dan Partai Politik. Apalagi saya bukanlah siapa-siapa dan apa-apa. Saya hanya ingin melihat dua momen penting ini dalam satu kesatuan cara pandang. Mengapa justru kedua momen ini terjadi pada saat yang sama?

Hakikat Pemilu

Pemilu pada hakekatnya adalah kesempatan untuk memilih para wakil rakyat yang akan duduk di parlemen entah sebagai DPR RI, DPRD I (Propinsi) atau DPRD II (Kabupaten/Kota). Pemilu itu melibatkan partai politik sebagai pelakunya. Karenanya pemilu menjadi pesta demokrasi atau ajang demokrasi.

Tentu kita masih ingat apa yang pernah dikatakan salah satu tokoh pada masa Orde Baru bahwa pemilihan umum merupakan sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya dan merupakan lembaga demokrasi (Ali Moertopo). 

Sebagai lembaga demokrasi, pemilu juga menjadi ajang kompetisi di antara para anak bangsa melalui partai-partai politik.  Setiap partai mengusung visi, misi dan programnya masing-masing. Tentu saja semuanya bertujuan untuk pembangunan bangsa, namun dengan berbagai macam tawaran 

Tidak bisa dipungkiri bahwa proses itu antara pribadi atau calon yang satu dengan calon yang lain berseberangan visi dan misinya, antara partai yang satu dengan partai yang lain pun demikian. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa bisa terjadi saling sikut menyikut, menyakitkan dan bahkan mematikan. Itulah proses demokrasi. Pada hal tujuan dari pemilu sesungguhnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan umum (bonum comunne). 

Hari Kasih Sayang

Tanggal 14 Februari dirayakan sebagai Hari Kasih Sayang. Pada hari ini biasanya banyak orang memanfaatkan momen hari Valentine  untuk merayakan bersama orang-orang tercinta dengan tukar kado dan mengirimkan kartu ucapan.  

Menurut kisah, ada seorang imam bernama Valentinus yang secara diam-diam memberontak melawan Kaisar Claudius II yang memerintahkan semua pria untuk menjadi serdadu dalam peperangan di seluruh kekaisaran Romawi. Ia melarang adanya perkawinan di seluruh wilayahnya dan semua pertunangan dibubarkan. Para gadis Romawi berduka karena ditinggalkan kekasihnya. Maka diam-diam Imam Valentinus menerima dan memberkati pasangan-pasangan yang mau menikah. Ada satu pasang, dua pasang. Demikianlah pasangan-pasangan lain berdatangan untuk diteguhkan perkawinannya oleh Imam Valentinus. 

Rahasia itu tidak bertahan lama. Berita tentang apa yang dilakukan Imam Valentinus akhirnya sampai ke telinga Kaisar. Claudius tentu sangat marah. Ia memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan memenjarakan imam Valentinus.  Pasangan-pasangan suami istri yang pernah diberkati perkawinannya oleh Valentinus berusaha mengupayakan pengampunan dari kaisar, namun usaha itu tak berhasil. 

Dari dalam penjara, Imam Valentinus sempat menyembuhkan anak gadis sang sipir penjara dari kebutaan. Mendengar keajaiban itu, Kaisar Claudius  bertambah amarahnya dan memutuskan agar imam Valentinus dipenggal kepalanya. Pada pagi hari sebelum dieksekusi pada tanggal 14 Februari 270, imam Valentinus sempat menulis sepucuk surat sebagai pesan selamat tinggal kepada puteri sang sipir. Tulisan itu berbunyi "Dari Valentine-mu". 

Demikianlah peristiwa Valentine selalu dirayakan sebagai 'Hari Kasih Sayang' baik di antara para muda-mudi yang sedang jatuh cinta maupun di antara para suami istri untuk saling menguatkan cinta dan kasih sayang mereka.

Pemilu 2024 Ajang Politik "Kasih Sayang"

Ada dua peristiwa penting yang terjadi pada waktu yang sama yaitu Pemilu dan Kasih Sayang. Pesan atau makna dari masing-masing peristiwa tentu saja berbeda. tetapi apabila kita mencoba menyatukannya, niscaya dapat menemukan benang merah di antara keduanya. 

Pertama: Bukan kebetulan DPR, Pemerintah dan KPU menetapkan tanggal 14 Februari 2024 sebagai hari pemilihan umum. Artinya pemilu 2024 bertepatan dengan Valentine day atau Hari Kasih Sayang.

Kedua: Pemilu merupakan pesta demokrasi, bertujuan untuk memilih para wakil rakyat.  Valentine day adalah Hari Kasih Sayang merupakan kesempatan untuk semakin menguatkan rajutan kasih sayang antar manusia.

Ketiga: Dalam proses menuju pemilu selalu saja ada persoalan-persoalan terutama di antara partai politik peserta pemilu. Juga antara para calon legislatif atau calon presiden. Selama masa kampanye pasti saling melukai. Tidak mungkin tidak karena ini merupakan hajatan berkompetisi. Sementara hari kasih sayang mengajarkan kita untuk saling mengasihi. Meninggalkan egoisme pribadi untuk mencapai tujuan bersama.

Keempat: Dengan penetapan tanggal 14 Februari terbersit maksud bahwa pemilu 2024 menjadi pemilu yang berbeda dari 12 kali pemilu sebelumnya mulai dari Orde Lama menuju Orde Baru hingga Orde Reformasi. 

Kesimpulan

1. Semua peserta pemilu baik itu calon Presiden dan Wakil Presiden maupun calon anggota legislatif  dan partai politik hendaknya menyadari dan memaknai pemilu 2024 sebagai pemilu yang lain yang berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. 

2. Pemilu 2024 mengajarkan untuk kembali ke 'Fitrah Pemilu' sebagai pesta demokrasi, pestanya rakyat yang mesti diisi dengan berbagai kebaikan sebagaimana diamanatkan oleh Hari Kasih Sayang itu sendiri. 

3.  Diharapkan Pemilu 2024 menghasilkan pemimpin-pemimpin yang lebih mengedepankan hati /kasih daripada kekerasan. 

Semoga bermanfaat.

Atambua, 31.01.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun