KISAH SEORANG PELONCAT INDAH
KISAH
Kisah seorang peloncat indah yang cukup terkenal, tapi karena sibuk, dia melupakan Gereja dan Tuhannya. Oleh pelatihnya sering diingatkan, tapi tidak pernah dihiraukannya.
Suatu hari yang masih gelap, dia mau berlatih di salah satu kolam renang indoor. Dia naik ke tangga untuk menuju papan loncat yang cukup tinggi. Hari masih gelap. Cuma ada cahaya remang-remang. Dia membelakangi kolam renang dengan maksud mau loncat membelakangi dan kakinya bergeser pelan ke ujung papan dan merentangkan ke dua tangannya bersiap-siap untuk terjun.
Ketika dia menatap ke depan di sana ada dinding dia melihat bayangan dirinya sendiri yang sedang merentangkan tangan dan kelihatan persis seperti sebuah salib.
Dia tersentak dan tiba-tiba timbul suatu perasaan merasa bersalah, karena tiba-tiba teringat kata-kata nasehat pelatihnya untuk berdoa dan pergi ke gereja.
Dia tertunduk sedih dan berlutut menangis, menyesal dan berdoa kepada Tuhan.
Cukup lama......Hingga terang pagi menerangi sekitarnya. Setelah sekian lama dia merasa lega dan mulai berdiri untuk melanjutkan latihannya.
Dia menoleh ke bawah dan dia kaget luar biasa, karena air kolam renang kosong.
Hari itu memang adalah hari di mana kolam di cuci. Dia menangis terharu, karena tangan Tuhan sudah menyelamatkan dia tepat pada waktunya.
PESAN UNTUK HIDUP
1. Lihat, betapa besar kasih Tuhan kepada kita. Biar terkadang kita “bandel”, namun Tuhan tetap mengasihi kita karena kasih-Nya tanpa syarat. Tidak ada kata terlambat, dalam kamus Tuhan.
2. Pertolongan Tuhan selalu datang pada saat tepat karena semua saat adalah saatnya Tuhan.
3. Santa Teresa dari Kalkuta: “Setiap kali Anda berbagi kasih kepada orang lain, Anda akan menyadari bahwa kedamaian muncul dalam diri Anda sendiri dan sesama”.
4. Kata Pengkhotbah: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir” (Pkh 3: 11)
Atambua, 21 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H